Alasan Peninjauan Kembali Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali Lebih dari Satu Kali T1 312011018 BAB II

33 Semoga ini menjadi masukan untuk lembaga legilsatif yang sedang dalam proses RUU Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

b. Alasan Peninjauan Kembali

Pada Pasal 263 ayat 2 KUHAP menyatakan, permintaan peninjauan kembali dilakukan atas dasar pertama apabilah terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan berupa keputusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan contoh kasus yang paling populer adalah Sengkon dan Karta. Kedua apabilah dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti ternyata bertentangan satu dengan yang lain. Hal ini bisa terjadi karena pertentangan antara putusan pidana dengan putusan perdata. Misalnya terdakwa dijatuhi pidana karena penggelapan dalam jabatan sebagaimana Pasal 374 KUHP. 3 Ketiga apabilah putusan dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan atau suatu kekeliruan. Contohnya dalam putusan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah 3 Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaanya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidan penjara paling lama lima tahun 34 Agung menyatakan bersalah kepada terdakwa kerena melakukan kejahatan pembunuhan. Kemudian terdakwa melalui kuasanya mengajukan peninjauan kembali. Mahkamah Agung menerima keberatan tersebut dengan pertimbangan, tidak seorangpun saksi yang melihat bahwa terdakwa menolak korban hingga jatuh dari kereta api yang menyebabkan korban mati, juga tak seorangpun melihat bahwa terdakwa mengambil uang dan baju korban, juga orang tua korban, polisi dan jaksa hanya menduga bahwa terdakwa telah membunuh korban yang hanya disarkan atas kesimpulan, dan hukum tidak membenarkan seorang diadili berdasarkan dugaan-dugaan kesimpulan sendiri yang tidak didasarkan dengan alat-alat bukti yang sah. 4

c. Tata Cara Mengajukan Peninjauan Kembali

Dokumen yang terkait

Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana (Perspektif Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung dan Sistem Hukum Islam)

0 12 0

SKRIPSI PENGARUH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/PUUXI/ 2013 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DAPAT DILAKUKAN LEBIH DARI SATU KALI TERHADAP VONIS PIDANA MATI.

0 2 11

PENDAHULUAN PENGARUH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/PUUXI/ 2013 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DAPAT DILAKUKAN LEBIH DARI SATU KALI TERHADAP VONIS PIDANA MATI.

0 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali Lebih dari Satu Kali T1 312011018 BAB I

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali Lebih dari Satu Kali

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB I

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB II

0 6 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkonsistensi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: studi terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi T1 312012002 BAB IV

0 0 4

UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 34/PUU-XI/2013 DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KEPASTIAN HUKUM.

0 2 100

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI (MK) NO, 34/PUU-XI/ 2013 TENTANG KEBOLEHAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYAH - Raden Intan Repository

0 0 63