94
2. Tabel 1.1 Pendapat Mahkamah Konstitus
No Pokok permohonan Alasan Pemohon Pendapat Mahkamah Konstitusi
1 Ne bis in indem
Bahwa Pasal 268 ayat 3 KUHAP perna dimohonkan pengujian
konstistusianlanya dan telah di putus Mahkamah Konstitusi Nomor
16PUU-VIII2010, tanggal 15 Desember 2010.
Berdasarkan ketentuan Pasal 60 ayat 2 dikecualikan jika materi muatan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dijadikan dasar
pengujian berbeda maka terhadap pasal yang telah
diajukan pengujian
konstitusionalitasnya dan telah diputus oleh Mahkamah dapat diuji kembali apabila
terdapat dasar pengujian yang berbeda. Berdasarkan Pasal 28C ayat 1 khususnya
mengenai hak untuk memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
kaitannya dengan keadaan baru dalam rangka mengajukan peninjauan kembali atas
perkara yang telah diputus oleh Mahkamah Agung. Oleh karena itu, pendapat Mahkamah
permohonan para Pemohon tidak ne bis in idem.
2 Hak Terpidana
1. Terkait dengan keadilan yang
merupakan hak konstitusional bagi sesorang yang dijatuhi pidana.
Selain itu
kemungkinan di
temukanyakeadaan baru novum dapat ditemukan kapan saja, tidak
dapat ditentukan secara pasti kapan waktunya maka adilkah peninjaun
kembali di batasi hanya satu kali sebagaimana di tentukan daalam
pasal 268 ayat 3 KUHAP. 1.
Bahwa upaya hukum luar biasa peninjaun kembali secara historis-filosofis merupakan
upaya hukum yang lahir demi melindungi kepentingan
terpidana. Menurut
Mahkamah, upaya
hukum peninjaun
kembali berbeda dengan banding atau kasasi sebagai upaya hukum biasa. Upaya hukum
biasa harus dikaitkan dengan prinsip kepastian hukum karena tanpa kepastian
hukum, menentukan limitasi waktu dalam pengajuan upaya hukum biasa, justru akan
menimbulkan ketidakpastian hukum yang tentu akan melahirkan ketidakadilan dan
proses hukum yang tidak selesai. . Keadilan tidak dapat dibatasi oleh waktu atau
ketentuan formalitas yang membatasi bahwa upaya hukum luar biasa peninjauan kembali
hanya dapat diajukan satu kali, karena mungkin
saja setelah
diajukannya peninjauan kemabali dan diputus, ada
keadaan baru novum yang substansial baru ditemukan yang pada saat peninjauan
kembali sebelumnya belum ditemukan. Adapun penilaian mengenai sesuatu itu
novum atau bukan novum, merupakan kewenangan Mahkamah Agung yang
memiliki kewenangan mengadili pada tingkat peninjauan kembali. Oleh karena itu,
yang menjadi syarat dapat ditempuhnya upaya hukum luar biasa adalah sangat
materiil atau substansial dan syarat yang
95
3. Putusan Mahkamah Konstitusi