Proses pembentukan peraturan pemerintah penganti Undang-Undang Proses pembentukan peraturan pemerintah dan peraturan perundang-

Rakyat kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang .Penyampaian rancangan undang-undang tersebut paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. 193 Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak rancangan undang-undang tersebut disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden dan dalam hal rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud tersebut diatas tidak ditandatangani oleh Presiden dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak rancangan undang-undang tersebut disetujui bersama, maka rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib di undangkan. 194

2. Proses pembentukan peraturan pemerintah penganti Undang-Undang

PERPU. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPU merupakan peraturan yang dibentuk dalam keadaan “kegentingan yang memaksa” oleh karena itu proses pembentukannya agak berbeda dengan pembentukan dengan suatu Undang- Undang. Apabila kita melihat pada ketentuan pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya, maka Peraturan Pemeintah Pengganti Undang-Undnag mempunyai hierarki, fungsi dan materi muatan yang sama dengan Undang-Undang, 193 Pasal 37 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 194 Pasal 38 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Universitas Sumatera Utara hanya didalam pembentukannya ia berbeda dengan suatu Undang-Undang. Suatu Undang-Undang selalu terbentuk oleh Presiden dengan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat dan dalam keadaan normal, sedangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPU dibentuk oleh Presiden tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat karena adanya kepentingan yang memaksa. Selanjutnya setelah Peraturan Pemeritah Pengganti Undang-Undang PERPU yang telah terbentuk, kemudian diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk pengajuan rancangan undang-undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang. Selama diadakan pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat, Rancangan Undang-Undang yang berasal dari Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang PERPU tersebut dinyatakan tetap mempunyai daya laku dan tetap mengikat umum sampai suatu saat dinyatakan ditolak atau disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi suatu undang-undang.

3. Proses pembentukan peraturan pemerintah dan peraturan perundang-

undangan lainnya. Bentuk Peraturan yang ditetapkan oleh Presiden ada dua macam yaitu Peraturan pemerintah dan Peraturan Presiden. Peraturan Pemerintah adalah bentuk peraturan yang berkaitan dengan kewenangan regulatif yang ada di tangan Presiden untuk melaksanakan perintah Undang-Undang UU. Dengan begitu. Peraturan Universitas Sumatera Utara Pemerintah dapat dipahami sebagai peraturan yang ditetapkan karena diperintahkan oleh UU untuk dapat dibuat atau ditetapkan oleh Presiden. 195 Untuk menjalankan Undang-Undang, maka diperlukan peraturan pemerintah sebagai aturan pelaksanaanya. Lebih lanjut dijelaskan tentang pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menentukan bahwa materi muatan Peraturan Pemerinah berisi materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undnag- Undang sebagaimana mestinya 196 . Penjelasan pasal tersebut mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ”sebagaimana mestinya” adalah materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tidak boleh menyimpang dari materi yang diatur dalam Undang-Undang yang bersangkutan. Sebagaimana yang diketahui bahwa selain jenis-jenis Peraturan Perundang- Undangan yang penyebutannya terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 masih terdapat jenis lainnya yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 , Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang tersebut menentukan bahwa : a. Jenis dan hierarki Peraturan Peraturan Perundang-Undangan adalah sebagai berikut : 1. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan adalah sebagai berikut. a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b. Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. c. Peraturan Pemerintah. 195 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia,Op.Cit, hlm 284. 196 Pasal 10 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Universitas Sumatera Utara d. Peraturan Presiden. e. Peraturan Daerah. Seperti yang telah diuraikan, bahwa Peraturan Presiden adalah Peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara sebagai atribusi dari pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan materi muatan peraturan daerah ditentukan dalam pasal 12 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 yang menentukan bahwa jenis Peraturan Perundangan yang diakui keberadaannya yang dikaitkan dengan penjelasan pasal 7 ayat 4 antara lain adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Menteri, Kepala Badan, Lembaga atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh Undang-Undnag atau pemerintah atas perintah undang-undang, dewan perwakilan rakyat daerah provinsi, Gubernur, dewan perwakilan rakyat daerah kabupatenkota, Bupatiwalikota, Kepala Desa atau yang setingkat 197 . Pembahasan rancangan peraturan daerah di dewan perwakilan rakyat daerah dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat daerah bersama gubernur atau bupati walikota. 198 Pembahasan bersama sebagaimana dimaksud tersebut diatas adalah 199 : 197 Rahimullah, Hukum Tatanegara Ilmu Perundang-Undangan, PT.Gramedia, Jakarta, 2006, hlm 75 198 BAB VII Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Universitas Sumatera Utara a. Pembahasan rancangan peraturan daerah di dewan perwakilan rakyat daerah dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat daerah dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat daerah bersama gubernur atau bupatiwalikota. b. Tingkat-Tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud pada point 2 dilakukan dalam rapat komisipanitiaalat kelengkapan dewan perwakilan rakyat daerah yang khusus mengenai bidang legislagi dan rapat paripurna. Dan rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh dewan perwakilan rakyat daerah dan gubernur atau bupati walikota disampaikan oleh pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah kepada gubernur atau bupatiwalikota untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah . Dalam hal rancangan peraturan daerah sebagaimana pada dimaksud pada ayat 1 tidak ditandatangani oleh gubernur atau bupati walikota dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak rancangan peraturan daerah tersebut disetujui bersama, maka rancangan peraturan daerah tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib di undangkan. 200 199 Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 200 Pasal 38 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Universitas Sumatera Utara 156

BAB IV PROSEDUR PENDIRIAN DAN PENYESUAIAN

YAYASAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Dalam salah satu amar putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia nomor 11-14-21-126-136-VII2009 , Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia telah memberikan penafsiran tersendiri mengenai ”Badan Hukum Pendidikan”sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Badan Hukum Pendidikan bukanlah nama dan badan hukum tertentu, melainkan sebutan fungsi penyelenggaraan pendidikan dan bukan sebagai bentuk badan hukum tertentu. Amar putusan ini mempunyai arti yang tegas jika dikaitkan dengan salah satu pertimbangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ketika memutuskan gugatan yang menyatakan bahwa suatu lembaga pendidikan harus dikelola oleh suatu badan hukum. Berpijak dari putusan Mahkamah Konstitusi dan dikaitkan dengan pertimbangannya maka dapat dijelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan formal oleh swasta kembali menggunakan badan hukum yayasan yang sudah ada.

C. Prosedur pendirian Yayasan

Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Hal ini menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara pendiri adalah bukanlah pemilik yayasan karena sudah sejak semula telah memisahkan sebahagian kekayaannya menjadi milik badan hukum yayasan. 201 Pasal 9 undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan menyatakan bahwa : 1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebahagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. 2. Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia. 3. Yayasan dapat didirikan dengan surat wasiat. 4. Biaya pembuatan akta notaris sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 5. Dalam hal Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 didirikan oleh orang asing atau bersama-sama orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirian Yayasan tersebut diatur dengan peraturan pemerintah. Yang dimaksud dengan ”orang” dalam ketentuan ayat 1 diatas adalah orang perseorangan atau badan hukum. Yayasan juga dapat didirikan dengan akta wasiat maksudnya adalah apabila terdapat surat wasiat yang berisi pesan untuk mendirikan yayasan, maka hal ini dianggap sebagai kewajiban bagi yang ditunjuk sebagai pelaksana wasiat sehingga penerima wasiat dapat bertindak mewakili pemberi wasiat. Pasal 10 undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan menyatakan bahwa : 1. Dalam pembuatan akta pendirian Yayasan, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa. 2. Dalam hal pendirian Yayasan dilakukan berdasarkan surat wasiat, penerima wasiat bertindak mewakili pemberi wasiat. 3. Dalam hal surat wasiat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dilaksanakan, maka atas permintaan pihak yang berkepentingan, 201 Chatamarrasjid Ais, Badan Hukum Yayasan, Op.Cit, hlm. 27. Universitas Sumatera Utara pengadilan dapat memerintahan ahi waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut. Persyaratan yang harus dilaksanakan untuk melakukan pendirian yayasan adalah membuat akta pendirian yayasan yang memuat anggaran dasar dan keterangan lain yang dianggap perlu, seperti nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir serta kewarganegaraan pendiri, pembina, pengurus dan pengawas dan Akta pendirian memuat anggaran dasar yang dianggap perlu sekurang-kurangnya memuat : a. Nama dan tempat kedudukan. b. Maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. c. Jangka waktu pendirian. d. Jumlah kekayaan awal yang terpisahkan dari kekayaan pribadi, pendiri dalam bentuk uang atau benda. e. Cara memperoleh dan penggunaan kekayaan. f. Tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota pembina, pengurus, dan pengawas. g. Hak dan Kewajiban anggota pembina, pengurus dan pengawas. h. Tata cara penyelenggaraan rapat organ yayasan. i. Ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar. j. Penggabungan dan pembubaran yayasan. k. Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan setelah pembubaran. Universitas Sumatera Utara Akta autentik merupakan syarat formal pendirian yayasan. Apabila diperhatikan ketentuan pasal 9 ayat 2 bahwa yayasan harus didirikan dengan akta notaris dan harus dibuat dalam bahasa Indonesia, berarti bahwa tanpa adanya akta notaris, maka pendirian yayasa tidak akan pernah ada. 202 Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia. Segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus atas nama yayasan sebelum yayasan memperoleh status badan menjadi tanggung jawab pengurus secara tanggung renteng. Pasal 11 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan menyatakan bahwa : 1. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2 memperoleh pengesahan dari Menteri. 2. Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan tersebut. 3. Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada Menteri dalam jangka waktu pling lambat 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani. 4. Dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tangal permohonan diterima secara lengkap. 5. Instansi terkait terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 4, wajib menyampaikan jawaban dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan diterima. 6. Permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan kepada menteri melalui notaris yang membuat akta pendirian yayasan 202 Anwar Borahima, Kedudukan Yayasan di Indonesia: Eksistensi,Tujuan dan Tanggung Jawab Yayasan, Op.Cit, hlm 44. Universitas Sumatera Utara tersebut. Notaris tersebut wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada menteri dalam jangka waktu 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yayasan ditandatangani. Pasal 12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan menyatakan bahwa : 1. Permohonan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 diajukan secara tertulis kepada Menteri. 2. Pengesahan terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. 3. Dalam hal diperlukan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 4, pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal jawaban atas permintaan pertimbangan dari instansi terkait diterima. 4. Dalam hal jawaban atas pemintaan pertimbangan tidak diterima, pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan disampaikan kepada instansi terkait. Pasal 24 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan menyatakan bahwa : 1. Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui atau telah diberitahukan wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 2. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Menteri dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan disahkan atau perubahan Anggaran Dasar disetujui atau diterima Menteri. 3. Tata cara mengenai pengumuman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Menurut Sudargo Gautama 203 keharusan pengumuman ini adalah wajar untuk memenuhi asas publisitas. Dengan adanya asas publisitas ini, kiranya wajar jika pihak 203 Sudargo Gautama, Komentar Atas Undang-Undang Perseroan Terbatas Baru Tahun 1995 No.1 Perbandingan dengan Peraturan Lama , Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1995, hlm 28. Universitas Sumatera Utara ketiga menjadi terikat dengan apa yang ditentukan dalam akta pendirian termasuk anggaran dasarnya. Hal ini dikarenakan semua pihak sebagai umum yang tidak ikut dalam akta ini, dapat mengetahui apa yang merupakan isi dari badan hukum, karena pengumuman dalam Tambahan Berita Negara yang juga adalah untuk diketahui oleh umum. Dengan adanya pengumuman dalam tambahan berita negara, maka setiap orang dianggap mengetahui menurut hukum sesuai asas “Setiap orang dianggap menurut hukum mengetahui hukum.” Permohonan pengesahan yayasan pendidikan yang telah diselesaikan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 11-14-21-126-136PUU-VII2009 April 2010 sampai dengan Mei 2011 adalah 1186 yayasan pendidikan, dimana pengurusan permohonan pengesahan dan persetujuan perubahan anggaran dasar Yayasan diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia c.q Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dengan proses sebagai berikut 204 : 204 Hasil wawancara dengan Luluk Ratnaningtyas, Kepala Sub Direktorat Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, pada tanggal 27 Mei 2011. Universitas Sumatera Utara 1. Tata Cara Pendirian Yayasan Pendidikan Oleh Orang Perseorangan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia. Tata Cara Pendirian Yayasan Pendidikan oleh orang perseorangan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia terdiri dari : a. Membuat Akta Yayasan Pendidikan yang bersifat Notariil atau dengan Akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia 205 dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Mencantumkan identitas Pendiri, baik itu orang perseorangan ataupun Badan Hukum. 205 sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang tentang Yayasan . + , - , . . 1. 2 2 3 Universitas Sumatera Utara 2 Mencantumkan pemisahan sebagian harta kekayaan pribadi Pendiri warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia yang dijadikan kekayaan awal Yayasan Pendidikan paling sedikit Rp. 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah. 206 3 Mencantumkan nama dan tempat kedudukan Yayasan Pendidikan tersebut. 207 4 Mencantumkan maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan Pendidikan. 208 5 Mencantumkan jangka waktu Pendirian Yayasan Pendidikan. 209 6 Mencantumkan cara memperoleh dan menggunakan kekayaan. 210 7 Mencantumkan organ Yayasan Pendidikan dan tata cara pengangkatan, pemberhentian serta penggantian anggota pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan Pendidikan. 211 8 Mencantumkan hak dan kewajiban dari anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan Pendidikan. 212 9 Mencantumkan mengenai penyelenggaraan rapat organ Yayasan Pendidikan. 213 206 Sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentan Yayasan. 207 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf a Undang-Undang Tentang Yayasan. 208 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf b Undang-Undang Tentang Yayasan. 209 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf c Undang-Undang Tentang Yayasan. 210 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf e Undang-Undang Tentang Yayasan. 211 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf f Undang-Undang Tentang Yayasan. 212 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf g Undang-Undang Tentang Yayasan. 213 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf h Undang-Undang Tentang Yayasan. Universitas Sumatera Utara 10 Mencantumkan ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan. 214 11 Mencantumkan tentang penggabungan dan pembubaran Yayasan Pendidikan. 215 12 Mencantumkan penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan Pendidikan bersangkutan setelah pembubaran. 216 b. Mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan Pendidikan untuk memperoleh status Badan Hukum Yayasan Pendidikan yang diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui pendiri Yayasan Pendidikan atau kuasanya melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan Pendidikan atau kuasanya melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan Pendidikan. 217 Dalam permohonan pengesahan tersebut turut dilampirkan antara lain. 1. Salinan akta pendirian Yayasan Pendidikan bersangkutan. 218 2. Fotokopi Nomor Pokok wajib Pajak Yayasan Pendidikan yang telah dilegalisir oleh Notaris. 219 214 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf i Undang-Undang Tentang Yayasan. 215 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf j Undang-Undang Tentang Yayasan. 216 Sesuai dengan Pasal 14 ayat 2 huruf k Undang-Undang Tentang Yayasan. 217 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 218 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 219 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. Universitas Sumatera Utara 3. Surat Pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan Pendidikan tersebut yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan Pendidikan dan diketahui oleh Lurah atau Kepala Desa setempat. 220 4. Bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan Pendidikan tersebut atau pernyataan tertulis dari Pendiri Yayasan Pendidikan yang mana memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan Pendidikan. 221 5. Surat Pernyataan Pendiri Yayasan Pendidikan bersangkutan mengenai keabsahan kekayaan awal. 222 6. Bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan Pendidikan. 223 c. Jangka waktu pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan Pendidikan tersebut paling lama 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan Pendidikan ditandatangani. 224 d. Setelah permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan Pendidikan diterima lengkap oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik 220 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf c Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 221 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf d Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 222 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf e Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 223 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 huruf f Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. 224 Sesuai dengan Pasal 15 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan. Universitas Sumatera Utara Indonesia maka pengesahan akta pendirian Yayasan akan diberikan paling lambat dalam jangka waktu 14 empat belas hari terhitung sejak permohonan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Cq Direktur jenderal administrasi Hukum Umum dan selanjutnya akan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lama 14 empat belas hari setelah pengesahan akta Yayasan bersangkutan diberikan.

2. Tata Cara pendirian Yayasan Pendidikan Oleh Orang Asing Warga