Stabilitas Koloid Lateks Bahan Pengisi

1. Ada kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air serum misalnya assosiasi komponen-komponen bukan karet pada permukaan partikel-partikel karet. Ion-ion Logam Ion-ion logam atau ion-ion anorganik yang dijumpai dalam lateks seperti ion Ca 2+ , Mg 2+ , Fe 2+ , Cu 2+ , Na 2+ , dan Mn 2+ . Ion-ion logam seperti Ca 2+ dan Mg 2+ yang terdapat dalam lateks dapat menetralkan muatan negatif dari partikel lateks dan menyebabkan terganggunya kemantapan lateks serta rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks serta rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks akan menyebabkan terbentuknya flokulasi dan lateks menggumpal. Oleh karena itu kandungan ion logam dari lateks sebaiknya rendah selain dapat menggangu kemantapan serta kestabilan sistem koloid lateks juga dapat mempercepat proses oksidasi karet oleh udara yang menyebabkan terjadinya pengusangan karet Budiman. S., dkk, 1983.

2.2. Stabilitas Koloid Lateks

Lateks dikatakan mantap apabila sistem koloidnya stabil, yaitu tidak terjadi frokulasi atau penggumpalan selama penyimpanan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lateks tersebut adalah sebagai berikut : 2. Adanya interaksi antara partikel-partikel karet itu sendiri Robert, A. D., 1988. Disamping kedua faktor di atas ada tiga faktor lain yang dapat menyebabkan sistem koloid partikel-partikel karet menjadi tetap stabil, yaitu : 1. Adanya muatan listrik pada permukaan partikel karet sehingga terjadi gaya tolak menolak antara dua atau lebih partikel karet tersebut. 2. Adanya interaksi antara molekul air dengan partikel karet yang menghalangi terjadinya penggabungan partikel-partikel karet tersebut. 3. Energy bebas antara permukaan yang rendah. Sistem koloid lateks terbentuk karena adanya lapisan lipida yang teradsorpsi pada pernukaan partikel karet lapisan primer dan lapisan protein pada lapisan luar lapisan Universitas Sumatera Utara sekunder memberikan muatan pada permukaan partikel koloid. Penambahan bahan pengawet ammonia dan bahan pemantap ammonium laurat akan menyempurnakan lapisan pelindung tersebut Ompusunggu, M dan A. Darussamid, 1989.

2.3. Penggumpalan Lateks

Rusaknya kemantapan sistem koloid lateks mengakibatkan terjadinya penggumpalan. Kerusakan ini dapat terjadi antara lain dengan jalan penetralan muatan protein dengan penambahan asam sehingga muatan negatif dan muatan positif lateks setimbang tercapai titik isoelektrik. Titik isoelektrik dari lateks pada umumnya sekitar pH 4,7. Penggumpalan diawali dengan flokulasi yaitu interaksi antara partikel karet dengan partikel karet lainnya selanjutnya terjadilah koagulasi.

2.3.1. Bahan Penggumpal Lateks

Untuk memperoleh hasil karet yang bermutu tinggi, penggumpalan lateks hasil penyadapan di kebun dan kebersihan harus diperhatikan. Hal ini pertama-tama berlaku untuk alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan penggumpalan lateks bersentuhan dengannya. Selain dari kemungkinan pengotor lateks oleh kotoran-kotoran yang kelak sukar dihilangkan, kotoran tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya prokougulasi dan terbentuknya lump sebelum lateks sampai di pabrik untuk diolah. Penggumpalan lateks dilaksanakan 3-4 jam setelah penyadapan dilakukan. Dalam keadaan tertentu, pada saat penggumpalan lateks biasa juga menggunakan obat anti koagulasi antikoagulan untuk mencegah terjadinya prokougulasi. Tetapi penggunaan anti koagulasi ini harus dibatasi sampai batas sekecil-kecilnya, karena biasanya cukup besar dan kadang-kadang lateks yang dibubuhi antikoagulan memerlukan obat koagulan misalnya asam semut yang terpaksa kadarnya harus dinaikkan. Penambahan asam yang berlebihan dalam proses koagulasi juga dapat menghambat proses pengeringan Setyamidjaja, 1993. Penggumpalan dengan cara penetralan muatan dalam lateks dapat juga terjadi dengan sendirinya akibat kontaminasi dengan mikroba yang terdapat disekelilingnya. Mikroba ini merombak senyawa-senyawa bukan karet seperti karbohidrat, protein atau lipid menghasilkan lemak eteris asam asetat dan asam propionat. Penggumpalan dapat juga terjadi dengan cara dehidrasi yaitu dengan penambahan alcohol yang bersifat menarik air. Penggumpalan dapat juga dilakukan dengan penambahan larutan Universitas Sumatera Utara elektrolit bermuatan positif yang menetralkan muatan negatif dari sistem koloid seperti kalsium dan magnesium Roberts, 1988 Adapun bahan-bahan penggumpal lateks yang sering digunakan adalah asam asetat CH 3 COOH dan asam formiat HCOOH. Pada waktu penggumpalan lateks harus diperhatikan hal-hal berikut : 1. Jumlah asam yang harus sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 20 ml CH 3 COOH 2,5 atau 20 ml HCOOH 2 tiap 1 liter lateks. 2. Pengadukan harus hati-hati dan sempurna karena dapat menyebabkan gelembung udara, ketebalan dan kekerasan koagulum yang tidak merata.

2.3.2. Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2 H 4 O 2 . Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3 -COOH, CH 3 COOH, atau CH 3 CO 2 H. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam Asetat Acetic Acid, Ethanoic Acid, Methyl Carboxylic Acid adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CH 3 COOH, berupa cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Bahan kimia ini memiliki titik didih sekitar 117,9 °C pada tekanan 1 atm, dan pada konsentrasi tinggi akan menimbulkan korosi pada berbagai jenis logam Togeas, James B, 2005. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH 3 COO - . Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati Wagner, Frank S., 1978. Universitas Sumatera Utara Asam asetat CH 3 COOH berbentuk cairan tidak berwarna dengan bau yang menusuk. Zat ini korosif terhadap kulit manusia. CH 3 COOH dapat dibuat dengan cara sintetis dan dengan cara fermentasi. Secara fermentasi asam asetat dapat dibuat melalui proses pengubahan karbohidrat atau bahan-bahan yang mengandung gula dengan bantuan mikroba Zahara, 2005.

2.4. Bahan Pengisi

Pengisi adalah bahan yang banyak digunakan untuk ditambahkan pada bahan polimer yang dapat meningkatkan sifat-sifatnya dan kemampuan pemrosesan atau untuk mengurangi biaya. Bahan pengisi dapat digunakan sebagai penguat, perbaikan temperatur deformasi termal, pelindung, ketahanan cuaca dan perbaikan sifat percetakan Surdia, 1992. Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain : 1. Bahan pengisi yang tidak aktif. Yang hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan barit. 2. Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahan sobek, ketahan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang bahan pengisi aktif atau tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatife penghematan biaya Tim penulis, 1997. Tanah liat merupakan salah satu bahan pengisi non arang yang sering dipakai sebagai bahan pengisi pada industri karet. Tanah liat adalah mineral murah dan telah menjadi bagian penting dalam industri karet dimana penggunaannya sebagai bahan pengisi ekonomis untuk memodifikasi penciptaan dan performa karet alami maupun karet sintesis. Ada banyak jenis tanah liat, tapi montmorillonite mempunyai catatan Universitas Sumatera Utara panjang sebagai bahan anorganik paling penting yang ditambahkan sebagai pengisi lateks getah pohon karet alami Frounchi dkk., 2006; Dong dkk., 2006.

2.5. Arang