Sifat-sifat Karet Kandungan Lateks

2.1.2. Sifat-sifat Karet

Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-0,93. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 99 C, melunak pada 130 C dan terurai sekitar 200 C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena pencampuran dengan aditif. Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi, jelek. Sifat kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahan pelarut. Zat tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon Ompusunngu, 1987. Sejauh ini metode yang vulkanisir paling umum tergantung pada sulfur. Belerang, dengan sendirinya, adalah agen vulkanisir lambat dan tidak vulkanisir poliolefin sintetik. Bahkan dengan karet alam, belerang dalam jumlah besar, serta suhu tinggi dan periode pemanasan yang lama diperlukan dan untuk memperoleh efisiensi silang yang tidak memuaskan dengan kekuatan yang tidak memuaskan dan sifat penuaan. Hanya dengan akselerator vulkanisasi dapat kualitas yang sesuai dengan tingkat teknologi saat ini dapat dicapai. Banyaknya efek vulkanisasi dituntut tidak dapat diperoleh dengan satu substansi universal, sejumlah besar aditif beragam, terdiri dari cure package juga diperlukan. Paket yang dikombinasikan berdasarkan jenis karet terdiri dari belerang dan bermacam-macam senyawa yang memodifikasi kinetika silang dan menstabilkan produk akhir. Para akselerator dan aktivator adalah katalis . Tambahan tingkat kontrol dicapai dengan perlambatan agen yang menghambat vulkanisasi sampai beberapa waktu yang optimal atau suhu. Anti degradants digunakan untuk mencegah degradasi produk vulkanisat oleh panas, oksigen dan ozon Hans-Wilhelm Engels, 2004 .

2.1.3. Kandungan Lateks

Komponen-komponen bukan karet di dalam lateks sangat mempengaruhi sifat lateks, diantaranya ada yang berakibat bagus tetapi ada juga yang berakibat buruk terhadap lateks. Universitas Sumatera Utara Protein Kandungan protein yang terdapat dalam lateks segar berkisar antara 1,0-1,5 bv dan sekitar 20 dari protein tersebut teradsorbsi pada partikel lateks dan sebagian larut dalam serum. Protein yang teradsorbsi pada permukaan partikel karet berfungsi sebagai lapisan pelindung, dimana protein akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Walujono, K dan Sumarsono Kartowardojo., 1970. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein tersebut akan terurai sehingga lapisan pelindung partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan. Jenis protein yang terdapat dalam lateks telah diindentifikasi adalah globulin dan havein. Globulin teradsorbsi pada permukaan partikel karet. Sifat globulin adalah larut di dalam larutan garam dan oleh pengaruh panas akan mengalami denaturasi, sedangkan havein merupakan protein yang mudah larut dalam air dan lebih kecil kadarnya dari pada globulin serta terdapat di dalam serum Haradi basri, 1982. Karbohidrat Senyawa karbohidrat yang terkandung dalam lateks adalah sekitar 1 yang meliputi sukrosa, glukosa, galaktosa dan fruktosa. Karbohidrat yang terdapat di dalam lateks merupakan sumber energy bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga menyebabkan naiknya bilangan VFA Volatile Fatty Acid karena pembentukan asam- asam lemak ateris. Akibatnya pH lateks akan turun menuju titik isiolektrisnya dan menggumpal. Lipida Senyawa lipida juga terdapat di dalam lateks yang terdiri dari lipida netral dan lipida polar. Lipida polar merupakan senyawa fosfolipida seperti lesitin, fosfatidat. Senyawa lipida yang terdapat di dalam lateks seperti fosfolipida dapat berfungsi sebagai anti oksidan dan pemacu dalam proses vulkanisasi Chen, S, F., 1979. Universitas Sumatera Utara 1. Ada kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air serum misalnya assosiasi komponen-komponen bukan karet pada permukaan partikel-partikel karet. Ion-ion Logam Ion-ion logam atau ion-ion anorganik yang dijumpai dalam lateks seperti ion Ca 2+ , Mg 2+ , Fe 2+ , Cu 2+ , Na 2+ , dan Mn 2+ . Ion-ion logam seperti Ca 2+ dan Mg 2+ yang terdapat dalam lateks dapat menetralkan muatan negatif dari partikel lateks dan menyebabkan terganggunya kemantapan lateks serta rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks serta rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks akan menyebabkan terbentuknya flokulasi dan lateks menggumpal. Oleh karena itu kandungan ion logam dari lateks sebaiknya rendah selain dapat menggangu kemantapan serta kestabilan sistem koloid lateks juga dapat mempercepat proses oksidasi karet oleh udara yang menyebabkan terjadinya pengusangan karet Budiman. S., dkk, 1983.

2.2. Stabilitas Koloid Lateks