BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sejarah industri karet berawal sejak tahun 1493 dengan penemuan karet asli oleh Christoper Columbus. Karet terkenal pada tahun 1840 dimana Hancock dan Goodyear
menemukan proses pemvulkanisasi. Pada tahun 1900-an, keperluan karet meningkat dengan meningkatnya penggunaan bahan karet dalam otomotif. Didalam industri
karet, pencampuran dan vulkanisasi karet mentah dalam bidang material yang sesuai untuk aplikasi dalam berbagai penggunaannya didalam lingkungan yang berbeda
Hofman, 1967. Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan merapatkan
butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan pembeku
koagulan seperti asam formiat atau asam asetat. Menurut penelitian, terjadinya proses koagulasi adalah karena terjadinya penurunan pH. Lateks segar yang diperoleh
dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5 agar terjadi penggumpalan atau koagulasi, pH harus diturunkan sampai mendekati pH setimbang yaitu 4,7 Setiamidjaja, 1993.
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar yaitu mencapai 30 dari produk minyak. Cangkang
kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Dimana tebal dan tipisnya cangkang kelapa sawit ini tergantung pada varietas-varietas tanaman
kelapa sawit. Cangkang kelapa sawit ini dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Dimana arang aktif ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri
minyak, karet, gula dan farmasi Hadi, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Bahan pengisi sangat memegang peranan penting dalam industri ban dan polimer, karena fungsi bahan pengisi untuk menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kekuatan mekanik. Menurut Prayitno 1983, bahan pengisi sangat berpengaruh pada sifat-sifat karet vulkanisasi yang dihasilkan, baik jenisnya maupun
jumlahnya. Pada beberapa ramuan kompon, hitam arang merupakan bahan pengisi aktif karena selain sebagai pengisi, bahan ini juga berfungsi sebagai pewarna dan
penguat. Oleh karena itu penggunaan bahan pengisi hitam arang ini, maka barang jadi karet berwarna hitam.
Menurut Morton 1987 hitam arang adalah partikel-partikel karbon dalam bentuk unsur, hitam arang dihasilkan dengan cara menggabungkan hidrokarbon cair
atau gas menjadi unsur karbon dan hidrogen dengan pembakaran parsial atau dekomposisi termal. Hitam arang yang mempunyai luas permukaan yang tinggi dan
struktur yang besar bila digabungkan dapat menguatkan karet. Tanah liat merupakan salah satu bahan pengisi non arang yang sering dipakai
sebagai bahan pengisi pada industri karet. Tanah liat adalah mineral murah dan telah menjadi bagian penting dalam industri karet dimana penggunaannya sebagai bahan
pengisi ekonomis untuk memodifikasi penciptaan dan performa karet alami maupun karet sintesis. Ada banyak jenis tanah liat, tapi montmorillonite mempunyai catatan
panjang sebagai bahan anorganik paling penting yang ditambahkan sebagai pengisi lateks getah pohon karet alamai Frounchi dkk., 2006; Dong dkk., 2006.
Pocut Nurul 2007, analisis tentang sintesa dan karakteristik sifat mekanik karet alam dengan penambahan tanah liat nanokomposit. Hasil yang diperoleh adalah
terjadinya peningkatan yang drastis terhadap basal spacing dari matrik polimer dan menunjukkan interkalasi diantara polimer dengan pengisinya.
Nurul kamal 2005, menggunakan kaolin dan silika komersil sebagai bahan pengisi karet alam SMR L dan karet alam terperoksida ENR 50, diperoleh hasil
SMR L dengan menggunakan pengisi kaolin lebih baik sifat-sifat mekaniknya tetapi sifat kematangannya lebih lama dibandingkan dengan ENR 50 dengan pengisi kaolin.
Dengan perlakuan yang sama SMR L dengan bahan pengisi silika, mempunyai sifat mekanik dan kematangannya lebih baik dari pada SMR L dengan pengisi kaolin.
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan karbon serbuk kelapa dan karbon black sebagai bahan pengisi, menunjukkan bahwa karbon black lebih baik dari pada karbon serbuk kelapa, hal ini
ditinjau dari nilai viskositas mooney, ketahanan panas dan luas permukaan Egwaikhide, A.P., 2008.
Ramayana 2006 telah meneliti pengaruh konsentrasi arang kulit buah kopi terhadap sifat mekanik kompon karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat
mekaniknya menurun sehingga menurunkan kualitas sol sepatu. Rudi Munzirwan 2004 dimana asam penggumpal yang paling baik digunakan untuk lateks adalah
asam asetat CH
3
COOH karena menghasilkan nilai plastisitas Retensi Indeks PRI dan viskositas mooney yang lebih tinggi dari pada asam formiat. Hal ini menyebabkan
karet yang dihasilkan lebih keras dan tahan terhadap pengusangan atau oksidasi pada suhu tinggi sehingga mutu karet yang dihasilkan lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk memanfaatkan limbah cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengisi dan asam asetat sebagai bahan
penggumpal lateks, yang diharapkan dapat menghasilkan mutu karet yang lebih baik.
I.2. Permasalahan