BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Melasma 2.1.1 Pendahuluan
Melasma merupakan kelainan hipermelanosis yang sangat sering dijumpai, bersifat didapat, dengan distribusi simetris pada daerah yang sering terpapar sinar matahari dan biasanya
dijumpai pada wanita usia reproduksi. Melasma muncul dalam bentuk makula berwarna coklat
terang sampai gelap dengan pinggir yang iregular, biasanya melibatkan daerah dahi, pelipis, pipi, hidung, di atas bibir, dagu, dan kadang-kadang leher. Meskipun melasma dapat mengenai semua
orang, akan tetapi lebih sering pada wanita Asia dan Hispanik berkulit gelap.
2-11,15-18,19
2.1.2 Epidemiologi
Insiden pasti melasma masih belum diketahui. Banyaknya bahan-bahan pemutih yang dijual bebas berpengaruh terhadap keterbatasan insiden pasti yang sebenarnya.
1,2,4,6
Diperkirakan di Amerika Serikat, sekitar 5-6 juta wanita menderita kelainan ini.
10,15
Prevalensi melasma pada kulit Asia tidak diketahui akan tetapi diperkirakan berkisar 40 terjadi pada wanita dan 20
pada pria.
6
Di Asia Timur dilaporkan pasien yang datang berobat ke klinik kulit setiap tahunnya sebesar 0,25-40.
20
Di RSUP. H. Adam Malik Medan, berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis selama periode Januari sampai Desember 2009, dari total 5.369 pasien yang berobat
Universitas Sumatera Utara
ke Poliklinik Sub Bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 22 orang 0,41 diantaranya merupakan pasien dengan diagnosis melasma.
9
Melasma terutama mengenai wanita usia reproduksi, sedangkan pria hanya 10 dari keseluruhan kasus, dan secara klinis serta histologis memberikan gambaran yang sama seperti
pada wanita.
1,3,4,6,8,10,11
Penelitian oleh Goh dan Dlova di Singapura mendapatkan rasio melasma antara wanita dan pria sebesar 21:1. Di Indonesia perbandingan kasus melasma antara wanita dan
pria adalah 24:1, terbanyak pada wanita usia subur berusia 30-44 tahun dengan riwayat terpapar langsung sinar matahari.
20
Sudharmono dkk. 2004 di Jakarta, dari 145 pasien melasma hampir seluruh pasien berjenis kelamin wanita 97,93, kecuali 3 pasien berjenis kelamin pria
2,07.
21
Meskipun melasma dapat mengenai semua ras akan tetapi paling sering dijumpai pada ras berkulit gelap tipe kulit Fitzpatrick IV-VI terutama pada wanita ras Asia dan Hispanik yang
tinggal pada daerah dengan radiasi ultraviolet yang tinggi.
1,2,4,7,8,15,22-24
Pada wanita ras Latin, melasma lebih sering terjadi pada tipe kulit III-IV.
17
2.1.3 Etiologi
Etiologi melasma masih belum dimengerti.
1-3,23,25
Adapun faktor-faktor yang berperan dalam patogenesis melasma diantaranya faktor endokrin, predisposisi genetik, paparan radiasi
UV, dan faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang terlibat lainnya adalah kandungan tertentu yang terdapat dalam kosmetika, defisiensi nutrisi, obat-obat yang bersifat fototoksik, dan fotosensitif
atau fotoalergik, dan obat-obatan antikonvulsan yang apabila berkombinasi dengan sinar matahari akan ikut terlibat dalam patogenesis melasma.
1-5,8,10,12,15,16,24
Dari sekian banyak faktor etiologi yang berhubungan dengan melasma, paparan sinar matahari terlihat sangat berperan
penting.
5,8,22,26
Penelitian oleh Sanchez dkk., semua pasien yang bertempat tinggal di Puerto Rico
Universitas Sumatera Utara
dan sebagian besar onset melasmanya terjadi selama musim panas, pasien merasa pada musim dingin melasma mereka nyata berkurang. Pasien ini juga mengatakan bahwa paparan sinar
matahari akan memperparah melasma mereka.
5
Pathak dkk. memperkirakan bahwa pengaruh genetik dan paparan sinar matahari adalah yang sangat berperan.
4,12,27
Beberapa dari faktor-faktor tersebut telah diobservasi sedangkan yang lainnya telah dilakukan uji klinis.
5
Kira-kira sepertiga kasus melasma pada wanita, dan sebagian besar pada pria adalah idiopatik.
3,27,28
2.1.4 Patogenesis