Latar belakang Efektifitas Astaxanthin Oral disertai Gel Astaxanthin Dibandingkan dengan Astaxanthin Oral disertai Krim Triple Combination (Hidrokuinon 4%, Tretinoin 0,05%, Fluosinolon Asetonid 0,01%) dalam Pengobatan Melasma

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Melasma juga dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan berasal dari bahasa Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa makula coklat terang sampai kehitaman dengan pinggir iregular, berbentuk simetris pada daerah yang sering terpapar sinar matahari, terutama wajah. 1-8 Insiden pasti melasma masih belum diketahui. 1,2,6 Hasil penelitian Halder dkk., dari 2000 pasien kulit hitam yang mendatangi praktik pribadi ahli kulit di Washington DC menyatakan bahwa kelainan kulit peringkat ketiga tersering setelah vitiligo adalah masalah hiperpigmentasi. 4 Dari data rekam medis pasien yang datang berobat ke Poliklinik Sub Bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari sampai Desember 2009, didapati 22 orang 0,41 pasien melasma. 9 Melasma paling sering diderita wanita usia reproduksi, sedangkan pria 10 dari keseluruhan kasus. Melasma dapat terjadi pada semua ras, akan tetapi paling sering mengenai individu berkulit gelap tipe kulit Fitzpatrick IV, V, VI, yaitu bangsa Hispanik, Asia Timur dan Selatan yang merupakan daerah dengan radiasi sinar ultraviolet UV yang tinggi. 1-8 Meskipun penyebab pasti melasma masih kurang dimengerti, terdapat banyak faktor yang terlibat dalam etiopatogenesis melasma diantaranya faktor endokrin, predisposisi genetik, radiasi sinar matahari dan faktor lainnya seperti pemakaian bahan kosmetika tertentu, obat-obatan bersifat fototoksik dan fotoalergik, antikonvulsi, defisiensi nutrisi dan idiopatik. 1-8,10-12 Universitas Sumatera Utara Ada tiga bentuk klinis berdasarkan distribusi pigmen pasien melasma. Bentuk sentrofasial 63, malar 21 dan mandibular 16. Jumlah makula hiperpigmentasi bervariasi mulai dari lesi tunggal sampai multipel. 1,4,8 Meskipun melasma tidak mempunyai risiko secara medis, tetapi melasma dapat menganggu penampilan wajah, hal ini secara emosional sangat mengganggu penderita dan juga menjadi masalah sosial diberbagai negara. 10 Sayangnya, apabila seseorang mendapat melasma maka mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengalami rekurensi. 3 Melasma juga merupakan kelainan yang sulit diobati dengan pengobatan yang ada, meskipun salah satu kunci keberhasilan pengobatan telah dilakukan pemakaian tabir surya dan menghindari paparan sinar matahari. 2,4-7,11,13 Saat ini belum ada terapi spesifik yang benar-benar efektif untuk pasien melasma secara keseluruhan. Pengobatan yang ada memiliki efektifitas yang bervariasi terhadap depigmentasi. 1 Mengingat akan pentingnya bagi pasien dan para dokter untuk mengobati kelainan ini, berbagai pengobatan terbaru telah digunakan untuk mengobati melasma. 10 Sasaran pengobatan melasma harus bertujuan memperlambat proliferasi melanosit, menghambat pembentukan melanosom dan meningkatkan degradasi melanosom. 1,3,7 Hal ini dapat tercapai melalui inhibisi aktivitas melanosit, inhibisi sintesis melanin, menghilangkanmendestruksi melanin dan mengganggu granul-granul melanin. Menghindari paparan langsung sinar matahari dan pemakaian tabir surya berspektrum luas terhadap radiasi sinar UV UVA dan UVB dan sinar tampak secara teratur, menghentikan pemakaian kontrasepsi oral, suntik, dan susuk, atau bahan- bahan yang mengandung estrogen-progesteron dan menghindari produk-produk kosmetika wajah yang mengandung pewangi, sangatlah penting untuk pencegahan terbentuknya melanin baru dan bercak kehitaman akibat melanin, selain dari penggunaan obat-obat depigmentasi seperti hidrokuinon, tretinoin, kortikosteroid, asam azelaik, resorsinol, asam kojik, vitamin C dan E, Universitas Sumatera Utara pycnogenol , pigmen karotenoid astaxanthin AX, dan pengelupasan secara kimia, dermabrasi, serta laser yang dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi. 1,6,7,8,10-15 Efikasi pengobatan monoterapi yang kurang dan tidak dapat diprediksi pada melasma menyebabkan berkembangnya bahan-bahan terapeutik kombinasi, diantaranya formula Kligman. Pigmentary Disorders Academy PDA berpendapat bahwa terapi triple combination TC topikal yang telah fixed harus diberikan sebagai terapi lini pertama untuk melasma. Saat ini, kebutuhan akan fixed combination therapy yang stabil telah tercapai dengan ditemukannya krim TC yang mengandung hidrokuinon 4, tretinoin 0,05 dan fluosinolon asetonid 0,01. 2,6,10 ,11 Penelitian Chan dkk. 2005 terhadap pasien melasma derajat sedang sampai berat yang diobati dengan terapi TC menunjukkan adanya perbaikan derajat keparahan melasma berdasarkan investigator’s assessment of Global Severity Score dan penurunan skor MASI Melasma Area Severity Index . Penelitian ini juga melaporkan adanya efek samping ringan seperti eritema, iritasi, eksfoliasi dan perasaan tidak nyaman di kulit. 6 Penelitian Moertolo 2009 terhadap wanita dengan melasma tipe epidermal yang membandingkan pengobatan antara AX oral disertai AX topikal dan AX topikal, dimana kedua pengobatan memberikan perubahan yang lebih cepat pada area hiperpigmentasi yang diterapi. Tidak ditemukan adanya efek samping pada penelitian ini. 14 Pengobatan yang ideal seharusnya mempunyai efek yang kuat, cepat, dan permanen dan tanpa efek samping. 12 Atas pertimbangan hal diatas maka perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan tentang pengobatan melasma menggunakan AX. Di Medan hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian yang membandingkan AX oral disertai AX topikal dengan terapi TC dalam pengobatan melasma. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian AX oral disertai gel AX dan pemberian AX oral disertai krim TC, mengetahui lama pengobatan dan efek samping yang ditimbulkan oleh pemberian kedua regimen tersebut untuk Universitas Sumatera Utara pengobatan pasien melasma yang datang berobat ke Poliklinik Sub Bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan masalah