Metode Analisis Data Tema

3.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan data dari kartu data secara sistematis kemudian dilanjutkan dengan penganalisisan masalah yang ditawarkan yaitu mulai dari masalah intrinsik, kemudian dilanjutkan dengan masalah ekstrinsik, dan diakhiri dengan kesimpulan. BAB IV ANALISIS STRUKTUR TERHADAP NOVEL LANGIT DAN BUMI SAHABAT KAMI KARYA NH. DINI

4.1 Tema

Tema merupakan gagasan dasar atau ide pokok yang mendasari seorang pengarang dalam menciptakan karyanya. Karya sastra tidak akan tercipta tanpa adanya gagasan yang mendahuluinya. Pengarang memiliki ide dan mengangkat permasalahan kehidupan menjadi tema yang diungkapkan kembali dengan daya imajinasi yang tinggi ke dalam bentuk cerita rekaan atau fiksi. Dengan demikian, tema merupakan unsur penting bagi pengarang untuk menghasilakan karyanya. Begitu juga dengan pembaca, tema merupakan unsur yang mengantar kepada suatu pesan dari cerita yang dibacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sumardjo dan Saini K.M 1997:56: “Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan mau sekedar bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini. Kejadian dan perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide pengarang tersebut.” Nurgiyanto 1995: 25 mengatakan “Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, ridu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal tertentu, sering tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita”. Selanjutnya, Stanton Nurgiyanto, 1995: 70 menyatakan “Tema adalah makna sebuah cerita yang khusus menerangkan sebahagian besar unsurnya dengan cara sederhana. Tema menurutnya, kurang lebih dapat bersinonim dengan ide utama.” Jadi, melalui tema tersebut dapat diketahui apa yang menjadi gagasan dasar yang ingin disampaikan seorang pengarang kepada pembacanya yang terdapat dalam sebuah karya fiksi sesuai pengalaman dan pengamatan dengan lingkungan. Tema itu merupakan gagasan yang berkaitan dengan makna. Artinya, tema ini adalah tujuan utama dari cerita. Tujuan ini merupakan sesuatu yang membuat karya sastra lebih penting dari sekedar bacaan hiburan saja. Sudjiman 1987: 50 menyatakan “Tema cerita dapat dinyatakan secara eksplisit langsung, secara simbolik, dan juga dapat terungkap melalui dialog para tokoh”. Selanjutnya Sudjiman 1987: 50 menyatakan “Tema yang banyak dijumpai dalam karya sastra yang bersifat didaktis adalah pertentangan buruk dan baik. Secara lebih konkret tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kebohongan melawan kejujuran, kelaziman melawan keadilan, korupsi melawan hidup sederhana”. Sudjiman menambahkan 1987: 51 “Tema bahkan dapat menjadi faktor pengikat peristiwa-peristiwa cerita dalam satu alur”. Jadi, dapat dikatakan bahwa tema merupakan persoalan yang mendasari seluruh perkembangan struktur cerita. Dari keterangan di atas, penulis menemukan tema yang terdapat dalam novel Langit dan Bumi Sahabat Kami karya Nh. Dini. Adapun tema dari novel ini adalah zaman yang serba kekurangan, yaitu kemiskinan yang dialami masyarakat karena masuknya penjajahan Belanda. Penjajahan Belanda membuat masyarakat kekurangan dalam segala hal karena mengambil semua harta masyarakat. “Pada zaman penjajahan Belanda, keluarga Dini dan masyarakat pada saat itu mengalami kekurangan dalam segala hal sehingga masyarakat memperebutkan bahan makanan menir yang berulat. Para serdadu asing sering mengunjungi rumah-rumah di kampung dan membawa barang- barang berharga seperti perhiasan rumah, kain batik bahkan ayam dan itik. Mereka membawanya tanpa seijin yang punya, sehingga Ayah Dini memutuskan untuk menyembunyikan sebahagian barang-barang seperti lemari, beserta bahan makanan di dalam lubang yang sudah mereka gali” Cerita Langit dan Bumi Sahabat Kami 2009: 9-10. Kemiskinan ini juga barpangkal dari peristiwa-peristiwa dalam cerita ini, masyarakat sering memperebutkan makanan yang berulat karena kurangnya bahan makanan yang masuk ke kota dan banyak penjual yang menyimpan bahan makanan karena persaingan dan harga yang tidak sesuai. “Yang kami makan di zaman itu semuanya bubuken, penuh ulat. Serangga yang terdapat di dalam bahan makanan itu membentuk sarang, sehingga menggumpal merupakan sulur kotoran dan serbuk yang memuakkan. Ayah berkata, itu disebabkan karena terlalu lama ditimbun dan disekap Jepang. Seharusnya sudah dikeluarkan dan dibagikan selama dua setengah tahun ini. Ditambah pula oleh mimik pedagang-pedangang Cina yang mengharapakan kenaikan harga, lalu menyembunyikannya hingga busuk” Cerita Langit dan Bumi Sahabat Kami 2009: 29. Kemiskinan yang dialami masyarakat terus berlanjut hingga akhirnya banyak warga yang gelandangan dan mencuri hak milik orang lain. “Sejak zaman pendudukan Jepang, aliran listrik yang sampai di rumah-rumah sangat lemah, kadang-kadang diadakan giliran dalam kota, hal ini disebabkan karena Jepang menggunakan arus listrik dengan berbagai keperluan lain. Pipa air leding banyak rusak yang tidak diperbaiki sehingga penduduk tidak menerima aliran air dan pada saat itu penduduk kekurangan, sering sekali penduduk mencuri dan membawa tanaman tanpa seijin dan sepengetahuan keluarga Dini. Ayah dan Ibu Dini tidak keberatan, karena mereka suka membantu orang lain” Cerita Langit dan Bumi Sahabat Kami 2009: 37-39. Kemiskinan yang dialami warga ini yang terus berkelanjutan hingga akhirnya menumbuhkan sikap kepahlawan masyarakat yang terus berjuang dalam mempertahankan tanah kecintaannya, penuh perjuangan warga kembali seperti semula makmur. “Sekolah pun mulai dibuka sehingga Dini dapat belajar dan bertemu dengan kawan lamanya. Penjual sudah mulai banyak di pasar Prambaen, rumah Dini menjadi persinggahan mereka sebelum dan sesudah pulang dari pasar, sehingga rumahnya pada saat itu tidak pernah kosong. Kemakmuran kembali seperti dulu, warga gelandangan tak punya rumah sekarang kembali normal dan utuh. Sekolah pun tetap lancar bahkan mata pelajaran bertambah dengan bahasa Belanda” Cerita Langit dan Bumi Sahabat Kami 2009: 37- 39.

4.2. Tokoh