Sebuah Kota Waten Dalem

1. Sebuah Kota

Kota ini merupakan sebuah kota yang makmur, tetapi kedatangan Tentara Sekutu membuat kota ini menjadi miskin sehingga warga kekurangan dalam segala-galanya. Selama beberapa waktu tentara sekutu berada di kota, dalam kekacauan alih pemerintah, bahan makanan menghilang dari pasaran. Langit dan Bumi Sahabat Kami: 9. Kota yang semula makmur dan sejahtera namun, berubah menjadi buruk akibat dari jajahan Belanda. Warga banyak yang pergi meninggalkan kota sehingga keadaan pada saat itu sepi. Keselamatan itik dan ayam menjadi terancam. Beberapa hari binatang- binatang masih dilepas, tetapi setelah kami perhatikan, yang pulang ke kandang semakin kurang. Kulihat dengan mata kepala sendiiri beberapa ekor ditembak beberapa oleh serdadu Gurkha untuk dibawa ke tangsi mereka, Langit dan Bumi Sahabat Kami: 9.

2. Waten Dalem

Watem Dalem adalah sebuah kebun yang berada di belakang rumah Dini. Watem Dalem ini merupakan sumber bahan makanan pada saat pertempuran terjadi dan kekurangan makanan. Karena orang-orang kampung mengambil dan mempergunakan tanah di pinggir kali maupun di belakang tangsi, Bapak pun segera memagari bagian yang dipandangnya sebagai haknya pula. Dia memilih yang terdekat, yaitu Watem Dalem, luasnya kira-kira sepertiga dari kebun yang ada di belakang rumah, Langit dan Bumi Sahabat Kami: 71. Dengan Watem Dalem keluarga Dini tidak merasa kekurangan makanan bahkan dapat membantu satu dua masyarakat yang paling miskin pada saat itu. Walaupun warga sering mencuri isi Waten Dalem karena kekurangan yang terjadi tetapi keluarga Dini selalu saja membantu warga. Kemudian tibalah panen, sebetulnya belum waktunya. Tetapi kata Ayah lebih baik dicabut seluruhnya, karena telah berkali-kali di pagi hari orang tuaku mengetahui bahwa ada beberapa pohon yang diambil orang. Menjelang mahgrib, entah telah berapa keranjang ubi singkong yang masuk ke dalam sepen, petang itu tidak sempat membagikan pada tetangga, “Besok saja,” sahut Ayah, Langit dan Bumi Sahabat Kami: 72-73.

3. Pasar Prambaen