tambahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih tinggi daripada biaya tetapnya. Hal ini dapat meningkatkan resiko finansial.
Berbagai financial ratio dapat dipergunakan untuk mengukur resiko dalam
hubungannya dengan perusahaan yang menggunakan leverage dalam struktur modalnya. Misalnya: Total Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio,
Times Interest Earned Ratio dan Fixed Charge Coverage Ratio. Menurut Vera et al. 2005, “Tujuan umum perusahaan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Oleh sebab itu, struktur pendanaan perusahaan ditampilkan dari
tingkat leverage perusahaan, dimana tingkat leverage dapat dilihat dari debt to equity ratio”.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus Debt to Equity Ratio adalah:
DER = Total Liabilities Total
Equity
2. Profitabilitas
Menurut Harahap 1998:219, “rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan dan
sumber yang ada”. Perusahaan
dengan rate of return tinggi cenderung menggunakan proporsi
hutang yang relatif kecil, karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Beberapa penelitian seperti Baskin 1989, Titman dan Wessels 1988, Thies dan Klock 1992 dalam Mayangsari 2001:11
menunjukkan “bahwa perusahaan yang tingkat pengembalian keuntungan pada investasi yang tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil”.
Profitabilitas diukur dengan rasio return on assets dengan rumus : ROA = Net Profit
Total Assets Rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset dan
menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham.
3. Struktur Asset
Dalam perusahaan, struktur asset akan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembelanjaan dalam beberapa cara. Pertama, menurut Mayangsari
2001:10, mengatakan bahwa “pada perusahaan yang sebagian modalnya tertanam dalam aktiva tetap, pemenuhan kebutuhan dana akan diutamakan dari
modal sendiri dan modal asing hanya berfungsi sebagai pelengkap”. Hal ini disebabkan oleh penggunaan asset tetap akan menimbulkan adanya beban tetap
yang berupa fixed cost. Dan apabila perusahaan memakai modal asing, untuk membelanjai asset tetapnya maka kos tetap yang akan ditanggungnya juga akan
besar. Kedua, menurut Mayangsari 2001:10 mengatakan bahwa “pada perusahaan yang sebagian besar assetnya berupa asset tetap, komposisi
penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka panjang”. Karena jangka waktu terikatnya dana dalam asset tetap adalah lebih lama dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan asset lainnya maka penggunaan hutang lebih ditekankan pada hutang jangka panjang. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan struktur asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hutang.
4. Kebijakan Deviden