dengan asset lainnya maka penggunaan hutang lebih ditekankan pada hutang jangka panjang. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan struktur asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hutang.
4. Kebijakan Deviden
Kebijakan dividen perusahaan harus dipandang sebagai bagian integral dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menetapkan
jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan. Semakin banyak jumlah laba saat ini yang ditahan dalam perusahaan berarti semakin sedikit uang yang akan
tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Nilai dari dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham karena harus diseimbangkan dengan biaya
kesempatanbiaya peluang opportunity cost laba ditahan yang tidak dibagikan sebagai cara untuk pendanaan melalui ekuitas.
Menurut Lukas 1994:359, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen, antara lain:
a. Perjanjian hutang
Pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividen. Misalnya, dividen hanya dapat
diberikan jika kewajiban hutang telah dipenuhi perusahaan dan atau rasio-rasio keuangan menunjukkan bank dalam kondisi sehat.
b. Pembatasan dari saham preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar.
c. Tersedianya kas
Dividen berupa uang tunai cash dividend hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat
membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengendalian
Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia cenderung untuk segan menjual saham baru sehingga lebih suka
menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana. Akibatnya dividen yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang
relatif kecil.
e. Kebutuhan dana untuk investasi
Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana
baru yang merupakan modal sendiri equity dapat berupa penjualan saham baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan laba
ditahan karena penjualan saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham. Oleh karena itu, semakin besar kebutuhan dana investasi,
semakin kecil dividen payout ratio.
f. Fluktuasi Laba
Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan dividen yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika
laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi, dividen sebaiknya kecil agar kestabilannya terjaga. Selain itu,
perusahaan dengan laba yang berfluktuasi sebaiknya tidak banyak menggunakan hutang guna mengurangi resiko kebangkrutan.
Konsekuensinya: laba ditahan menjadi besar dan dividen mengecil.
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen mempresentasikan suatu
rencana tindakan yang harus diikuti apakah keputusan dividen harus dibuat. Indikator dari kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen dividend pay-
out ratio. Menurut Van Horne 2005:270, mengatakan bahwa “rasio pembayaran
dividen dividend pay-out ratio ialah dividen tunai tahunan yang dibagikan dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per
lembar saham”. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan deviden diukur dengan rasio Dividend Pay-out Ratio dengan rumus : DPR = Devidend per Share
Earnings per Share
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu