dari hutang sehingga harga saham masih naik meskipun kenaikannya masih kecil dengan bertambahnya jumlah hutang, hal ini berada antara kisaran ambang
batas hutang dengan titik struktur modal optimal. Struktur modal optimal ialah titik dimana manfaat marjinal dari perlindungan pajak sama dengan biaya
kebangkrutan marjinal. Tetapi, setelah melampaui titik ini jumlah biaya kebangkrutan melebihi keringanan pajak sehingga mulai titik ini peningkatan
rasio hutang akan menurunkan nilai saham perusahaan. Menurut Lukas 1994 : 321 trade-off theory memberikan tiga masukan
penting: a.
Perusahaan memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki probabilita financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini
harus menggunakan sedikit hutang.
b. Aktiva tetap yang khas tidak umum, aktiva yang tidak tampak intangible
assets dan kesempatan bertumbuh akan kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini
seharusnya menggunakan sedikit hutang.
c. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi dikenai tingkat pajak yang
besar sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibanding perusahaan yang membayar pajak rendah.
“Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut” Lukas, 1994;319.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan
Menurut Brigham
2001:39, faktor-faktor yang umumnya
dipertimbangkan ketika mengambil keputusan mengenai struktur pendanaan, yaitu:
a. Stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya
tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
b. Struktur aktiva. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan
kredit cenderung lebih banyak menggunakan hutang. c.
Leverage operasi. Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar
leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
d. Tingkat pertumbuhan. Jika hal-hal yang lain tetap sama, perusahaan yang
tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. e.
Profitabilitas. Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan
hutang yang relatif kecil.
f. Pajak. Makin tinggi tarif pajak perusahaan, akan semakin besar manfaat
penggunaan hutang. g.
Pengendalian. Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal.
h. Sikap manajemen. Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa
struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi daripada struktur modal lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri
terhadap struktur modal yang tepat.
i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat. Tanpa
memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan
penilai peringkat rating agency seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
j. Kondisi pasar. Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan
jangka dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.
k. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh
terhadap struktur modal yang ditargetkannya. l.
Fleksibilitas Keuangan.
c. Leverage Rasio Hutang