BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Lateks polistirena diperoleh dari campuran antara larutan polistirena dengan aquades, diikuti dengan penambahan bahan pengemulsi yaitu NLS. Pencampuran dilakukan pada
berbagai variasi perbandingan larutan polistirena dan aquades yaitu 30:70; 70:30; 50:50; 90:10 dan 10:90. Masing-masing perbandingan ditambahkan bahan pengemulsi dengan
konsentrasi 30. Dari hasil pencampuran tersebut diperoleh bahwa lateks polistirena terbentuk pada perbandingan 90:10; 70:30; 50:50 dan 30:70 pada semua konsentrasi
larutan bahan pengemulsi seperti yang terlihat pada gambar di Lampiran A, B dan C. Selanjutnya Lateks Polistirena yang terbentuk dilakukan pengujian kestabilan
dengan cara mengukur densitasnya selama masa penyimpanan 1, 3 ,5, dan 7 hari. Data hasil penentuan densitas lateks polistirena yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1,dan
Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Densitas Lateks Polistirena dengan Konsentrasi
NLS 30 pada Berbagai Waktu Penyimpanan.
Konsentrasi bahan
pengemulsi vv
Larutan polistirena ml : Aquades ml
Densitas gml waktu penyimpanan hari
1 3
5 7
30 90 : 10
0,848 0,848
0,848 0,848
70 : 30 0,934
0,976 0,986
0,986 50 : 50
1,056 1,056
1,064 1,13
30 : 70 1,054
1,056 1,064
1,12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Data hasil pengukuran densitas campuran lateks polistirena dengan lateks pekat karet alam dengan Konsentrasi NLS 30 pada Berbagai Waktu Penyimpanan.
Konsentrasi bahan
pengemulsi vv
Larutan polistirena ml :
Lateks pekat karet alam ml
Densitas gml waktu penyimpanan hari 1
3 5
7
30 90 : 10
0,812 1,006
1,010 1,010
10 : 90 0,984
0,984 0,998
1,022 30 : 70
0,982 1,004
0,998 1,012
70 : 30 1,018
1,018 1,022
1,028 50 : 50
0,998 0,998
0,998 0,998
40 : 60 0,996
1,002 1,004
1,008 60 : 40
1,006 1,010
1,018 1,022
20 : 80 0,983
0,983 1,016
1,022 80 : 20
0,808 0.993
1,010 1,010
Lateks polistirena yang paling stabil diperoleh pada perbandingan 90:10 pada konsentrasi NLS 30. Selanjutnya pada lateks polistirena yang paling stabil tersebut
ditambahkanm lateks pekat karet alam dengan perbandingan 30:70, 70:30, 40:60, 60:40,50:50,20:80 dan 80:20,dan diperoleh yang paling stabil pada perbandingan 50:50
dilakukan uji pengamatan ukuran dan bentuk partikel dengan cara mengamati dibawah mikroskop optik dengan perbesaran 400x. Dari hasil pengamatan diperoleh data distribusi
ukuran partikel lateks polistirena dan campuran lateks polistirena dengan lateks pekat karet alam pada konsentrasi NLS 30 seperti yang terlihat pada Tabel 4,3 dan Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Data Distibusi Penyebaran Ukuran Partikel Lateks Polistirena pada Konsentrasi NLS 30.
Ukuran Partikel Lateks Polistirena
m Frekuensi Distribusi Partikel
Lateks Polistirena
NLS 30
1 75
2 11,1
3 4,9
4 3,4
5 2,3
6 1,5
7 0,6
8 0,1
9 0,3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Data Distibusi Penyebaran Ukuran Partikel Campuran Lateks Polistirena dengan Lateks pekat karet alam pada Konsentrasi NLS 30
Ukuran Partikel CampuranLateks
Polistirena dengan lateks pekat karet alam
m Frekuensi Distribusi Campuran
Partikel Lateks Polistirena dengan lateks pekat karet alam
NLS 30
1 -
2 -
3 -
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 20
12 20
4.2. Pembahasan