Waktu dan tempat penelitian. Alat Bahan Pembuatan Fase Gerak Pencampuran Fase Gerak Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Tahap penelitian meliputi penyiapan bahan, perlakuan, pemberian obat kepada hewan percobaan, pengambilan darah, darah yang didapat divorteks dan disentrifuge sehingga menjadi plasma. Selanjutnya menginjeksikan plasma pada alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Parameter yang dilihat adalah luas area dari plasma sehingga didapat besarnya kadar dari metoklopramida.

3.1 Waktu dan tempat penelitian.

Penelitian ini dilakuka n di Laboratorium Biofarmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara pada tanggal 20 Februari 2012 sampai tanggal 25 April 2012.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan hewan, beaker gelas oberol, neraca analitis, mat pipet oberol, pipet tetes, tabung sentrifugasi, rak tabung, gelas ukur oberol, alat vortex, alat sentrifuga si, spuit 1 ml, spuit 3 ml, labu tentukur oberol, mikrotube, indikator universal, satu unit alat KCKT Agilent 1120 Compact LC, kolom ODS C-18, wadah solven oberol, vial agilent, animal box, pompa vakum Gast DO, sonikator branson, kertas membran filter cellulosa nitrate 0,45 μm whatman, kertas membran filter nylon 0,4 5 μm whatman, penyaring PTFE polytetraflouroethylen 0,2 μm whatman dan alat lain yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Bahan

Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu asam asetat glasial, asetonitril, metanol, aquabidestillata, metoklopramid HCl BP PT. Kairos Tritunggal, trikloroasetat TCA 20 dan heparin. 3.4 Pembuatan Larutan Baku 3.4.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Metoklopramid Ditimbang seksama 10,0 mg metoklopramid BP, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan aquabides hingga larut dan dicukupkan sampai 10 ml. Maka didapat larutan dengan konsentrasi 1000 mcgml.

3.4.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II Metoklopramid

Dari larutan induk baku I, dipipet 1 ml, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dicukupkan dengan aquabides hingga 10 ml. Maka didapat larutan dengan konsentrasi 100 mcgml.

3.4.3 Pembuatan Larutan Induk Baku III Metoklopramid

Dari larutan induk baku II, dipipet 1 ml , lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dicukupkan dengan aquabides hingga 10 ml. Maka didapat larutan dengan konsentrasi 10 mcgml.

3.5 Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak yang digunakan terdiri dari larutan asam asetat glacial 1 dalam aquabidest dan larutan metanol-asetonitril 1 : 3,7, di mana larutan asam asetat glasial dan campuran metanol-asetonitril berbanding 60 : 40. Munson, 1991. Universitas Sumatera Utara

3.6 Pencampuran Fase Gerak

Dipipet asam asetat glasial 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur dan dicukupkan dengan aquadest hingga 500 ml, dicek pH pH = 4, lalu disaring dengan menggunakan membrane filter cellulose nitrat 0,45 µm. Kemudian sebanyak 185 ml asetonitril dan 50 ml metanol atau dengan perbandingan 3,7 : 1 dicampur, lalu disaring dengan menggunakan membrane filter nylon 0,45 µ m. Masing-masing fase gerak disonikasi selama 30 menit.

3.7 Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Alat kromatografi yang telah dirangkai sedemikian rupa dihidupkan. Dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan kolom Agilent XDB-C18, laju alir 1 mlmenit, detector PDA pada panjang gelombang 273 nm. Pompa yang digunakan mode perbandingan berubah-ubah dalam waktu tertentu dengan sistem elusi gradien. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama lebih kurang 30 menit sampai diperoleh garis tanda yang datar sehingga menandakan sistem tersebut telah stabil. Sehingga KCKT siap untuk digunakan.

3.8 Penentuan Perbandingan Fase Gerak dan Laju Alir sistem KCKT