melalui rute pemberian lain seperti melalui oral bioavalibilitasnya berkurang karena absorpsi yang tidak sempurna dan metabolisme lintas pertama Shargel
dan Yu, 2005. Bioavailabilitas relatif adalah ketersediaan dalam sistemik suatu produk
obat dibandingkan terhadap suatu standar yang diketahui. Availabilitas suatu formulasi obat dibandingkan terhadap availabilitas formula standar, yang biasanya
berupa suatu larutan dari obat murni, dievaluasi dalam studi “cross over”. Availabilitas relatif dari dua produk obat yang diberikan pada dosis dan rute
pemberian yang sama dapat diperoleh dengan persamaan berikut: Availabilitas relatif =
Jika dosis yang diberikan berbeda, suatu koreksi untuk dosis yang dibuat, seperti dalam persamaan berikut:
Availabilitas relatif =
2.3.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bioavailabilitas Obat
Menurut Anonim 2006, Faktor-faktor yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat antara lain: 1 Sifat Fisikokimia Obat
• Ukuran partikel • Luas permukaan obat
• Kelarutan obat • Bentuk kimia obat, yaitu garam, bentuk anhydrous atau hidrous
• Lipofilisitas • Stabilitas obat
Universitas Sumatera Utara
2 Faktor Formulasi Untuk merancang suatu produk obat yang akan melepaskan obat
aktif dalam bentuk yang paling banyak berada dalam sistemik, farmasis harus mempertimbangkan: 1 jenis produk obat; 2 sifat bahan tambahan
dalam produk obat; 3 sifat fisikokimia obat itu sendiri Shargel dan Yu, 2005.
Untuk obat yang diberikan secara oral, bioavailabilitasnya mungkin kurang dari 100 karena :
• Obat diabsorpsi tidak sempurna • Eliminasi lintas pertama First-Pass Elimination, Obat diabsorpsi
menembus dinding usus, darah vena porta mengirimkan obat ke hati sebelum masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Obat dapat
dimetabolisme di dalam dinding usus atau bahkan di dalam darah vena porta. Hati dapat mengekskresikan obat ke dalam empedu.
• Laju absorpsi
2.3.2. Parameter–parameter Bioavailabilitas.
a. T maksimum yaitu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat. Pada
absorpsi obat adalah terbesar, dan laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi obat. Absorpsi
masih berjalan setelah tercapai, tetapi pada laju yang lebih lambat.
Harga menjadi lebih kecil berarti sedikit waktu yang diperlukan
untuk mencapai konsentrasi plasma puncak bila laju absorpsi obat menjadi lebih cepat Shargel dan Yu, 2005.
Universitas Sumatera Utara
= log
b. Konsentrasi plasma puncak menunjukkan konsentrasi obat
maksimum dalam plasma setelah pemberian secara oral. Untuk beberapa obat diperoleh suatu hubungan antara efek farmakologi suatu obat dan
konsentrasi obat dalam plasma Shargel dan Yu, 2005.
= c. AUC Area Under Curve adalah permukaan dibawah kurva grafik yang
menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat dihitung secara matematis dan merupakan ukuran untuk
bioavailabilitas suatu obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila penentuan kecepatan eliminasinya
tidak mengalami perubahan. Selain itu antara kadar plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat hubungan langsung Waldon, 2008.
AUC
0- ∞
= AUC
0-t
+ AUC
t- ∞
AUC
0-t
=
2
1 n
n
C C
+
−
t
n
- t
n-1
dan
AUC
t- ∞
=
el tn
K C
2.4 Bioekivalensi