Prinsip KCKT Jenis KCKT Fase Gerak

impurities dan analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap nonvolatil. KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa- senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein- protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat dan lain-lain Rohman, 2007. Menurut De Lux Putra 2007 kelebihan KCKT antara lain: − Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran − Resolusinya baik − Mudah melaksanakannya − Kecepatan analisis dan kepekaannya tinggi − Dapat dihindari terjadinya dekomposisikerusakan bahan yang dianalisis − Dapat digunakan bermacam-macam detektor − Kolom dapat digunakan kembali − Instrumennya memungkinan untuk bekerja secara automatis dan kuantitatif − Waktu analisis umumnya singkat − Kromatografi cair preparatif memungkinkan dalam skala besar − Ideal untuk molekul besar dan ion.

2.5.1 Prinsip KCKT

Kromatografi merupakan tekhnik pemisahan yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai macam kondisi Universitas Sumatera Utara operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel Rohman, 2007.

2.5.2 Jenis KCKT

Pemisahan dapat dilakukan dengan fase normal atau fase terbalik tergantung pada polaritas relative fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, seringkali KCKT dikelompokkan menjadi KCKT fase normal dan KCKT fase terbalik. Kromatografi fase terbalik merupakan kebalikan dari kromatografi fase normal. Kromatografi fase terbalik menggunakan fase diam yang bersifat nonpolar, dan fase geraknya yang relatif lebih polar daripada fase diam Rohman, 2007.

2.5.3 Fase Gerak

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal fase diam lebih polar daripada fase gerak, kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik fase diam kurang polar daripada fase gerak, kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut Rohman, 2007. Menurut Johnson dan Stevenson 1991 fase gerak harus: - Murni, tanpa cemaran - Tidak bereaksi dengan kemasan - Sesuai dengan detektor - Dapat melarutkan cuplikan Universitas Sumatera Utara - Harganya wajar 2.5.4 Fase Diam Oktadesil silika ODS atau C 18 merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang maupun tinggi Watson, 2008.

2.5.5 Elusi Gradien dan Isokratik