Gambar 3. Instrumen dasar KCKT. sumber: McMaster, 2007.
2.5.6 Instrumen KCKT
Instrumen KCKT terdiri dari wadah fase gerak reservoir, pompa pump, tempat injeksi sampel injector, kolom column, detektor detector dan
perekam recorder McMaster, 2007.
Sampel diinjeksikan ke dalam injektor KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l secara otomatis, kemudian melewati kolom.
Didalam kolom terjadi pemisahan karena adanya perbedaan elusi dan diatur oleh adanya fase gerak dan fase diam Oktadesil silika atau C18. Setelah dari kolom
masuk ke detektor yang mendeteksi adanya komponen cuplikan dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor yang digunakan adalah detektor photodiode-array
PDA pada panjang gelombang 273 nm. Rekorder yang dihubungkan ke detektor akan menangkap sinyal elektronik dari detektor dan memplotkannya ke dalam
kromatogram.
2.5.6.1 Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung
Universitas Sumatera Utara
tandon harus lebih besar dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir yang umumnya 1-2 mlmenit Munson, 1991
2.5.6.2 Pompa
Pompa digunakan untuk menggerakkan fase gerak melalui kolom. Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat harus
inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu
memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mlmenit. Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut untuk
menghindari hasil yang menyimpang pada detektor Watson, 2008. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah
untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan Watson, 2008.
2.5.6.3 Tempat Injeksi Sampel
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat
penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel sample loop internal atau eksternal Rohman, 2007.
2.5.6.4 Kolom
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Kolom analitik: diameter khas adalah 2–6 mm. Panjang kolom tergantung
pada jenis kemasan. Untuk kemasan pellikular, panjang yang lumrah
Universitas Sumatera Utara
adalah 50–100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, umumnya 10 – 30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25–100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama
untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Kemasan kolom tergantung pada mode KCKT yang digunakan De Lux Putra, 2007.
2.5.6.5 Detektor