2.2 Deskripsi dan Klasifikasi Sargassum Sp.
Rumput laut jenis Sargassum sp ini umumnya memiliki bentuk thallus silindris atau gepeng. Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat. Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti
pedang. Mempunyai gelembung udara bladder yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat . Berikut ini adalah klasifikasi dari Sargassum sp.
Divisio :
Rhodophyta Kelas
: Phaeophycea
Bangsa :
Fucales Suku
: Sargassaceae
Marga :
Sargassum Jenis
: Sargassum sp.
Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh Sargassum sp. antara lain thallus pipih, licin, batang utama bulat agak kasar, dan holdfast bagian yang digunakan untuk melekat berbentuk cakram.
Cabang pertama timbul pada bagian pangkal sekitar 1 cm dari holdfast. Percabangan berselang- seling secara teratur. Bentuk daun oval dan memanjang berukuran 40x10 mm. Pinggir daun
bergerigi jarang, berombak, dan ujung melengkung atau meruncing. Vesicle gelembung seperti buah berbentuk lonjong, ujung meruncing berukuran 7x1,5 mm, dan agak pipih. Rumput laut
jenis ini mampu tumbuh pada substrat batu karang di daerah berombak. Othmer, 1986
2.2.1 Potensi pemanfaatan Sargassum Sp.
Rumput laut sargassum telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Sebagai sumber gizi, rumput laut memiliki kandungan karbohidrat gula atau vegetable-gum, protein,
sedikit lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Selain itu, rumput laut juga mengandung vitamin-vitamin, seperti A,B1,B2,B6,B12, dan C;
betakaroten; serta mineral, seprti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi, dan yodium.
Hidrokoloid dari Rumput laut Karaginan, Agar dan Alginat sangat diperlukan mengingat fungsinya sebagai gelling agent, stabilizer, emulsifier agent, pensuspesi, pendispersi
yang berguna dalam berbagai industri seperti industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik, 5
Universitas Sumatera Utara
maupun industri lainnya seperti cat tekstil, film, makanan ternak, keramik, kertas, fotografi dan lain- lain.
2.2.2. Alginat
Alginat merupakan fikokoloid atau hidrokoloid yang diekstraksi dari alga coklat phaeophyceae. Senyawa tersebut merupakan suatu polimer linier yang disusun oleh dua unit
monomerik, yaitu β-D-mannuronic acid dan α-L-guluronic acid. Adapun rumput laut komersil sebagai penghasil alginat yang berasal dari genus-genus Laminaria, Lessonia, Ascophyllum,
Sargassum dan Turbinaria. Alginat menjadi penting karena penggunaanya yang cukup luas untuk dalam industri
antara lain sebagai bahan pengental, pensuspensi, penstabil, pembentuk flim, pembentuk gel, disintegrating agent, dan bahan pengemulsi. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka alginat
banyak dibutuhkan oleh berbagai industri, seperti farmasi 5, tekstil 50, makanan dan minuman 30, kertas 6, serta industri lainnya 9. Alginat diekstrak dari rumput laut
coklat Phaeophyceae, misalnya Laminaria dan Sargassum. Asam alginat adalah suatu polisacharida yang terdiri dari D-mannuronic acid dan L-guluronic acid yang merupakan asam-
asam karbosiklik R-COOH dengan perbandingan mannuronic acidguluronic acid antara 0,3– 2,35.
β-D-mannuronic acid α-L-guluronic acid
Gambar 2.1 Struktur Alginat
Alginat berfungsi sebagai pemelihara bentuk jaringan pada makanan yang dibekukan, counteract penggetahan dan pengerasan dalam industri roti berlapis gula, pensuspensi dalam
sirop, pengemulsi dalam salad dressing, serta penambah busa pada industri bir. Di bidang bioteknologi, alginat digunakan sebagai algin-immobilisasi sel dari yeast pada proses produksi
O
O OH
HO COOH
O
O OH
HO COOH
Universitas Sumatera Utara
alkohol. Di bidang farmasi dan kosmetik, alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat atau garam sodium alginat dan kalsium alginat. Anggadiredja.T.J. 1989
Mineral esensial yang dikandung rumput laut sangat banyak, antara lain besi dan kalsium. Kandungan kalsium rumput laut sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga
rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis. Rumput laut mengandung berbagai vitamin yaitu vitamin A, B kompleks, C, D, dan K.
Kandungan vitamin tersebut memberi nutrisi pada kulit sehingga kulit lebih lembab dan kencang. Vitamin C bisa membantu menangkal radikal bebas.
Kandungan protein dan serat rumput laut juga sangat tinggi. Serat pada rumput laut bisa membuat perut terasa lebih kenyang. Selain itu, rumput laut bisa meluruhkan lemak-lemak di
perut, sehingga bahan ini banyak dimanfaatkan untuk produk pelangsing. Manfaat luar biasa rumput laut lainnya adalah kemampuannya untuk membantu proses
memperbarui jaringan kulit yang rusak sehingga banyak pula dipakai sebagai produk antikeloid. Selain manfaat diatas juga terdapat manfaat yang lain, yaitu :
•
Anti kanker, Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara
dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.
•
Antioksi dan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi
tubuh.
•
Mencegah Kardiovaskular, Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke,
mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.
•
Makanan Diet Kandungan serat dietary fiber pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat
baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.
Universitas Sumatera Utara
•
Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan artritis.
http:kosmo.vivanews.comnewsread13244-rawat_kulit_dengan_rumput_laut
2.3 Kitosan 2.3.1 Kitin dan Kitosan
Kitin merupakan polisakarida rantai linier dengan rumus β1-42- asetamida 2-deoksi-D- glucopyranosa Muzzerelli,R.A.A.1997 dan kitin sebagai precursor kitosan pertama kali
ditemukan pada tahun 1811 oleh orang Perancis bernama Henri Braconnot sebagai hasil isolasi dari jamur. Sedangkan kitin dari kulit serangga ditemukan pada tahun 1820. Rismana,2004
Gambar 2.2 Struktur Kitin Kitin murni mengandung gugus asetamida NH-COCH
3
, dan kitosan murni mengandung gugus amino NH
2
. Perbedaan gugus ini akan mempengaruhi sifat-sifat kimia senyawa tersebut.Roberts,G.A.F,1992
Kitosan merupakan senyawa turunan dari kitin yang memiliki struktur 1,4-2-amino-2- deoksi β-D-Glukosa. Sumber kitosan yang sangat potensial adalah kerangka crustaceae
Muzzerelli,R.A.A.1997. Kitosan ditemukan oleh C.Rouget pada tahun 1895, dia menemukan bahwa kitin yang
telah didihkan pada larutan KOH juga dapat diperlukan dengan NaOH panas maka akan terjadi pelepasan gugus asetil proses deasetilasi yang terikat pada atom nitrogen menjadi gugus amino
bebas yang disebut dengan kitosan. Vinvogrado,A.P,1971. 8
O H
OH CH
2
OH
H H
NHCOCH
3
O H
O H
OH CH
2
OH
H H
NHCOCH
3
O H
n
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Struktur Kitosan
2.3.2 Kegunaan Kitin dan Kitosan