Deasetilasi Klasifikasi Isoterm Adsorpsi

Tabel 2.2 Kondisi Perlakuan dengan HCl pada Proses Demineralisasi Sumber Konsentrasi HCl N Suhu o C Lama Reaksi Jam Udang 0,275 0,5 1,25 1,57 Suhu Kamar Suhu Kamar Suhu Kamar 20 – 22 16 - 1 1 – 3 Kepiting 0,65 1,0 1,0 1,57 2,0 11,0 Suhu Kamar Suhu Kamar Suhu Kamar Suhu Kamar Suhu Kamar -20 24 12 - 5 48 4 Lobster 1,57 2,0 2,0 Suhu Kamar Suhu Kamar Suhu Kamar 11 – 14 5 48 Roberts,G.A.F, 1992.

2.3.6 Deasetilasi

Kitin yang diperoleh dari proses deproteinisasi dan demineralisasi tidak dapat larut dalam sebahagian besar pereaksi kimia. Untuk memudahkan kelarutannya, maka kitin dideasetilasi dengan pelarut alkali menjadi kitosan. Setelah melalui proses deasetilasi maka daya penyerapan kitin akan meningkat dengan bertambahnya gugus amino NH 3 yang terdapat di dalamnya Muzzarelli, 1997. Proses deasetilasi kimiawi dilakukan untuk menghilangkan gugus asetil kitin melalui perebusan dalam larutan alkali konsentrasi tinggi. Hwang dan Shin 2000 menggunakan larutan NaOH 40 dalam proses deasetilasi kitin, pada suhu 70 o C selama 6 jam yang menghasilkan 12 Universitas Sumatera Utara kitosan dengan derajat deasetilasi 92 . Derajat deasetilasi kitosan tergantung dari konsentrasi alkali yang digunakan, lama reaksi, ukuran partikel kitin dan berat jenis Hwang dan Shin ,2000 Makin tinggi konsentrasi alkali yang digunakan makin rendah suhu atau makin singkat waktu yang diperlukan dalam proses ini.

2.3.7 Klasifikasi Isoterm Adsorpsi

Terdapat 5 persamaan isoterm yang dapat digunakan untuk mengambil proses adsorpsi, yaitu isoterm adsorpsi Langmuir, Freundlich, Temkin, Brunauer-Emmett-Teller BET dan dubirin. Akan tetapi, hanya 2 persamaan pertama yang sering digunakan a. Isoterm Langmuir Isoterm Langmuir merupakan isoterm adsorpsi yang pertama dikembangkan secara teoritis sekaligus menjadi dasar bagi banyak persamaan isoterm baru. Isoterm Langmuir ini mengasumsikan bahwa adsorbat hanya membentuk lapisan tunggal diatas permukaan adsorben yang homogen. Isoterm Langmuir juga dapat digunakan untuk mengamati adsorpsi serempak 2 gas pada permukaan adsorben yang sama. Pada kasus ini, kemungkinan terjadinya reaksi antara kedua gas tersebut harus diperhatikan. Markham dan Benton adalah dua peneliti pelopor yang pertama kali mengembangkan isoterm Langmuir untuk campuran gas biner dengan tetap menjaga semua asumsi teori asli, yaitu permukaan adsorben diasumsikan homogen. Beberapa hasil kemisorpsi menunjukkan bahwa kesahihan persamaan Langmuir hanya terjadi pada kisaran yang pendek dan terbatas. Selain itu, perhitungan kalor adsorpsi pada teori Langmuir tidak mempertimbangkan permukaan yang telah menjerap adsorbat, sedangkan pada kenyataanya kalor adsorpsi akan turun seiring dengan berkurangnya jumlah daerah luasan permukaan yang belum menjerap adsorbat. Universitas Sumatera Utara b. Isoterm Freundlich Isoterm Freundlich adalah bentuk terbatas dari isoterm Langmuir dan hanya bisa diterapkan pada tekanan uap sedang. Isoterm Freundlich biasanya berlaku untuk adsorpsi cairan pada permukaan padatan. Isoterm ini biasanya paling umum digunakan, karena dapat mencirikan kebanyakan proses adsorpsi dengan baik Pope, 2004. Isoterm Freundlich menganggap bahwa pada sisi permukaan adsorben terjadi proses adsorpsi di bawah kondisi yang diberikan. Namun, Isoterm Freundlich tidak memperkirakan keberadaan sisi-sisi permukaan yang dapat mengganggu terjadinya adsorpsi saat kesetimbangan tercapai. Di sisi lain, hanya ada beberapa sisi aktif saja yang mampu mengadsorpsi molekul terlarut Pope, 2004.

2.3.8 Interaksi Kitosan Dengan Ion Logam