Logam Kadmium Cd Logam Berat

dilingkungan udara, air, dan tanah yang berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami antara lain siklus alamiah sehingga bebatuan gunung berapi biasa memberikan kontribusi ke lingkungan udara, air, dan tanah. Kegiatan manusia yang biasa menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri. Pencemaran logam, baik industri, kegiatan domestik, maupun sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungai atau laut dan selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau air sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar logam.

2.5.1. Logam Kadmium Cd

Kadmium Cd adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan. Cd umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor Cd klorida atau belerang Cd sulfit. Kadmium bisa membentuk ion Cd 2+ yang bersifat tidak stabil. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 gmol, titik leleh 321 o C, dan titik didih 767 o C. Kadmium bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel Ni, emas Au, kuprum Cu, dan besi Fe. Cd terutama terdapat dalam kerak bumi bersama dengan seng Zn. Terdapat satu jenis mineral Cd di alam, yaitu green ockite CdS yang terdapat dalam lingkungan pada kadar yang rendah berasal dari kegiatan penambangan seng Zn, timah Pb, dan kobalt Co serta kuprum Cu. Sementara dalam kadar tinggi, kadmium berasal dari emisi industri, antara lain dari hasil sampingan penambagan, peleburan seng Zn dan timbal Pb. Sumber pencemaran dan paparan Cd berasal dari populasi udara, keramik, rokok, air sumur, makanan yang tumbuh di daerah pertanian yang tercemar Cd, fungisida, pupuk, serta cat. Widowati,W. 2006

2.5.2 Logam Berat

Logam berat didefenisikan sebagai logam yang memiliki densitas atau kerapatan tinggi merupakan pencemaran yang banyak dijumpai baik dilingkungan darat maupun di perairan. Keberadaan logam berat akan membawa pengaruh pada kehidupan organisme di lingkungan 17 Universitas Sumatera Utara termasuk manusia, karena sifatnya yang meracun dan dapat menyebabkan kematian apabila jumlahnya melewati ambang batas yang ditetapkan. Kandungan logam berat di lingkungan dapat dikurangi dengan cara menyerapnya, salah satunya dengan menggunakan kitosan. Beberapacontoh logam berat ialah Hg, Zn, Cd, Cu, Co, Pb, dan Cr. Proses penyerapan logam berat pada kitosan dan modifikasinya berlangsung spontan Karthikeyan et al., 2004 Bahkan, Gotoh et al., 2004 menyatakan bahwa Cu 2+ , Co 2+ , dan Cd 2+ mencapai kesetimbangan adsorpsi hanya dalam 10 menit. Dalam proses adsorpsi logam berat dari limbah, kompetisi antar- ion logam mungkin saja terjadi. Ion logam dengan afinitas tinggi pada kitosan akan memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi pula. Gotoh et al., 2004

2.6 Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometer serapan atom adalah metoda pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom – atom bentuk gas dalam keadaan dasar. Telah lama ahli kimia menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala sebagai alat analisis. Fraksi atom – atom yang tereksitasi berubah secara eksponensial dengan temperatur. Teknik ini digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam dan sampel yang sangat beraneka ragam Walsh, 1955.

2.6.1. Prinsip Dasar Spektrofotometer Serapan Atom