ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Laksmi Savitri Megarini NIM. F0398082

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2003


(2)

Laksmi Savitri Megarini F 0398082

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sehubungan dengan tujuan tersebut diajukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur secara parsial maupun secara serentak.

Penelitian ini menggunakan survey data sekunder dengan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dengan metode purposive sampling ini adalah perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 1999, 2000, dan 2001, menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun buku 1999, 2000, dan 2001. Dengan metode ini diperoleh sampel sebanyak 43 perusahaan manufaktur.

Penelitian ini menggunakan 7 rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. Metode analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi berganda (multiple regression). Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-F yang menguji pengaruh variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio secara serentak terhadap variabel dependen yaitu harga saham, dan uji-t yang menguji pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap harga saham

Dari hasil analisis regresi, diperoleh nilai F sebesar 1,512 yang berarti secara serentak kinerja keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Uji-t menunjukkan hanya current ratio danoperating profit margin yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan yang lain tidak berpengaruh terhadap harga saham secara parsial. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,232 yang menunjukkan bahwa hanya 23,2 % dari harga saham dapat dijelaskan oleh current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa investor kurang memperhatikan faktor fundamental perusahaan khususnya kinerja keuangan dalam melakukan aktivitas investasinya di pasar modal.


(3)

(4)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan:1998). Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang kekurangan dana (borrowers). Dalam fungsi keuangannya, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang mempunyai kelebihan dana menyediakan tanpa harus terlibat secara langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Pada periode-periode terakhir ini, pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat di banyak negara. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik pasar modal (Husnan:1998). Pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain lembaga perbankan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan ekspansi usahanya dengan mencari alternatif dana dari pasar modal dan dapat terhindar dari terkenanya dampak apabila perusahaan mendapatkan dana dari lembaga perbankan dalam bentuk kredit, yaitu berupa tingginya debt to equity ratio (perbandingan antara


(5)

hutang dengan modal sendiri). Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan.

Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar modal tidak selalu sama antar investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang (diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga saham.

Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat menuntut adanya informasi yang dapat diandalkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal. Salah satunya adalah investor. Dalam pertimbangan penyaluran dana sebagai investasi di pasar modal, perasaan aman merupakan syarat penting diantara syarat-syarat


(6)

lain yang harus dipenuhi bagi investasinya tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sangat dibutuhkan keberadaannya.

Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya dinilai dari perbandingan rasio unsur-unsur fundamental dalam perusahaan tersebut.

Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien.

Mengutip Suad Husnan dalam Rosyidi (2002) pengujian terhadap efisiensi pasar modal di Indonesia umumnya menunjukkan bahwa efisiensi bentuk lemah telah terpenuhi. Tercapainya efisiensi bentuk lemah menyimpulkan bahwa perubahan harga saham bersifat acak dan tidak mempunyai trend, sehingga harga sekuritas di masa lalu tidak dapat dipakai untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham. Antara lain adalah Hurat dalam


(7)

Abadi (2002) yang menyimpulkan bahwa pergerakan harga saham ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor fundamental, motivasi investor, dan faktor random. Dalam mengambil keputusan investasinya, para investor memperhatikan ketiga faktor tersebut. Faktor fundamental mengungkapkan informasi yang menggambarkan keadaan perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perusahaan. Motivasi investor merupakan segala hal yang berkaitan dengan keinginan atau apa yang dikehendaki oleh investor dalam melakukan investasi di pasar modal. Faktor random adalah faktor-faktor yang kemunculannya tidak dapat diprediksikan sebelumnya yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, dan pada umumnya bersifat psikologis dan temporal. Artinya faktor random akan berpengaruh di sekitar periode munculnya informasi tersebut.

Gart dalam Hartono (1998) mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama yang memberikan kontribusi sebesar 30%. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap fluktuasi harga saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama.

Murtopo Panjaitan (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang


(8)

menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning ratiodan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh terhadap harga saham.

Imron Rosyidi (2002) meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25 emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio, dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhadap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial hanya debt to equity ratioyang tidak berpengaruh.

Arif Hartono (1998) meneliti tentang hubungan antara price earning ratio, return on investment, dan operating profit margin dengan harga saham. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 53 perusahaan, sedangkan waktu pengamatan adalah 1996-1997. Hasil penelitian tersebut adalah price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan return on investmentberpengaruh terhadap harga saham. Variabel independen lainnya yaitu operating profit margin terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya multikolinearitas.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Arif Hartono dengan menambah jumlah rasio keuangan sebagai variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan total debt to total asset ratio.Dalam penelitian Arif Hartono sampel yang diteliti adalah semua jenis perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini perusahaan yang


(9)

dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur. Alasan dimasukkannya rasio-rasio keuangan tersebut adalah dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:

1. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Perusahaan mempunyai cukup dana untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan current ratio.

2. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat efektifitas yang baik dalam pemanfaatan aktiva-aktiva yang digunakan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan total assets turnover.

3. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat efisiensi yang baik dalam penggunaan biaya-biaya operasionalnya. Hal ini dapat diukur dengan operating profit margin. 4. Investor menginginkan saham dari perusahaan yang mempunyai

kemampuan yang baik dalam menghasilkan keuntungan dari dana yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva. Hal ini tercermin dalam return on investment.

5. Investor menginginkan perusahaan yang dapat memberikan return saham yang tinggi dan dengan resiko yang dapat mereka tanggung. Total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham tersebut dan resiko bagi pemegang saham. Rasio ini pun digunakan untuk melihat seberapa efektif peranan hutang dalam meningkatkan ekuitas pemilik.


(10)

6. Price earning ratio dimasukkan, karena rasio ini berguna bagi investor untuk menunjukkan kinerja perusahaan di masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.

Judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK JAKARTA

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

• Apakah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengancurrent ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, berpengaruh terhadap perubahan harga saham baik secara parsial maupun serempak?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini digunakan batasan-batasan dari masalah yang akan diteliti,yaitu:

1. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing(terdaftar) di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 1999, 2000, dan 2001 yang sahamnya aktif diperdagangkan.

2. Kinerja perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan dengancurrent ratio, debt to equity


(11)

ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover,dan total debt to total assets ratio.

3. Periode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 1999, 2000, dan 2001.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja perusahaan yang diukur dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover,dan total debt to total assets ratio terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Para manajer perusahaan hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaannya.

2. Para investor hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pertimbangan keputusan investasi saham di pasar modal.

3. Sebagai salah satu bahan acuan untuk penyempurnaan penelitian mengenai topik yang serupa.

SISTEMATIKA PENELITIAN

Penyusunan dari penelitian ini dilakukan sesuai urutan pembahasan dari materi-materi pokok yang dapat dikemukakan sebagai berikut:


(12)

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi landasan teori, kerangka teoritis, dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian

Berisi populasi dan sampel, cara memperoleh data, variabel penelitian dan metode analisis data.

Bab IV Analisis Data

Berisi data, analisis data, dan interpretasi data yang diperoleh. Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi rangkuman hasil penelitian dan saran untuk pengembangan hasil penelitian yang dilakukan dan implikasi dari penelitian.


(13)

10 A.1.Informasi Akuntansi

Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pasar modal. Terutama bagi pihak-pihak yang ingin melakukan pengambilan keputusan. Informasi yang tepat dan digunakan dengan baik akan membantu dalam proses pencapaian tujuan baik perorangan maupun secara organisasi.

Informasi adalah data, fakta, pengamalan, persepsi, atau sesuatu yang lainnya yang diperoleh sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakainya (Anthony, dan Reece:1989)

Akuntansi menurut Accounting Principal Board (APB) Statement no.4 dalam Harahap (2001) didefinisikan sebagai

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternatif”.

Akuntansi merupakan sistem informasi keuangan yang didasarkan pada pengukuran, penginterpretasian, dan pelaporan transaksi keuangan sebuah perusahaan atau institusi/lembaga. Informasi akuntansi secara garis besar meliputi kekayaan (company wealth), penghasilan (income), dan kejadian-kejadian ekonomi (economic events)yang mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.


(14)

Akuntansi mempunyai beberapa prinsip yang mendasarinya. Dalam APB statement no. 4 dalam Harahap ( 2001) dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut:

1. Accounting entity.

Dalam menyusun informasi akuntansi yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai sesuatu entitas yang terpisah dari badan atau entitas lain.

2. Going concern.

Dalam menyusun laporan keuangan atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entitas) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa suatu perusahaan atau entitas akan bubar.

3. Measurement

Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya.

4. Time period

Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu.


(15)

Sedangkan laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.

5. Monetery unit

Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang.

6. Accrual

Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan pada faktor legal apakah suatu pendapatan dan biaya tersebut sudah termasuk hak dan kewajiban perusahaan atau belum.

7. Exchange Price

Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara permintaan (demand) dan penawaran (supply).

8. Approximation.

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang, nilai suatu asset, taksiran harga persediaan, dan sebagainya.

9. Judgement

Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya.


(16)

10. General Purpose

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan ditujukan untuk pemakai secara umum.

11. Interrelated Statement

Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.

12. Substance Over Form

Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian.

13. Materiality

Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinya.

Agar informasi akuntansi dapat berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan, maka ada beberapa karakteristik kualitatif informasi yang harus dipenuhi. Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ada empat karakteristik kualitatif pokok yang harus ada dalam informasi akuntansi , yaitu:


(17)

1. Dapat Dipahami

Laporan keuangan seharusnya dapat dipahami dengan baik oleh pemakai laporan keuangan tersebut. Untuk hal tersebut, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi. 2. Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.

3. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal apabila jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat Diperbandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai pun harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.


(18)

Informasi akuntansi tercermin dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau lembaga lain. Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham). Laporan keuangan dibuat untuk digunakan dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, pemerintah, masyarakat secara umum, dan lain-lain.

Tujuan laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1 dalam Baridwan (1997) adalah:

1. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh.

2. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.


(19)

3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.

Saat ini bentuk dan susunan laporan keuangan di Indonesia diatur berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1995. Laporan keuangan ini didasarkan pada konsep pengukuran nilai historis. Empat laporan utama menurut SAK adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

Dari laporan keuangan tersebut investor sebagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi dapat menilai kinerja dari perusahaan yang akan mereka pilih untuk dijadikan wadah bagi aktivitas investasi mereka.

A.2.Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan (Helfert:1996). Menurut Anthony dan Govindarajan yang dikutip dalam Hurat Abadi (2002) kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi


(20)

keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan.

Kinerja sutau perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan (Saptuniningrum:2002). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan.

Menurut Hardjosoemanto dalam Saptuniningrum (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah:

1. Faktor Internal

• Manajemen personalia.

Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi. • Manajemen pemasaran

Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

• Manajemen produksi

Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.

• Manajemen keuangan

Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan.


(21)

2. Faktor Eksternal

• Kondisi perekonomian

Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.

• Kondisi industri

Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.

Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran rasio sudah menjadi suatu parameter yang terbilang umum saat ini. Dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan umumnya para peneliti dalam memilih proksi kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan pada ketentuan: (1) hasil penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, (2) menggunakan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, (3) kelaziman dalam praktek, dan (4) mengembangkan model pengukuran melalui pengujian secara statistik terlebih dahulu dengan memilih tolok ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian.

A.3.Rasio Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan

Alat analisis yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama bila angka rasio tersebut dibandiingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir:1999).


(22)

Rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Contohnya adalah current ratio.

2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-assetnya untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan penjualan. Contoh rasio aktivitas adalah total asssets turnover.

3. Rasio Financial Leverage, yaitu rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya adalah: deb to equity ratio, total debt to total assets ratio.

4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Contohnya adalah return on investment, operating profit margin.

5. Rasio Nilai Pasar, rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal. Contohnya adalah price earning ratio.

Dalam penelitian ini digunakan tujuh rasio keuangan yang mewakili lima klasifikasi rasio di atas, yaitu current ratio, total assets turnover, operating profit


(23)

margin, return on investment, debt to equity , total debt to total asset ratio, dan price earning ratio.

A.3.1.Current Ratio

Current ratio merupakan salah salah satu alat ukur dalam rasio likuiditas. Current ratio adalah rasio total aktiva lancar terhadap total kewajiban lancar. Aktiva lancar umumnya berupa kas, surat-surat berharga, piutang usaha (piutang dagang), dan persediaan. Kewajiban lancar umumnya terdiri dari utang jangka pendek (utang dagang/utang usaha, utang wesel jangka pendek, utang pajak, dan lain-lain yang tidak kurang dari satu periode akuntansi/satu tahun) atau utang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Current ratio dihitung dengan:

s Liabilitie Current

Asset Current Ratio

Current

Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran (solvency) jangka pendek.

A.3.2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan salah satu ukuran rasio financial leverage perusahaan. Debt to equity mengukur persentase penggunaan dana yang berasal dari kreditor.

Rasio ini dihitung dengan:

Equity s Liabilitie Total

Equity to


(24)

A.3.3. Operating Profit Margin

Operating Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi.

Rumus operating profit marginadalah:

Sales Net

ofit Operating in

M ofit

Operating Pr arg  Pr

A.3.4. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen perlembar saham kepada pemegang saham. Rasio ini termasuk ke dalam klasifikasi rasio nilai pasar. Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar saham dengan earning per share

Share per Earning

ice Stock Ratio

Earning

ice Pr

Pr 

A.3.5. Return On Investment

Return on investment merupakan rasio dalam klasifikasi rasio profitabilitas perusahaan. Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat diterima oleh para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut.

Return on investment dapat dihitung dengan rumus:

Return On Investment (ROI) = Profit margin on sales x Assets turnover

=

Assets Total

Sales X

Sales ofit Net Pr


(25)

A.3.6. Total assets turnover

Total assets turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Total assets turnover dapat dihitung sebagai berikut:

Assets Total

Sales Turnover

Assets

Total

A.3.7. Total debt to total asset ratio

Total debt to total assets ratio adalah salah satu dalam rasio financial leverage. Rasio ini menghitung perbandingan antara total utang terhadap total aktiva. Rumusnya adalah ebagai berikut:

Assets Total

s Liabilitie Total

Ratio Assets Total

to Debt

Total

A.4.Analisis dan Model Penilaian Saham

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsic suatu saham, dan kemudian membandingkan dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini (current market price). Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham (Harianto dan Sudomo:1998). Pedoman yang digunakan adalah:

1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued atau harganya terlalu rendah, dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila harga saham tersebut dimiliki.

2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued atau harganya teralu mahal, dan karenanya layak dijual.


(26)

3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Selain analisis saham, ada model penilaian saham. Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasap perkiraan harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut adalah laba perusahaan, deviden yang dibagikan, dan sebagainya.

Model penilaian saham yang sering digunakan untuk analisis sekuritas adalah: 1. Pendekatan present value (metode kapitalisasi penghasilan)

2. Pendekatan Price Earning Ratio( metode kelipatan laba)

Pendekatan present value mencoba menaksir nilai suatu saham pada saat ini dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemiliknya. Pendekatan PER menaksir nilai saham dengan mengalikan laba per unit saham dengan kelipatan tertentu.

Secara garis besar ada dua teknik analisis yang biasa digunakan dalam menentukan harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknik. Analisis fundamental mencoba memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Indikator yang sering digunakan dalam analisis fundamental adalah price earning ratio, dividend per share, book value, return on equity, return on investment, dan sebagainya (Harianto dan Sudomo:1998).


(27)

Selain dengan menggunakan analisis fundamental adalah dengan menggunakan analisis teknik. Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknik tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Pemikiran yang mendasari analisis ini adalah (1) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, (2) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (3) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknik menggunakan grafik (charts) maupun berbagai indikator teknis.

A.5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Fluktuasi harga saham merupakan hal yang seringkali terjadi di pasar modal. Fenomena tersebut menarik banyak peneliti untuk melakukan studi terhadapnya. Banyak faktor yang ditemukan mempengaruhi fluktuasi tersebut. Gart dalam Hartono (1998), secara garis besar membagi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dalam dua kelompok sudut pandang, yaitu sudut pandang perusahaan (mikro), dan sudut pandang pasar (makro), yang meliputi:

1. Tingkat inflasi dan bunga, yang akan mempengaruhi investor untuk memilih antara real asset (tangible) dan asset finansial, dan antara saham ataukah sekuritas fixed income.

2. Kebijakan fiskal dan moneter, yang akan menentukan terhadap pandangan pasar modal di masa yang akan datang.


(28)

3. Internasionalisasi, yang akan mencerminkan seberapa besar bisnis perusahaan dalam negeri dapat berkompetisi dengan perusahaan asing. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan (mikro) meliputi:

1. Profit. Perusahaan yang secara konsisten mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka secara empiris harga sahamnya pun akan turut mengalami kenaikan.

2. Dividen. Tingkat pembagian dividen merupakan salah satu pertimbangan seorang investor dalam melakukan tindakan investasinya. 3. Aliran kas. Aliran mengambarkan alur kas masuk dan keluar dari suatu

perusahaan.

4. Perubahan fundamental industri atau perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari penghitungan rasio-rasio keuangannya. Rasio keuangan yang lazim dipergunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai pasar.

5. Perubahan sikap investasi, yang mencerminkan perubahan dalam perilaku dari para investor terhadap pilihan investasi yang dilakukannya. A.6.Penelitian Terdahulu

Studi empiris tentang fluktuasi harga saham diantaranya dilakukan oleh Gart yang disebutkan dalam Hartono (1998). Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang


(29)

memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama yang memberikan kontribusi sebesar 30%. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap fluktuasi harga saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama.

Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Imron Rosyidi (2002). Imron meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25 emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio, dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhdap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial hanya debt to equity ratioyang tidak berpengaruh.

Mahmud Abadi (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja emiten terhadap price earning ratio saham pada industri tekstil dan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa teori analisis fundamental yang menyatakan harga saham ditentukan oleh kinerja emiten adalah tidak terbukti pada perusahaan tekstil, tetapi pada industri makanan-minuman teori analisis fundamental tersebut terbukti.

Arif Hartono (1998) meneliti tentang hubungan antara price earning ratio, return on investment, dan operating margin profit terhadap harga saham yang menghasilkan kesimpulan bahwa price earning ratio tidak berpengaruh terhadap


(30)

perubahan harga saham, sedangkan return on investment terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Variabel independen lainnya yaitu operating margin profit terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya penyimpangan multikorealinitas.

Murtopo Panjaitan (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning ratio dan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh terhadap harga saham.

Saptono Basuki Rahardjo (2001) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan manufaktur terhadap perubahan harga saham. Variabel independen yang digunakan adalah total debt to total assets ratio, debt to equity ratio, quick ratio, profit margin ratio, return on equity, total assets turnover, inventory turnover, dan price earning ratio. Hasil penelitiannya adalah secara parsial semua variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan secara serentak pun semua variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(31)

B. KERANGKA TEORITIS

Gambar II.1 Kerangka Teoritis

Variabel Independen Variabel Dependen

Perubahan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan, informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tujuh rasio keuangan, yaitu current ratio, total assets turnover, operating profit margin, return on investment, debt to equity ratio, , total debt to total asset ratio, dan price earning ratio. Alasan digunakannya ketujuh rasio tersebut adalah karena rasio-rasio tersebut mewakili lima kelompok utama rasio kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas (curent ratio), rasio aktivitas (total assets turnover), rasio financial leverage (debt to equity ratio, dan total debt to total asset ratio), rasio profitabilitas (operating margin profit dan return on investment), dan rasio nilai pasar (price earning ratio).

Kinerja Perusahaan: -current ratio -debt to equity ratio -operating profit margin -price earning ratio -return on investment -total assest turnover -total debt to total assets ratio


(32)

C. HIPOTESIS

Current ratio mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Diasumsikan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H01 : tidak ada pengaruh signifikan current ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Debt to equity ratio menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi klaim dari kreditor terhadap hak kepemilikan. Debt to equity ratio diukur dengan membagi antara total utang dengan total ekuuitas perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan indikasi yang baik bagi perusahaan. Dengan tingkat keamanan yang tinggi, investor diasumsikan akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan tersebut. Hipotesis null dirumuskan sebagai berikut:

H02 : tidak ada pengaruh signifikan debt to equity ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Operating profit margin mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini diukur dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi. Perusahaan yang rasionya tinggi dalam menghasilkan laba akan menarik minat investor untuk membeli sahamnya. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(33)

H03 : tidak ada pengaruh signifikan operating profit margin terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Price earning ratio membandingkan antara harga saham yang beredar di bursa efek dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pertumbuhan keuntungan yang diharapakan oleh investor. Hipotesis null dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H04 : tidak ada pengaruh signifikan price earning ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat diterima oleh para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapatkan oleh investor. Hal tersebut menyebabkan investor akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan yang mempunyai tingkat kembalian investasi yang tinggi. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H05 : tidak ada pengaruh signifikan return on investment terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Total assets turnover mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan membagi antara


(34)

penjualan dengan total asset perusahaan. Diasumsikan perusahaan yang memiliki tingkat rasio yang tinggi dalam memanfaatkan aktiva akan dapat menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan:

H06 : tidak ada pengaruh signifikan total assets turnover terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Total debt to total asset ratio mengukur tingkat besarnya keseluruhan asset perusahaan terhadap utang yang diberikan oleh pihak kreditor. Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan total asset perusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang baik umumnya memiliki tingkat total debt to total asset ratio yang rendah. Diasumsikan investor akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan dengan tingkat total debt to total asset ratio-nya rendah. Hipotesis null dalam penelitian ini, yaitu:

H07 : tidak ada pengaruh signifikan total debt to total asset ratioterhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

H0: μ1-μ2=0

Secara keseluruhan, dari tujuh hipotesis null di atas dirumuskan satu hipotesis null dalam penelitian ini yang menunjukkan hubungan yang menyeluruh diantara semua variabel yang dimasukkan. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

H08 : tidak ada pengaruh signifikan current ratio, total assets turnover, operating profit margin, return on investment, debt to equity ratio,


(35)

total debt to total asset ratio, dan price earning ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.


(36)

33

Metode penelitian merupakan suatu cara kerja untuk dapat memahami obyek-obyek yang menjadi sasaran atau tujuan dari penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai sampling dengan menggunakan data sekunder.

Tujuan survai sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan menguji hipotesa tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-keterangan yang diperoleh dari sampel. Setelah diperoleh hasil pengukuran sampel, selanjutnya hasil tersebut digeneralisasikan ke populasi yang diteliti.

A. POPULASI PENELITIAN

Populasi adalah keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian atau benda-benda yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

B. SAMPEL PENELITIAN DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran:2000). Dalam penelitian ini sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling. Dengan metode ini, sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, yaitu:


(37)

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001 yang sahamnya aktif diperdagangkan sesuai dengan Surat Edaran PT BEJ no. SE-03/BEJ/II-1/1994, yaitu apabila frekuensi perdagangan saham selama 3 bulan adalah 75 kali atau lebih.

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 1999, 2000, dan 2001.

3. Memiliki data lengkap.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari :

1. Data tanggal publikasi laporan keuangan diambil dari database perpustakaan MM UGM.

2. Data yang memuat ukuran kinerja perusahaan yang dipakai dalam penelitian diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2000 dan 2001.

3. Data tentang harga saham harian diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal FE UGM.

4. Data tentang jenis industri perusahaan diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2000 dan 2001

5. Data-data terkait lain diambil dari publikasi dari berbagai sumber.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 43 perusahaan karena sampel tersebut dianggap telah sesuai dengan kriteria tersebut diatas.


(38)

C. PENGUJIAN ATAS ASUMSI-ASUMSI REGRESI BERGANDA

Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian atas asumsi-asumsi berganda, yaitu:

I. Uji normalitas data

Uji ini dimaksud untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian sudah berdistribusi normal dan menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Bila data terdistribusi dengan normal, uji yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Bila data tidak terdistribusi dengan normal, uji yang digunakan adalah uji statistik non parametric. Uji F dan uji t dalam penelitian ini termasuk dalam uji statistik parametric. Oleh karena itu data harus terdistribusi dengan normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. apabila nilai p > 0,05 maka data telah terdistribusi dengan normal.

II. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan linear antara variabel independen yang terdapat dalam model (Arsyad, 1997). Berikut ini adalah dampak yang dapat terjadi apabila terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi dalam suatu penelitian, yaitu:

1. Apabila kolinearitas antar variabel semakin meningkat, maka standard errornya akan semakin meningkat.


(39)

2. Dengan besarnya standard error bagi koefisien regresi, maka confidence interval bagi parameter populasi akan semakin melebar, sehingga pengujian terhadap koefisien regresi individual menjadi tidak bermakna atau tidak signifikan.

3. Dengan semakin meningkatnya kolinearitas, probabilitas untuk melakukan kesalahan yaitu menerima hipotesa yang salah akan semakin besar.

4. Bila terdapat kolinearitas ganda, sulit untuk memisahkan pengaruh dari masing-masing variabel secara individu.

Untuk mendeteksi apakah terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi pada penelitian ini, dilakukan uji multikolinearitas dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Varians Inflacting Factor (VIF). Jika VIF lebih besar daripada 10 maka terdapat multikolinearitas diantara variabel-variabel independen. Untuk menguji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai tolerance, apabila tolerancelebih kecil daripada 0,01 maka terdapat multikolinearitas.

Apabila terdapat multikolinearitas dalam persamaan regresi, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Mengeluarkan salah satu variabel independen yang mempunyai nilai r2 parsial yang rendah dari model tersebut.

2. Menambah data baru, yaitu dengan menambah jumlah observasi, karena dengan semakin besarnya jumlah observasi memungkinkan standard errornya mengecil pula.


(40)

2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti penyimpangan penyebaran titik-titik data populasi pada bidang regresi yang tidak konstan (Arsyad:1997). UJi heterokedastisitas digunakan dalam persamaan regresi untuk mengetahui apakah varians pengganggu dalam persamaan tersebut berbeda dari satu observasi ke observasi berikutnya. Bila terdapat heterokedastisitas berarti:

1. Varians koefisien regresi menjadi tidak minimum

2. Confident interval akan melebar, sehingga hasil uji signifikansi tidak valid.

3. Kesimpulan yang diambil dari hasil uji t dan uji F tidak menunjukkan signifikansi yang sebenarnya.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedatisitas, digunakan uji Glejser dengan cara: pertama mendapatkan nilai residual atau kesalahan pengganggu (e absolut) dari persamaan regresi, kemudian nilai residual tersebut diabsolutkan. Kedua, melakukan regresi antara nilai absolute residual dengan tiap-tiap variabel independen. Apabila terdapat hubungan yang siginfikan dari hasil regresi atau jika t hitung < t tabel, maka disimpulkan telah terjadi heterokedatisitas. Bila t hitung > t tabel maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas.

Apabila terdapat heterokedastisitas dalam persamaan regresi, maka salah satu cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan transformasi log (log transformation).


(41)

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antar anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu yang merupakan korelasi antara kesalahan pengganggu pada satu periode dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Apabila dalam persamaan regresi berganda terdapat autokorelasi, maka berarti:

1. Varians dan standard error dari komponen residual cenderung akan underestimateddari yang sebenarnya

2. Hasil uji t dan uji F akan menjadi tidak valid, akibatnya kesimpulan yang diambil akan bias.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi serial dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian dengan H0: tidak ada autokorelasi, adalah sebagai berikut:

i. Tidak terjadi autokorelasi positif:

Jika dw < du : Ho ditolak, dw > dl : Ho diterima, dan dl < dw < du : Tidak ada kesimpulan. ii. Tidak terjadi autokorelasi negatif:

Jika dw > 4 – dl : Ho ditolak, dw < 4 –du : Ho diterima

4 – du < dw < 4 – dl : Tidak ada kesimpulan iii. Tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif:


(42)

dw > 4 –dl : Ho ditolak du < dw < 4 –du : Ho diterima, dan 4 – du < dw < 4 – dl : Tidak ada kesimpulan Notasi:

dw : nilai Durbin_watson hasil perhitungan du : batas atas

dl : batas bawah

Apabila terdapat autokorelasi dalam persamaan regresi, maka cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan mentransformasi data asli ke bentuk persamaan baru dengan menggunakan metode generalized difference equation, yaitu dalam meregresikan Y terhadap X tidak dalam bentuk aslinya akan tetapi pada selisih yang diperoleh dengan jalan mengurangkan suatu proporsi (p) nilai variable yang bersangkutan dengan rumus:

t t t t

t pY A p B X pX u

Y ) (1 ) (  )

( 1 1

dimana:

1

 

t t

t e pe U

Dengan rumus di atas berarti observasi pertama akan hilang karena tidak ada yang mendahuluinya. Untuk mengatasi maka observasi pertama pada Y dan X diubah menjadi:

2

1 1 p

Y  dan X1 1 p2

dimana nilai p dihitung dengan rumus

2 1 d


(43)

p : koefisien autokorelasi d : nilai Durbin Watson D. PENGUJIAN HIPOTESIS

Untuk menguji hipotesis akan dilakukan 2 uji, yaitu uji hipotesis secara parsial untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji-t. Uji yang kedua adalah uji hipotesis secara simultan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen secara serempak.

1 Pengujian koefisien Regresi Parsial (Uji-t)

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a Merumuskan hipotesis

H0 : b = 0 , variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b ≠ 0 , variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

b Menentukan tingkat signifikansi (α = 5%) dan derajat kebebasan (df= n -1) c Menghitung nilai t dengan formula:

i i b b t

  dimana:

bi = koefisien regresi

σ bi = standar eror koefisien regresi d Kriteria pengujian:


(44)

H0 ditolak bila t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 2. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F)

Langkah-langkah pengujiannya: 1. Merumuskan hipotesis:

H0: b1=b2=b3=b4=b5=b6=b7=0, variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

Ha: b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠b7≠0, variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Menentukan tingkat signifikansi (α = 5%); df = n-k 3. Menghitung nilai F dengan rumus:

) /(

) 1

(

) 1 /(

2 2

k n R

k R F

 

 

dimana,

R2 = koefisien determinasi n = jumlah observasi

k = jumlah parameter termasuk konstanta regresi 4. Kriteria pengujian:

H0diterima bila F hitung ≤ F tabel H0ditolak bila F hitung > F tabel


(45)

42

Pada bab ini akan dikemukakan hasil analisis pengolahan data dengan menggunakan alat analisis model regresi berganda (multivariate regression). Pembahasan menganai hasil analisis data akan diuraikan menjadi hasil analisis data, persamaan regresi terhadap penyimpangan asumsi klasik, serta interpretasi hasil. Sampel yang digunakan sebanyak 43 perusahaan.

A. Pengujian Normalitas Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdistribusi dengan normal. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang dpaat digunakan adalah dengan mentransformasi data ke dalam bentuk log. Kemudian dilakukan pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan dengan

menggunakan pengujian 2 arah (two-tailed test), yaitu dengan membandingkan nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Data terdistribusi normal bila Sig > 0,05. hasil uji normalitas adala sebagai berikut:

TABEL IV. 1 UJI NORMALITAS

Variabel Sig α Interpretasi

Harga saham 0,188 0,05 Terdistribusi normal

Current Ratio 0,091 0,05 Terdistribusi normal

Debt To Equity 0,200 0,05 Terdistribusi normal


(46)

Return On Investment 0,200 0,05 Terdistribusi normal

Total Assets Turnover 0,200 0,05 Terdistribusi normal

Price Earning Ratio 0,200 0,05 Terdistribusi normal

Total Debt To to Total Assets Ratio 0,200 0,05 Terdistribusi normal

Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, uji F dan uji t yang merupakan uji statistik parametrik dapat digunakan.

B. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa variabel independen atau semua variabel independen dalam model regresi (Gujarati, 1999). Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 10. hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:

TABEL IV.2

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Variabel Tolerance Value VIF Interpretasi

Current Ratio 0,897 1,115 Tidak terjadi multikolinieritas

Debt to Equity Ratio 0,599 1,668 Tidak terjadi multikolinieritas

Operating Profit Margin 0,793 1,261 Tidak terjadi multikolinieritas

Price Earning Ratio 0,604 1,604 Tidak terjadi multikolinieritas

Return on Investment 0,783 1,277 Tidak terjadi multikolinieritas

Total Assets Turnover 0,822 1,216 Tidak terjadi multikolinieritas


(47)

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara semua anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu ( untuk data time-series ) dan menurut ruang (untuk data cross sectional). Salah satu cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dari pengujian didapat nilai Durbin Watson sebesar 2,034 dengan du sebesar 1,74 maka dapat disimpulkan du < dw < 4-du atau 1,74 < 2,034 < 2,26 yang berarti tidak ada autokorelasi pada penelitian ini.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam

kesalahan pengganggu (ε ). Apabila diperoleh varian yang sama maka

diasumsikan homokedastisitas (penyebab yang sama) dapat diterima. Untuk menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas, digunakan uji Glesjer. Apabila sig t < 0,05 maka dapat disimpulkan telah terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel IV. 3

HASIL UJI HETEROKEDATISITAS

Variabel Sig t α Interpretasi

Current Ratio 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas

Debt to Equity 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas

Operating Profit Margin 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas

Price Earning Ratio 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas


(48)

Total Assets Turnover 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas

Total Debt to Total Assets Ratio 1,00 0,05 Tidak terjadi heterokedastisitas

C. Hasil Estimasi Data

Pengestimasian model persamaan regresi ini menggunakan paket program SPSS versi 10. Pengujian hipotesis menggunakan model regresi sebagai berikut:

Y = a + b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ ε

Notasi :

Y : harga saham a : konstanta b1, b2,…b7 : koefisien regresi

x1 : current ratio

x2 : debt to equity ratio

x3 : operating profit margin

x4 : price earning ratio

x5 : return on investment

x6 : total assets turnover

x7 : total debt to total assets ratio

ε : kesalahan pengganggu

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:


(49)

LOGY = -1,186 – 0,159 LOG CR - 0,01121 LOG DE + 0,172 LOG OPM – 0,02319 LOG PER - 0,02146 LOG ROI – 0,03456 LOG TAT + 0,0005179 LOG TDTAR

Hasil pengujian statistik diuraikan sebagai berikut: 1. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit)

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan terbaik dalam analisis regresi. Tingkat ketepatan terbaik dalam regresi dinyatakan dalam koefisien determinansi majemuk yang nilainya antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1 ( Gujarati, 1999). Koefisien determinansi majemuk (R2) yang dihasilkan adalah 0,232 atau 23,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 23,2 % dari variabel dependen yaitu harga saham dapat diterangkan oleh variabel independen, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, sedangkan sebesar 76,8 % dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.

2. Pengujian regresi secara serentak (Uji F)

Pengujian secara serentak untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji F. Bila nilai sig F lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan terjadi pengaruh yang simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai sig F lebih besar


(50)

dari 0,05 maka disimpulkan tidak ada pengaruh yang simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan F hitung sebesar 1,512 dengan tingkat signifikansi 0,195 , sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap harga saham.

3. Pengujian koefisien regresi secara parsial

Pengujian ini untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu harga saham, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Bila nilai sig t < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Bila nilai sig t > 0,05, dapat disimpulkan variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

TABEL IV. 4 HASIL UJI T

Variabel Hipotesa Sig. α Interpretasi

Current Ratio Ha 0,044 0,05 Ha diterima

Debt to equity Ratio Ha 0,863 0,05 Ha ditolak

Operating Profit Margin Ha 0,029 0,05 Ha diterima

Price Earning Ratio Ha 0,670 0,05 Ha ditolak


(51)

Total Assets Turnover Ha 0,642 0,05 Ha ditolak

Total Debt to Total Asset Turnover Ha 0,994 0,05 Ha ditolak

D. Interpretasi Hasil

Current ratio mempunyai nilai t hitung dengan probabilitas atau nilai sig t (p-value) sebesar 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi current ratio semakin rendah harga saham. Koefisien rasio ini seharusnya menunjukkan bahwa semakin tinggi

curren ratio semakin tinggi harga saham. Hal ini bisa dikarenakan kondisi ekonomi dan persepsi subjektif dari investor.

Debt to equity ratiomempunyai t hitung dengan probabilitas atau nilai sig t sebesar 0,863. Hal ini menunjukkan bahwadebt to equity ratiotidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptono (2001) dan Imron (2002). Rasio ini tidak signifikan bisa dikarenakan penggunaan rasio ini masih harus melihat nilai perusahaan.

Operating profit margin mempunyai nilai sig t 0,029 atau lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel ini secara parsial berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Koefisien regresi yang terjadi adalah positif, berarti jika rasio ini meningkat maka harga saham akan meningkat pula. Rasio yang signifikan menunjukkan bahwa investor cukup


(52)

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan investasinya di bursa efek.

Price earning ratio mempunyai nilai sig t 0,670. Nilai sig t > 0,05 menunjukkan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murtopo(2002), yang mengemukakan bahwa semakin tinggi price earning ratio maka harga saham akan turun. Akan tetapi, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptono(2001) yaitu price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Rasio ini tidak signifikan, karena pada kenyataannya laba jarang dibayarkan secara penuh dan ukuran rasio ini merupakan hasil yang dinikmati oleh investor sekarang ini jadi bukan berupa prediksi.

Return on investment mempunyai nilai sig t 0,725, yang menunjukkan bahwa return on investment tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Hartono (1998) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi return on investment

maka harga saham akan semakin tinggi. Periode penelitian Hartono adalah 1996-1997 sedangkan periode penelitian ini adalah 1999-2001, hal itu dapat menjadi sebab terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Hartono tersebut. Selain itu kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan terkait dengan jangka waktu yang berbeda dapat pula menyebabkan perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Hartono.


(53)

Total assets turnover mempunyai nilai sig t 0,642. Hal ini menunjukkan bahwa total assets turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian Saptono (2001). Rasio ini tidak signifikan, karena rasio hanya merupakan pembanding tingkat efisiensi penggunaan aktiva usaha, sedangkan keberhasilan dari penjualan lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan advertensi, promosi, dan lain-lain.

Total debt to total assets ratio mempunyai nilai sig t 0,994. Hal ini menunjukkan total debt to total assets tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Saptono (2001). Rasio ini tidak signifikan dapat disebabkan karena belum tentu dengan total debt to total assets ratio yang rendah akan membuat perusahaan mempunyai tingkat keamanan yang tinggi.

Pengujian variabel independen secara serentak menggunakan uji F dengan kriteria H0 ditolak bila sig (p value) < 0,05. Dari hasil pengujian dalam penelitian ini sig (p value) adalah sebesar 0,195 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total asets turnover, dan total debt to total assets ratiotidak berpengaruh secara serentak terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan faktor fundamental. Nilai F hitung yang signifikan dan hanya mempunyai kemampuan menjelaskan sebesar 23,2% menunjukkan bahwa investor


(54)

lebih banyak menggunakan technical approachdalam melakukan kegiatan investasinya.

Penelitian ini menghasilkan variabel debt to equity ratio, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham dan hanya

current ratio dan operting profit margin saja yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian faktor fundamental perusahaan kurang diperhatikan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasinya di bursa efek, dan seringkali terjadi pengambilan keputusan investasi yang didasarkan pada persepsi subjektif investor, dan bukan fakta objektif perusahaan.


(55)

52

Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari seluruh pembahasan sebelumnya, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, dan saran-saran yang dapat diajukan sebagai bahan perbaikan penelitian selanjutnya.

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan rasio kinerja keuangan perusahaan, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, dengan perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 43 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001 diperoleh kesimpulan seperti diuraikan pada bagian berikut.

1. Uji ketepatan perkiraan (goodness of fit) menunjukkan nilai R2sebesar 0,232. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 23,2 % dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 76,8% dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh faktor-faktor di luar variabel independen.

2. Pengujian koefisien regresi secara serentak (uji F) menghasilkan variabel independen, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets


(56)

turnover,dantotal debt to total assets ratio, tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig F (0,195) > α (0,05), yang berarti H0diterima.

3. Pengujian masing-masing variabel independen terhadap harga saham menggunakan uji t. Dari hasil regresi berganda, dapat dilihat bahwa hanya current ratio dan operating profit margin yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap harga saham. Variabel independen lainnya yaitu, debt to equity ratio, price earning per share, return on investment, total assets turnover, dantotal debt to total assets turnover tidak bepengaruh secara parsial terhadap harga saham.

B. KETERBATASAN

Penyusun menyadari penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan disebabkan baik oleh waktu, tenaga, biaya, maupun kemampuan penyusun. Beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini faktor-faktor eksternal perusahaan seperti inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya tidak dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut mungkin mempengaruhi cara perusahaan melakukan bisnis yang selanjutnya mempengaruhi hasil analisis penelitian ini.

2. Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini karena pendeknya jangka waktu pengamatan.

3. Jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model belum mencakup seluruh rasio keuangan suatu perusahaan.


(57)

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan seperti yang telah diungkapkan di atas, maka saran untuk perbaikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Pemilihan sampel sebaiknya dilakukan secara random agar dapat mewakili populasi dan jumlahnya diperbanyak.

2. Faktor-faktor eksternal perusahaan sebaiknya ikut dipertimbangkan. 3. Rasio keuangan yang digunakan sebaiknya diperbanyak.

4. Rentang waktu pengamatan diperluas dan faktor size (ukuran) perusahaan sebaiknya diperhatikan.


(58)

1

5 MTDL 10-4-2000

6 TURI 27-4-2000

7 MRAT 28-4-2000

8 BRPT 29-4-2000

9 LMPI 29-4-2000

10 PAFI 30-4-2000

11 SUDI 29-4-2000

12 SULI 28-4-2000

13 AKPI 16-6-2000

14 ADMG 10-5-2000

15 HDTX 3-5-2000

16 INDF 14-5-2001

17 UNIC 9-4-2001

18 DPNS 24-4-2001

19 INCI 30-4-2001

20 DYNA 30-4-2001

21 SMGR 12-4-2001

22 ALMI 27-4-2001

23 KICI 30-4-2001

24 SMSM 4-5-2001

25 DNKS 3-4-2001

26 TCID 23-3-2001

27 MRAT 14-5-2001

28 ASII 8-5-2001

29 ADMG 2-4-2001

30 DVLA 17-4-2002

31 DKNS 24-4-2002

32 ESTI 24-4-2002

33 GDYR 25-4-2002

34 ERTX 26-4-2002

35 KICI 29-4-2002

36 KDSI 29-4-2002

37 DLTA 30-4-2002

38 GRIV 30-4-2002

39 SMSM 30-4-2002

40 SUBA 30-4-2002

41 ALKA 1-5-2002

42 POLY 16-5-2002


(59)

2

CTBN -1.32781 -.06590 -.30103 -.02996 .28086 -.20785 -.26091 -.37567 -.15772 MTDL -1.06753 -.30656 -.17921 -.60206 .58251 .24642 -.47713 -.62840 .17353 TURI -1.19132 -.41866 -.15750 -.39794 -.16919 1.23045 .21822 -.38886 .02458 MRAT -1.20642 -.40308 -.45863 .00000 .28330 -.79006 -.37107 -.55630 -.11308 BRPT -1.12494 -1.46243 -.78307 -.19382 1.14999 -.06624 -.90309 -1.38616 -.15283 LMPI -.85733 -1.06068 .37455 -.30103 .68703 -.27923 -.32222 -1.10913 .21480 PAFI -1.04139 -1.26954 -.52073 -.06695 .13861 .76185 -1.54409 -1.28441 -.08537 SUDI -1.11810 -.50267 -.46846 -.50267 .06797 .44636 -.88081 -1.31176 .05014 SULI -1.10763 -.60880 -1.50169 .00000 1.16872 .06105 -1.12494 -1.85730 -.04531 AKPI -1.10254 -1.30103 .00683 -.64346 1.50026 -.07595 -.93449 -1.98674 -.01131 ADMG -1.17607 -.60774 1.18393 -.18709 .03880 .12020 -1.14612 -.94939 -.07741 HDTX -.85711 -.86249 .13638 -.30103 .50515 -.11040 -.95425 -1.36171 .22159 INDF -1.20370 -.50428 -1.02886 -1.30103 -.09240 -.21648 -1.13436 -1.88639 .06908 UNIC -1.41748 -.19107 -.75100 -.80162 -.00167 -.54963 -1.16437 -1.24918 -.18414 DPNS -1.08202 -.42120 .00000 -.55931 -.20634 -1.60067 -.63203 -.11394 .07189 INCI -1.11453 -.14790 .19189 -.52681 -.66900 -.66388 -.47713 .13830 .09403 DYNA -1.22055 -.43047 -.15490 -1.25524 -.30863 -.61815 -.77152 -.40457 .06403 SMGR -1.48004 -.34716 -1.25524 -1.07920 -.19912 -.45079 -.93449 -1.49134 -.22379 ALMI -1.36171 -.60027 -.45182 -.66900 1.28315 -.01296 -.84952 -.93304 -.16096 KICI -1.48505 .18421 -.78534 -.44716 -.08135 .00637 -.89086 -.97774 -.23399 SMSM -1.49526 -.54407 .10646 -.74036 -.66661 -.79108 -.71014 -.13622 -.32453 DNKS -1.19145 -.99792 -.76924 -.80162 -.46460 -.60413 -.76901 -1.24918 -.08500 TCID -1.32175 -.75168 -.35538 -1.23047 -1.98130 -.87910 -1.13757 -.49884 -.15182 MRAT -.86322 -.85749 -.33099 -1.00000 -.21680 -.66746 -1.34892 -.41497 .28857 ASII -1.58436 -.36298 .05302 -.32736 .64056 .05302 -.20412 -1.48188 -.38990 ADMG -1.11810 -1.46243 -.05910 -.84509 -.05138 -.05910 -.52288 -.67342 -.04067 DVLA -1.12367 -.65855 -.92941 -1.04139 .79839 -.05102 -.80919 -1.25524 .11607 DKNS -1.01836 -.80543 -1.04576 -.49733 -.45056 -1.00696 -.66119 -1.52506 .05878 ESTI -1.13342 -1.18622 -.56785 -.43933 -.08330 .84266 -1.22403 -.83729 -.09313 GDYR -.90935 -1.00590 -.75100 -.05115 .20181 -.17279 -.70586 -.97774 .09356 ERTX -.85106 -.71785 -.73688 -.30103 -.69897 -.41078 -.62226 -1.63846 .21812 KICI -.99452 -1.42817 -.94815 -.43366 -.38021 -.29262 -.94025 -1.02118 -.01933 KDSI -1.05655 -.21795 -.79194 -.08715 -.33922 -.60331 -1.40649 -1.34247 .03172 DLTA -1.30103 -.73936 -.25863 -.82930 -.68048 -.35170 -.50386 -.38818 -.13380 GRIV -1.00617 -.57625 -.89279 -.28555 -.17363 -.12963 -1.09109 -1.59654 .08313 SMSM -1.18889 -.52244 -.87241 -1.25524 -1.56431 -.87079 -1.27877 -1.17607 .02132 SUBA -.85733 -.41682 -.34359 .52266 .17482 .25964 -.72700 -.48734 .15278 ALKA -.85943 -.46583 .21351 .00000 -.17609 -.27997 .05382 -.37567 .24633 POLY -1.07920 -.52288 -2.19654 -.90011 .42597 .02854 -.56427 -2.26520 .14567 ETWA -1.15583 -1.04139 -.04327 .02477 -.11835 -.42931 -.85533 -1.05007 -.18177


(60)

3

43 61.4% 27 38.6% 70 100.0%

hs Descriptives -1.13183 2.89E-02 -1.19006 -1.07359 -1.12479 -1.11810 3.581E-02 .1892285 -1.58436 -.85106 .73330 .1880600 -.453 .361 -.127 .709 Mean Lower Bound Upper Bound 95% Confidence

Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis hs

Statistic Std. Error

Tests of Normality

.114 43 .188 .940 43 .041

hs

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correction a.

Normal Q-Q Plot of hs

Observed Value -.6 -.8 -1.0 -1.2 -1.4 -1.6 E x p e c te d N o rm a l 3 2 1 0 -1 -2 -3


(1)

Case Processing Summary

43 61.4% 27 38.6% 70 100.0%

tdtar

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Descriptives

-1.01149 8.42E-02

-1.18136 -.8416147 -1.00680 -1.05007 .305 .5519733 -2.26520 .13830 2.40350 .8675900

-.048 .361

-.521 .709

Mean

Lower Bound Upper Bound 95% Confidence

Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median

Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range

Interquartile Range Skewness

Kurtosis tdtar

Statistic Std. Error

Tests of Normality

.098 43 .200* .976 43 .602

tdtar

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

Normal Q-Q Plot of tdtar

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

3

2

1

0

-1


(2)

Variables Entered/Removedb

tdtar, opm, cr, tat, roi,

per, dea

. Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: hs b.

Model Summaryb

.482a .232 .079 .1816351 2.034

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-W atson Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de

a.

Dependent Variable: hs b.

ANOVAb

.349 7 4.989E-02 1.512 .195a

1.155 35 3.299E-02

1.504 42

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de a.

Dependent Variable: hs b.

Coefficientsa

-1.186 .087 -13.689 .000

-.159 .076 -.328 -2.095 .044 .897 1.115

-1.12E-02 .064 -.033 -.174 .863 .599 1.668

.172 .075 .379 2.281 .029 .793 1.261

-2.32E-02 .054 -.082 -.430 .670 .604 1.657

-2.15E-02 .060 -.059 -.355 .725 .783 1.277

-3.46E-02 .074 -.077 -.469 .642 .822 1.216

5.179E-04 .074 .002 .007 .994 .474 2.112

(Constant) cr

de opm per roi tat tdtar Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: hs a.


(3)

Casewise Diagnosticsa

1.660 -.87484 -1.1763897 .3015497

-.475 -1.11896 -1.0327462 -8.6E-02

1.161 -1.02251 -1.2333041 .2107941

-.868 -1.32781 -1.1700924 -.1577176

.955 -1.06753 -1.2410638 .1735338

.135 -1.19132 -1.2159010 2.46E-02

-.623 -1.20642 -1.0933385 -.1130815

-.841 -1.12494 -.9721100 -.1528300

1.183 -.85733 -1.0721278 .2147978

-.470 -1.04139 -.9560159 -8.5E-02

.276 -1.11810 -1.1682450 5.01E-02

-.249 -1.10763 -1.0623165 -4.5E-02

-.062 -1.10254 -1.0912276 -1.1E-02

-.426 -1.17607 -1.0986639 -7.7E-02

1.220 -.85711 -1.0787005 .2215905

.380 -1.20370 -1.2727759 6.91E-02

-1.014 -1.41748 -1.2333422 -.1841378

.396 -1.08202 -1.1539079 7.19E-02

.518 -1.11453 -1.2085647 9.40E-02

.352 -1.22055 -1.2845755 6.40E-02

-1.232 -1.48004 -1.2562523 -.2237877

-.886 -1.36171 -1.2007500 -.1609600

-1.288 -1.48505 -1.2510577 -.2339923

-1.787 -1.49526 -1.1707266 -.3245334

-.468 -1.19145 -1.1064478 -8.5E-02

-.836 -1.32175 -1.1699293 -.1518207

1.589 -.86322 -1.1517909 .2885709

-2.147 -1.58436 -1.1944556 -.3899044

-.224 -1.11810 -1.0774333 -4.1E-02

.639 -1.12367 -1.2397447 .1160747

.324 -1.01836 -1.0771441 5.88E-02

-.513 -1.13342 -1.0402929 -9.3E-02

.515 -.90935 -1.0029059 9.36E-02

1.201 -.85106 -1.0691816 .2181216

-.106 -.99452 -.9751913 -1.9E-02

.175 -1.05655 -1.0882717 3.17E-02

-.737 -1.30103 -1.1672271 -.1338029

.458 -1.00617 -1.0893033 8.31E-02

.117 -1.18889 -1.2102143 2.13E-02

Case Number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Std. Residual hs

Predicted


(4)

Residuals Statisticsa

-1.28458 -.9560158 -1.13183 9.118478E-02 43

-.3899044 .3015497 -3.8E-16 .1658094 43

-1.675 1.928 .000 1.000 43

-2.147 1.660 .000 .913 43

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: hs a.


(5)

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removedb

tdtar, opm, cr, tat, roi,

per, dea

. Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: residu b.

Model Summaryb

.000a .000 -.200 .1816351 2.034

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-W atson Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de

a.

Dependent Variable: residu b.

ANOVAb

.000 7 .000 . .a

1.155 35 3.299E-02

1.155 42

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de a.

Dependent Variable: residu b.

Coefficientsa

6.977E-11 .087 .000 1.000

.000 .076 .000 .000 1.000 .897 1.115

.000 .064 .000 .000 1.000 .599 1.668

.000 .075 .000 .000 1.000 .793 1.261

.000 .054 .000 .000 1.000 .604 1.657

.000 .060 .000 .000 1.000 .783 1.277

.000 .074 .000 .000 1.000 .822 1.216

.000 .074 .000 .000 1.000 .474 2.112

(Constant) cr

de opm per roi tat tdtar Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig. Tolerance VIF


(6)

Residuals Statisticsa

6.98E-11 6.98E-11 6.98E-11 2.675377E-18 43

-.3899044 .3015497 -3.9E-18 .1658094 43

.000 .000 .000 .000 43

-2.147 1.660 .000 .913 43

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: residu a.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

0 5 81

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.

0 7 18

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.

0 2 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 9

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

PENDAHULUAN PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 6

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 11

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 12

PENDAHULUAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 5