TINJAUAN PUSTAKA 1.Informasi Akuntansi
Akuntansi mempunyai beberapa prinsip yang mendasarinya. Dalam APB statement no. 4 dalam Harahap 2001 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar
dari akuntansi keuangan sebagai berikut: 1. Accounting entity.
Dalam menyusun informasi akuntansi yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas
sebagai sesuatu entitas yang terpisah dari badan atau entitas lain. 2. Going concern.
Dalam menyusun laporan keuangan atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan entitas yang dilaporkan akan terus beroperasi di
masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa suatu perusahaan atau entitas akan bubar.
3. Measurement Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi
economic resources dan kewajiban liability beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset,
kewajiban, modal, hasil, dan biaya. 4. Time period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang,
dan modal pada saat atau tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil pendapatan dan biaya usaha pada periode tertentu.
Sedangkan laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.
5. Monetery unit Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran
moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang.
6. Accrual Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan
pada faktor legal apakah suatu pendapatan dan biaya tersebut sudah termasuk hak dan kewajiban perusahaan atau belum.
7. Exchange Price Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara permintaan demand dan penawaran supply.
8. Approximation. Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai,
harga, umur, jumlah penyisihan piutang, nilai suatu asset, taksiran harga persediaan, dan sebagainya.
9. Judgement Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-
pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya.
10. General Purpose Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan ditujukan
untuk pemakai secara umum. 11. Interrelated Statement
Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos akun dengan pos lainnya.
12. Substance Over Form Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil
keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian.
13. Materiality Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam
setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinya. Agar informasi akuntansi dapat berguna bagi berbagai pihak yang
membutuhkan, maka ada beberapa karakteristik kualitatif informasi yang harus dipenuhi. Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI ada empat karakteristik kualitatif pokok yang harus ada dalam informasi akuntansi , yaitu:
1. Dapat Dipahami Laporan keuangan seharusnya dapat dipahami dengan baik oleh pemakai
laporan keuangan tersebut. Untuk hal tersebut, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi.
2. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal apabila jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat Diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai pun harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan
secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Informasi akuntansi tercermin dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau lembaga lain. Menurut Baridwan 1997 laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh
pihak manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan pemegang saham.
Laporan keuangan dibuat untuk digunakan dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur,
pemerintah, masyarakat secara umum, dan lain-lain. Tujuan laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts
SFAC nomor 1 dalam Baridwan 1997 adalah: 1. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus memadai bagi mereka
yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk
menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh. 2. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan
pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari deviden atau
bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.
3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-
sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan, dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadian-kejadian, dan
keadaan-keadaan yang
mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut. Saat ini bentuk dan susunan laporan keuangan di Indonesia diatur berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1995. Laporan keuangan ini didasarkan pada
konsep pengukuran nilai historis. Empat laporan utama menurut SAK adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Dari laporan keuangan tersebut investor sebagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi dapat menilai kinerja dari perusahaan yang akan mereka
pilih untuk dijadikan wadah bagi aktivitas investasi mereka.
A.2.Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan Helfert:1996.
Menurut Anthony dan Govindarajan yang dikutip dalam Hurat Abadi 2002 kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu.
Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan
dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi
keuangan dan hasil operasi operating result perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan.
Kinerja sutau perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan Saptuniningrum:2002. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan. Menurut Hardjosoemanto dalam Saptuniningrum 2002, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perusahaan adalah: 1. Faktor Internal
•
Manajemen personalia. Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan
seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi.
•
Manajemen pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
•
Manajemen produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai
dengan yang diharapkan.
•
Manajemen keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk
memaksimumkan efisiensi perusahaan.
2. Faktor Eksternal
•
Kondisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas
politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
•
Kondisi industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.
Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran rasio sudah menjadi suatu parameter yang terbilang umum saat ini. Dalam penelitian-penelitian
yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan umumnya para peneliti dalam memilih proksi kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan pada ketentuan: 1 hasil
penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, 2 menggunakan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, 3 kelaziman dalam praktek, dan 4
mengembangkan model pengukuran melalui pengujian secara statistik terlebih dahulu dengan memilih tolok ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian.
A.3.Rasio Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Alat analisis yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama bila angka rasio tersebut dibandiingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Munawir:1999.
Rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Contohnya adalah current ratio.
2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-assetnya untuk memperoleh
penghasilan dari kegiatan penjualan. Contoh rasio aktivitas adalah total asssets turnover.
3. Rasio Financial Leverage, yaitu rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Contohnya adalah: deb to equity ratio, total debt to total assets ratio.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam
hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Contohnya adalah return on investment, operating profit margin.
5. Rasio Nilai Pasar, rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal. Contohnya adalah price earning
ratio. Dalam penelitian ini digunakan tujuh rasio keuangan yang mewakili lima
klasifikasi rasio di atas, yaitu current ratio, total assets turnover, operating profit
margin, return on investment, debt to equity , total debt to total asset ratio, dan price earning ratio.
A.3.1.Current Ratio
Current ratio merupakan salah salah satu alat ukur dalam rasio likuiditas. Current ratio adalah rasio total aktiva lancar terhadap total kewajiban lancar. Aktiva
lancar umumnya berupa kas, surat-surat berharga, piutang usaha piutang dagang, dan persediaan. Kewajiban lancar umumnya terdiri dari utang jangka pendek utang
dagangutang usaha, utang wesel jangka pendek, utang pajak, dan lain-lain yang tidak kurang dari satu periode akuntansisatu tahun atau utang jangka panjang yang akan
jatuh tempo pada tahun ini. Current ratio dihitung dengan:
s Liabilitie
Current Asset
Current Ratio
Current
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran solvency jangka pendek.
A.3.2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan salah satu ukuran rasio financial leverage perusahaan. Debt to equity mengukur persentase penggunaan dana yang berasal dari
kreditor. Rasio ini dihitung dengan:
Equity s
Liabilitie Total
Equity to
Debt
A.3.3. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi.
Rumus operating profit margin adalah:
Sales Net
ofit Operating
in M
ofit Operating
Pr arg
Pr
A.3.4. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen perlembar saham kepada pemegang saham. Rasio ini termasuk ke dalam
klasifikasi rasio nilai pasar. Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar saham dengan earning per share
Share per
Earning ice
Stock Ratio
Earning ice
Pr Pr
A.3.5. Return On Investment
Return on investment merupakan rasio dalam klasifikasi rasio profitabilitas perusahaan. Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat
diterima oleh para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Return on investment dapat dihitung dengan rumus:
Return On Investment ROI = Profit margin on sales x Assets turnover =
Assets Total
Sales X
Sales ofit
Net Pr
A.3.6. Total assets turnover
Total assets turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Total assets turnover dapat dihitung sebagai berikut:
Assets Total
Sales Turnover
Assets Total
A.3.7. Total debt to total asset ratio
Total debt to total assets ratio adalah salah satu dalam rasio financial leverage. Rasio ini menghitung perbandingan antara total utang terhadap total aktiva.
Rumusnya adalah ebagai berikut:
Assets Total
s Liabilitie
Total Ratio
Assets Total
to Debt
Total
A.4.Analisis dan Model Penilaian Saham
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsic suatu saham, dan kemudian membandingkan dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini current
market price. Nilai intrinsik NI menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham Harianto dan Sudomo:1998. Pedoman yang digunakan
adalah: 1. Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued
atau harganya terlalu rendah, dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila harga saham tersebut dimiliki.
2. Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued atau harganya teralu mahal, dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Selain analisis saham, ada model penilaian saham. Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau
variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasap perkiraan harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut adalah laba perusahaan, deviden
yang dibagikan, dan sebagainya. Model penilaian saham yang sering digunakan untuk analisis sekuritas adalah:
1. Pendekatan present value metode kapitalisasi penghasilan 2. Pendekatan Price Earning Ratio metode kelipatan laba
Pendekatan present value mencoba menaksir nilai suatu saham pada saat ini dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan manfaat yang diharapkan akan
diterima oleh pemiliknya. Pendekatan PER menaksir nilai saham dengan mengalikan laba per unit saham dengan kelipatan tertentu.
Secara garis besar ada dua teknik analisis yang biasa digunakan dalam menentukan harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknik. Analisis
fundamental mencoba memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Indikator yang sering digunakan dalam
analisis fundamental adalah price earning ratio, dividend per share, book value, return on equity, return on investment, dan sebagainya Harianto dan Sudomo:1998.
Selain dengan menggunakan analisis fundamental adalah dengan menggunakan analisis teknik. Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknik tidak memperhatikan
faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Pemikiran yang mendasari analisis ini adalah 1 bahwa harga saham mencerminkan informasi
yang relevan, 2 bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan 3 karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola
tertentu, dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknik menggunakan grafik charts maupun berbagai indikator teknis.
A.5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Fluktuasi harga saham merupakan hal yang seringkali terjadi di pasar modal. Fenomena tersebut menarik banyak peneliti untuk melakukan studi terhadapnya.
Banyak faktor yang ditemukan mempengaruhi fluktuasi tersebut. Gart dalam Hartono 1998, secara garis besar membagi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
dalam dua kelompok sudut pandang, yaitu sudut pandang perusahaan mikro, dan sudut pandang pasar makro, yang meliputi:
1. Tingkat inflasi dan bunga, yang akan mempengaruhi investor untuk memilih antara real asset tangible dan asset finansial, dan antara
saham ataukah sekuritas fixed income. 2. Kebijakan fiskal dan moneter, yang akan menentukan terhadap
pandangan pasar modal di masa yang akan datang.
3. Internasionalisasi, yang akan mencerminkan seberapa besar bisnis perusahaan dalam negeri dapat berkompetisi dengan perusahaan asing.
Sedangkan dari sudut pandang perusahaan mikro meliputi: 1. Profit. Perusahaan yang secara konsisten mampu mencapai tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka secara empiris harga sahamnya pun akan turut mengalami kenaikan.
2. Dividen. Tingkat
pembagian dividen
merupakan salah
satu pertimbangan seorang investor dalam melakukan tindakan investasinya.
3. Aliran kas. Aliran mengambarkan alur kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan.
4. Perubahan fundamental industri atau perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat
dilihat dari penghitungan rasio-rasio keuangannya. Rasio keuangan yang lazim dipergunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai pasar. 5. Perubahan sikap investasi, yang mencerminkan perubahan dalam
perilaku dari para investor terhadap pilihan investasi yang dilakukannya.
A.6.Penelitian Terdahulu
Studi empiris tentang fluktuasi harga saham diantaranya dilakukan oleh Gart yang disebutkan dalam Hartono 1998. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa
terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang
memberikan kontribusi sebesar 60 terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama
yang memberikan kontribusi sebesar 30. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10 terhadap fluktuasi harga
saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Imron Rosyidi 2002. Imron meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25
emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio,
dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhdap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial
hanya debt to equity ratio yang tidak berpengaruh. Mahmud Abadi 2002 meneliti tentang pengaruh kinerja emiten terhadap price
earning ratio saham pada industri tekstil dan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa teori analisis fundamental yang menyatakan
harga saham ditentukan oleh kinerja emiten adalah tidak terbukti pada perusahaan tekstil, tetapi pada industri makanan-minuman teori analisis fundamental tersebut
terbukti. Arif Hartono 1998 meneliti tentang hubungan antara price earning ratio,
return on investment, dan operating margin profit terhadap harga saham yang menghasilkan kesimpulan bahwa price earning ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham, sedangkan return on investment terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Variabel independen
lainnya yaitu operating margin profit terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya penyimpangan multikorealinitas.
Murtopo Panjaitan 2002 meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning
ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning
ratio dan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh
terhadap harga saham. Saptono Basuki Rahardjo 2001 meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan
perusahaan manufaktur terhadap perubahan harga saham. Variabel independen yang digunakan adalah total debt to total assets ratio, debt to equity ratio, quick ratio,
profit margin ratio, return on equity, total assets turnover, inventory turnover, dan price earning ratio. Hasil penelitiannya adalah secara parsial semua variabel
independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan secara serentak pun semua variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham.