C. HIPOTESIS
Current ratio mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Diasumsikan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk
memiliki saham perusahaan tersebut. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H 1
: tidak ada pengaruh signifikan current ratio terhadap harga saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H
: μ1- μ2=0 Debt to equity ratio menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi
klaim dari kreditor terhadap hak kepemilikan. Debt to equity ratio diukur dengan membagi antara total utang dengan total ekuuitas perusahaan. Rasio yang rendah
menunjukkan indikasi yang baik bagi perusahaan. Dengan tingkat keamanan yang tinggi, investor diasumsikan akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan
tersebut. Hipotesis null dirumuskan sebagai berikut: H
2 :
tidak ada pengaruh signifikan debt to equity ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
H : μ1- μ2=0
Operating profit margin mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio ini diukur dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi. Perusahaan yang rasionya tinggi dalam
menghasilkan laba akan menarik minat investor untuk membeli sahamnya. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H 3
: tidak ada pengaruh signifikan operating profit margin terhadap
harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H
: μ1- μ2=0 Price earning ratio membandingkan antara harga saham yang beredar di bursa efek
dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pertumbuhan keuntungan
yang diharapakan oleh investor. Hipotesis null dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H 4
: tidak ada pengaruh signifikan price earning ratio terhadap harga
saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H
: μ1- μ2=0 Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat diterima oleh
para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapatkan oleh investor. Hal
tersebut menyebabkan investor akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan yang mempunyai tingkat kembalian investasi yang tinggi. Hipotesis null dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H
5 :
tidak ada pengaruh signifikan return on investment terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
H : μ1- μ2=0
Total assets turnover mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan membagi antara