Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

hutang dengan modal sendiri. Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi membentuk portofolio gabungan dari berbagai investasi sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan. Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar modal tidak selalu sama antar investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan di perusahaan, pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga saham. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat menuntut adanya informasi yang dapat diandalkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal. Salah satunya adalah investor. Dalam pertimbangan penyaluran dana sebagai investasi di pasar modal, perasaan aman merupakan syarat penting diantara syarat-syarat lain yang harus dipenuhi bagi investasinya tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sangat dibutuhkan keberadaannya. Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya dinilai dari perbandingan rasio unsur-unsur fundamental dalam perusahaan tersebut. Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas saham. Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien. Mengutip Suad Husnan dalam Rosyidi 2002 pengujian terhadap efisiensi pasar modal di Indonesia umumnya menunjukkan bahwa efisiensi bentuk lemah telah terpenuhi. Tercapainya efisiensi bentuk lemah menyimpulkan bahwa perubahan harga saham bersifat acak dan tidak mempunyai trend, sehingga harga sekuritas di masa lalu tidak dapat dipakai untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham. Antara lain adalah Hurat dalam Abadi 2002 yang menyimpulkan bahwa pergerakan harga saham ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor fundamental, motivasi investor, dan faktor random. Dalam mengambil keputusan investasinya, para investor memperhatikan ketiga faktor tersebut. Faktor fundamental mengungkapkan informasi yang menggambarkan keadaan perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perusahaan. Motivasi investor merupakan segala hal yang berkaitan dengan keinginan atau apa yang dikehendaki oleh investor dalam melakukan investasi di pasar modal. Faktor random adalah faktor-faktor yang kemunculannya tidak dapat diprediksikan sebelumnya yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, dan pada umumnya bersifat psikologis dan temporal. Artinya faktor random akan berpengaruh di sekitar periode munculnya informasi tersebut. Gart dalam Hartono 1998 mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang memberikan kontribusi sebesar 60 terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama yang memberikan kontribusi sebesar 30. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10 terhadap fluktuasi harga saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama. Murtopo Panjaitan 2002 meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning ratio dan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh terhadap harga saham. Imron Rosyidi 2002 meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25 emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio, dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhadap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial hanya debt to equity ratio yang tidak berpengaruh. Arif Hartono 1998 meneliti tentang hubungan antara price earning ratio, return on investment, dan operating profit margin dengan harga saham. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 53 perusahaan, sedangkan waktu pengamatan adalah 1996-1997. Hasil penelitian tersebut adalah price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan return on investment berpengaruh terhadap harga saham. Variabel independen lainnya yaitu operating profit margin terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya multikolinearitas. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Arif Hartono dengan menambah jumlah rasio keuangan sebagai variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan total debt to total asset ratio. Dalam penelitian Arif Hartono sampel yang diteliti adalah semua jenis perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur. Alasan dimasukkannya rasio- rasio keuangan tersebut adalah dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Perusahaan mempunyai cukup dana untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan current ratio. 2. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat efektifitas yang baik dalam pemanfaatan aktiva-aktiva yang digunakan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan total assets turnover. 3. Investor menginginkan perusahaan yang mereka beli sahamnya mempunyai tingkat efisiensi yang baik dalam penggunaan biaya-biaya operasionalnya. Hal ini dapat diukur dengan operating profit margin. 4. Investor menginginkan saham dari perusahaan yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan keuntungan dari dana yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva. Hal ini tercermin dalam return on investment. 5. Investor menginginkan perusahaan yang dapat memberikan return saham yang tinggi dan dengan resiko yang dapat mereka tanggung. Total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham tersebut dan resiko bagi pemegang saham. Rasio ini pun digunakan untuk melihat seberapa efektif peranan hutang dalam meningkatkan ekuitas pemilik. 6. Price earning ratio dimasukkan, karena rasio ini berguna bagi investor untuk menunjukkan kinerja perusahaan di masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: • Apakah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, berpengaruh terhadap perubahan harga saham baik secara parsial maupun serempak?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini digunakan batasan-batasan dari masalah yang akan diteliti,yaitu: 1. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 1999, 2000, dan 2001 yang sahamnya aktif diperdagangkan. 2. Kinerja perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. 3. Periode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 1999, 2000, dan 2001.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja perusahaan yang diukur dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Para manajer perusahaan hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaannya. 2. Para investor hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pertimbangan keputusan investasi saham di pasar modal. 3. Sebagai salah satu bahan acuan untuk penyempurnaan penelitian mengenai topik yang serupa. SISTEMATIKA PENELITIAN Penyusunan dari penelitian ini dilakukan sesuai urutan pembahasan dari materi-materi pokok yang dapat dikemukakan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

0 5 81

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.

0 7 18

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.

0 2 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 9

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

PENDAHULUAN PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 6

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 11

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 12

PENDAHULUAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 5