Analisis Tipologi Klassen Teknik Pengumpulan Data

pelaku utama pemasaran daerah terhadap Kabupaten Padang Lawas Utara serta 3 brand daerah yang dapat diterima menjadi identitas daerah. Melalui pengamatan ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana kebiasaan pelaku utama pemasaran daerah berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan mereka agar menjadi lebih layak dan pengamatan aspek sosial, ekonomi, budaya di Kabupaten Padang Lawas Utara. . 3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara Untuk mendapatkan gambaran kondisi perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara, peneliti menggunakan beberapa alat analisis yaitu : Tipologi Klassen, Locatoin Quotient LQ, dan Analisis Shift Share.

3.7.1.1 Analisis Tipologi Klassen

Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan alat analisis Tipologi Klassen, analisis ini digunakan untuk memetakan kondisi perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara dalam Provinsi Sumatera Utara serta mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah di Provinsi Sumatera Utara. Karakteristik tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah berdasarkan Klassen tipologi Sjahrizal, 1997: 29-30 digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur petumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi Universitas Sumatera Utara daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu daerah cepat maju dan cepat tumbuh High growth and high income, daerah maju tapi tertekan high income but low growth, daerah berkembang cepat high growth but low income dan daerah relatif tertinggal {low growth and low income. Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah adalah sebagai berikut: 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh High growth and high income adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata – rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata- rata Provinsi Sumatera Utara. 2. Daerah maju tapi tertekan. high income but low growth yaitu daerah yang relative maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju pertumbuhan menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju tapi dimasa mendatang pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata- rata Provinsi Sumatera Utara. 3. Daerah berkembang cepat high growth but low income adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata- rata Provinsi Sumatera Utara. 4. Daerah relatif tertinggal low growth and low income adalah daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata- rata Provinsi Sumatera Utara. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.2. Tabel 3.2 Tipologi Daerah PDRB per Kapita y Laju pertumbuhan r y 1 y y 1 y r 1 Pendapatan tinggi dan Pertumbuhan tinggi r Pendapatan rendah dan Pertumbuhan tinggi r 1 Pendapatan tinggi dan Pertumbuhan reñida r Pendapatan rendah dan Pertumbuhan rendah Sumber : Mudrajat Kuncoro 2002 Keterangan : r = Rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara y = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi Sumatera Utara r 1 y = Rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupatenkota yang diamati 1 = Rata-rata PDRB per kapita kabupatenkota yang diamati 3.7.1.2 Analisis Location Quotient LQ Setelah mengetahui gambaran Kabupaten Padang Lawas Utara berada dalam klasifikasikuadran apa, selanjutnya dilakukan analisis sektor basis dan non basis di Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk menentukan sektor basis dan non basis di Kabupaten Padang Lawas Utara digunakan metode analisis Location Quotient LQ. Metode LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal Universitas Sumatera Utara untuk memahami sektor kegiatan dari PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara yang menjadi pemacu pertumbuhan. Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian, sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro 2004:183 sebagai berikut: LQ = Dimana: -PDRBPLU,i = PDRB sektor i di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun tertentu. - ΣPDRBPLU = Total PDRB di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun tertentu. -PDRBSMT,i = PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara pada tahun tertentu. - ΣPDRBSMT = Total PDRB di Provinsi Sumatera Utara pada tahun tertentu. Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka ada tiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh Bendavid-Val dalam Kuncoro, 2004:183, yaitu: 1. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara. PDRB PLU ,i Σ PDRB PLU PDRB SMT ,i Σ PDRB SMT Universitas Sumatera Utara 2. LQ 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat Kabupaten Padang Lawas Utara lebih besar dari sektor yang sama pada tingkat Provinsi Sumatera Utara. 3. LQ 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat Kabupaten Padang Lawas Utara lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat Provinsi Sumatera Utara. Apabila nilai LQ1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebaliknya apabila nilai LQ1, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara. Data yang digunakan dalam analisis Location Quotient LQ ini adalah PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2006-2010 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000.

3.7.1.3. Analisa Shift Share