Carter 1977, Cormick 1979, Goulet 1989 dan Wingert 1989 dalam Santosa dan Heroepoetri 2005:2 merinci fungsi dari partisipasi masyarakat yaitu sebagai
berikut: 1 Partisipasi Masyarakat sebagai suatu Kebijakan
2. Partisipasi Masyarakat sebagai Strategi 3. Partisipasi Masyarakat sebagai Alat Komunikasi
4. Partisipasi Masyarakat sebagai Alat Penyelesaian Sengketa 5. Partisipasi Masyarakat sebagai Terapi
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tesis ini dapat diuraikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul
Penelitian Permasalahan
Kesimpulan 1
2 3
4
Universitas Sumatera Utara
Riyadi 1.
2009 Judul :
Fenomena City Branding Pada Era
Otonomi Daerah 1.Seberapa pentingkah
merek kota dicanangkan 2.Siapa dan bagaimana
merumuskan merk yang tepat untuk suatu daerah
3.Bagaimana mewujudkan rumusan merk agar tidak
terkesan sekedar memiliki merk saja
Tetapi tidak ada upaya untuk mewujudkan
janji-janji tersebut. 1.Bersamaan dengan era
otonomi, berbagai daerah di Indonesia ingin
menonjolkan identitasnya sehingga berbeda dari
daerah lain, adalah salah satu strategi promosi
untuk meraih keunggulan bersaing baik tingkat
lokal, regional bahkan internasional.
2.Brand yang baik harus merupakan ekstrak dari
visi dan misi suatu daerah dalam merumuskannya
harus melibatkan seluruh stakeholders.
Sebagai implementasi City brand
harus dikomunikasikan kepada
seluruh stakeholder
dan menuntut perubahan
perilaku masyarakat dan aparat untuk mewujudkan
janji-janji dalam city brand.
2.
Judul :
Regional Branding “Solo The
Spirit Of Java” Kunti Handani, SH
2010
Suatu Tinjauan Dari Aspek Hak Kekayaan
Intelektual 1.Apakah pertimbangan
yang mendasari munculnya
Regional Branding “Solo, The
Spirit of Java” ? 2.Apakah Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Dapat
dijadikan sebagai dasar hukum perlindungan
Regional
Branding “Solo, The Spirit of
Java” ? 1.Pertimbangan
yang mendasari munculnya
Regional Branding “Solo, The Spirit of Java“ adalah
kerjasama yang bertujuan menciptakan sebuah
kawasan dengan daya saing ekonomi yang kuat,
2.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek Dapat Dijadikan sebagai Dasar Hukum
Perlindungan
Regional Branding “Solo, The Spirit
of Java”
Tabel 2.1. Lanjutan
1 2
3 4
Universitas Sumatera Utara
3. www.otonomi
daerah.net 2009
Judul : 1.
City Branding Untuk Pemda Perlukah ?
2. Apakah pengertian City
Branding ? 1.Secara definisi,
Apakah pemerintah daerah perlu
membangun brand pada wilayahnya ?
City Brand
2.Sebuah pemda harus membangun
adalah indentitas, symbol, logo, atau merk
yang melekat pada suatu daerah.
Brand untuk daerahnya, yang sesuai
dengan potensi maupun positioning yang menjadi
target daerah tersebut.
Syafrizal Helmi Situmorang
4 2007
Judul : Destination Brand:
Membangun Keunggulan Bersaing
Daerah
1.Bagaimana pentingnya membangun destination
branding bagi sebuah daerah di Indonesia pada
umumnya dan sumatera utara pada khususnya.
1.Indonesia sebagai daerah yang memiliki berbagai
keunggulan dan potensi sumber daya alam dan
budaya yang melimpah merupakan starting point
yang sangat baik dalam menyusun dan mengemas
ulang brand destination disetiap daerah Khususnya
5 Muhith Afif Syam
Hrp 2008
Judul : Eksistensi City
Branding Menurut UU No. 15 Tahun
2001 Tentang Merek Studi Kasus
“Semarang Pesona Asia” di Kota
Semarang 1.Bagaimana city
branding diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001
Tentang Merek?
2.Apakah city branding dapat didaftarkan
sebagai hak merek ke Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual?
3.Apakah “Semarang Pesona Asia” dapat
dikategorikan sebagai city branding?
1.UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek belum
mengatur tentang city branding.
2.City Branding berpotensi didaftarkan sebagai dalam
satu merek jasa atau dagang ke kantor
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Hal
ini disebabkan karena citybranding
tidak termasuk salah satu dari
beberapa poin yang mengakibatkan merek
tidak dapat didaftarkan ataupun merek ditolak
pendaftarnnya.
3.Semarang Pesona Asia dapat dikategorikan
sebagai city branding
karena Semarang Pesona Asia memenuhi unsur-
unsur city branding.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Kerangka Pemikiran