Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara

dan 111.174 perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Padang Lawas Utara mencapai 57,05 persen, sedangkan besarnya laju pertumbuhan penduduk tahun 2000- 2010 sebesar 3,03 persen, seperti diuraikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Demografi di Kabupaten Padang Lawas Utara No Kecamatan Penduduk Jumlah Kepadatan Penduduk Rumah Tangga Laki- Laki Perempuan 1 Batang Onang 6.311 6 .479 12. 790 5,72 44,61 2.751 2 Pd. Bolak Julu 4.821 5.151 9.972 4,46 40,98 2.336 3 Portibi 11.431 11.797 23.228 10,39 163,18 5.545 4 Padang Bolak 29.017 29.543 58 560 26,20 73,93 13.664 5 Simangambat 24.087 22.682 46.769 20,92 45,11 11.250 6 Halongonan 14.692 14.366 29.058 13,00 51,05 6.974 7 Dolok 11.562 11.011 22.573 10,10 45,84 5.070 8 D. Sigompulon 8.102 7.796 15.898 7,11 58,41 3.487 9 Hulu Sihapas 2.334 2.349 4.683 2,10 56,44 960 Jumlah 112.357 111.174 223.531 100,00 57,05 52.037 Sumber : Padang Lawas Utara Dalam Angka 2011

4.2 Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara

4.2.1 . Analisis Tipologi Daerah KabupatenKota di Sumatera Utara Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan Universitas Sumatera Utara ratar-ata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasikuadran yaitu: 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh High growth and high income adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata- rata Provinsi Sumatera Utara. 2. Daerah maju tapi tertekan. high income but low growth yaitu daerah yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju pertumbuhan menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju tapi dimasa mendatang pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata- rata Provinsi Sumatera Utara. 3. Daerah berkembang cepat high growth but low income adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata- rata Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 4. Daerah relatif tertinggal low growth and low income . adalah daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata Sumatera Utara. Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data produk domestik regional bruto Provinsi Sumatera Utara menurut KabupatenKota 2006- 2010 dan dianalisis, terdapat rata-rata pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 6,18 persen dan rata-rata pendapatan perkapita pertahun sebesar Rp. 16.749.973. Dari 33 KabupatenKota yang ada di Provinsi Sumatera Utara hanya satu daerah yang masuk kuadran satu yakni Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh adalah Kota Medan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi Rp. 31.355.606 dan pendapatan perkapita 7,23 diatas pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Provinsi. Demikian pula dengan kuadran dua yaitu Daerah maju tapi tertekan ada empat KabupatenKota yang masuk dalam kuadran dua seperti diuraikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4 Klasifikasi KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2006-2010 dalam kuadran II berdasarkan Tipologi Klassen No KabupatenKota Petumbuhan Pendapatan Perkapita Rp 1 Batu Bara 4,36 37.404.440 2 Labuhan Batu Selatan 3,52 21.375.914 3 Labuhan Batu Utara 3,66 19.764.311 4 Deli Serdang 5,71 17.750.159 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota 2006-2010 dianalisis Untuk daerah KabupatenKota di Sumatera Utara yang masuk dalam kuadran III yaitu daerah berkembang cepat ada sebanyak tiga daerah yaitu : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Klasifikasi KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2006-2010 dalam kuadran III berdasarkan Tipologi Klassen No KabupatenKota Petumbuhan Pendapatan Perkapita Rp 1 Gunung Sitoli 7,09 13.981.033 2 Nias Utara 6,66 8.401.066 3 Mandailing Natal 6,37 7.555.675 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota 2006-2010 dianalisis Sedangkan untuk daerah KabupatenKota di Sumatera Utara yang masuk dalam kuadran IV yaitu daerah relatif tertinggal ada sebanyak 25 daerah yaitu : Tabel 4.6. Klasifikasi KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2006-2010 dalam kuadran IV berdasarkan Tipologi Klassen No KabupatenKota Petumbuhan Pendapatan Perkapita Rp 1 2 3 4 1 Nias 6,17 7.417.022 2 Tapanuli Selatan 4,85 8.980.497 3 Tapanuli Tengah 61,0 6.111.861 4 Tapanuli Utara 5,55 11.283.403 5 Toba Samosir 5,47 16.042.590 6 Labuhan Batu 5,58 15.839.199 Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 7 Asahan 4,80 15.388.206 8 Simalungun 4,97 10.372.263 9 Dairi 4,64 11.647.888 10 Karo 5,30 15.179.283 11 Langkat 4,73 13.833.905 12 Nias Selatan 4,25 6.555.901 13 Humbang Hasundutan 5,69 11.791.752 14 Pakpak Bharat 6,02 6.747.342 15 Samosir 4,78 11.665.034 16 Serdang Bedagai 6,13 12.693.997 17 Batu Bara 4,36 37.404.440 18 Padang Lawas 3,82 6.710.075 19 Padang Lawas Utara 4,87 6.709.924 20 Nias Barat 5,97 6.14.825 21 Sibolga 5,67 14.567.885 22 Tanjung Balai 4,13 16.662.272 23 Pematang Siantar 5,60 14.758.734 24 Tebing Tinggi 5,87 12.888.496 25 Padangsidimpuan 5,87 9.547.662 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota Tahun 2006-2010 dianalisis Berdasarkan analisis tipologi klassen, Kabupaten Padang Lawas Utara berada pada kuadran 4 atau daerah relatif tertinggal, maka diperlukan berbagai strategi Lanjutan Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara pembangunan wilayah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat, kondisi ini juga merupakan daya tarik tersendiri dalam menarik investasi daerah. 4.2.2 Analisis Location Quetiont LQ Analisis Location Quotient LQ digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis. LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di Kabupaten Padang Lawas Utara terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Nilai LQ 1 berarti bahwa peranan suatu sektor di Kabupaten lebih dominan dibandingkan sektor di tingkat Provinsi dan sebagai petunjuk bahwa Kabupaten surplus akan produk sektor tersebut. Sebaliknya bila nilai LQ 1 berarti peranan sektor tersebut lebih kecil di Kabupaten dibandingkan peranannya di tingkat Provinsi. Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar untuk menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Karena sektor tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di dalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Hasil perhitungan Location Quotient LQ Kabupaten Padang Lawas Utara dari kurun waktu tahun 2006-2010 pada Lampiran 6 dicantumkan pada Tabel 4.7. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Location Quotient PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara selama periode pengamatan tahun 2006-2010, maka dapat teridentifikasikan sektor-sektor basis dan non basis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Indeks Location Quetient Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010 Sektor HASIL ANALISIS LQ Rata- Rata LQ 2006 2007 2008 2009 2010 Pertanian 2,44 2,51 2,56 2,59 2,64 2,55 1 Pertambangan Penggalian 0,39 0,37 0,36 0,38 0,38 0,38 1 Industri Pengolahan 0,18 0,18 0,19 0,19 0,18 0,19 1 Listrik, Gas Air Bersih 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 1 Bangunan 1,45 1,43 1,37 1,33 1,31 1,38 1 Perdagangan, Hotel Restoran 0,57 0,56 0,54 0,53 0,52 0,54 1 Pengangkutan Komunikasi 0,15 0,14 0,13 0,13 0,12 0,13 1 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 1 Jasa-Jasa 1,38 1,36 1,26 1,24 1,23 1,29 1 Sumber :Lampiran 6 hasil analisa Hasil perhitungan indeks LQ Kabupaten Padang Lawas Utara yang disajikan dalam Tabel 4.7. menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor basis di Kabupaten Padang Lawas Utara, yaitu: sektor pertanian rata-rata LQ: 2,55, sektor bangunan rata-rata LQ: 1,38 dan jas-jasa rata-rata LQ: 1,29. LQ sektor pertanian menunjukkan trend yang terus meningkat selama lima tahun terakhir, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Padang Lawas Utara masih menyadarkan pada sector pertanian, Indeks LQ pada sektor bangunan menunjukkan sebagai daerah otonomi baru sedang giat-giatnya melakukan pembangunan fisik, baik pembangunan perkantoran, pemukiman ataupun perbelanjaan sehingga menyerap tenaga kerja yang banyak dari sector bangunan, selain itu juga sector jasa-jasa ternyata tumbuh dengan angka yang signifikan sebagai daerah yang baru dimekarkan sudah menunjukkan perkembangan di sector jasa—jasa mulai tumbuh secara positif. Universitas Sumatera Utara 4.2.3. Analisis Shift Share Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara dikaitkan dengan perekonomian daerah yang menjadi referensi, yaitu Provinsi Sumatera Utara. Analisis Shift Share dalam penelitian ini menggunakan variabel pendapatan, yaitu PDRB untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara. Pertumbuhan PDRB total Y dapat diuraikan menjadi komponen shift dan komponen share, yaitu: a Komponen Provincial Share PS adalah banyaknya pertambahan PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara selama periode 2006-2010. b Komponen Proportional Shift P, mengukur besarnya net shift Kabupaten Padang Lawas Utara yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara Utara yang berubah. Apabila P0, artinya Kabupaten Padang Lawas Utara berspesialisasi pada sektor-sektor yang pada tingkat Provinsi Sumatera Utara tumbuh relatif cepat dan apabila P0, berarti Kabupaten Padang Lawas Utara berspesialisasi pada sektor-sektor di tingkat Provinsi Sumatera Utara pertumbuhannya lebih lambat atau sedang menurun. c Komponen Differential Shift D, mengukur besarnya net shift yang diakibatkan oleh sektor-sektor tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di Kabupaten Padang Lawas Utara dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern, seperti sumber daya yang baik akan mempunyai Differential Shift Component positif D 0, sebaliknya apabila secara lokasional Universitas Sumatera Utara tidak menguntungkan akan mempunyai Differential Shift Component yang negatif D 0. Analisis penentuan sektor ekonomi strategis dan memiliki keunggulan untuk dikembangkan dengan tujuan untuk memacu laju pertumbuhan Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk mengetahui sektor spesialisasi daerah serta pertumbuhannya digunakan komponen Provincial Shre PS, Proportional Shift P, dan Differential Shift D. Hasil perhitungan analisis shift share PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara periode 2006-2010 pada Lampiran 7 dicantumkan pada Tabel 4.8. Berdasarkan Tabel 4.8. pertumbuhan komponen proportional Kabupaten Padang Lawas Utara selama periode tahun 2006-2010 ada yang bernilai negatif dan positif. Nilai P positif, berarti perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara berspesialisasi pada sektor yang sama yang tumbuh cepat pada perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Sebaliknya apabila nilai P negatif, berarti perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara berspesialisasi pada sektor yang sama dan tumbuh lambat pada perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Sektor-sektor yang memiliki nilai komponen pertumbuhan proporsional positif, yaitu sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terakhir sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor-sektor yang mempunyai nilai komponen pertumbuhan proporsional negative, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan.. Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Nilai Shift Share Universitas Sumatera Utara Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010 Sektor Ps P D Total Pertanian 100.259,92 16.392,44 35.630,14 119.497,62 Pertambangan Penggalian 785,18 57,70 -63,89 663,59 Industri Pengolahan 7.454,70 3.004,59 -137,32 4.312,79 Listrik, Gas dan Air Bersih 169,16 54,73 16,81 131,24 Konstruksi 15.985,18 3.214,34 -7.849,64 11.349,88 Perdagangan, Hotel restaurant 17.633,30 713,50 -7.385,15 10.961,66 Pengangkutan Komunikasi 2.192,41 1.113,66 -1.733,09 1.572,98 Keuangan, Persewaan Jasa Perush 907,26 670,99 -837,26 741,00 Jasa-jasa 22.100,99 6.377,62 -12.074,00 16.404,61 JUMLAH 167.488,10 7.419,34 5.566,61 165.635 Sumber :Lampiran 7 hasil analisa Nilai Differential Shift D sektor perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara selama periode tahun 2006-2010 ada yang positif dan negatif. Nilai D positif, berarti bahwa terdapat sektor ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan nilai D negatif, berarti sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Terdapat dua sektor dalam perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara dengan nilai D positif, yaitu: sektor pertanian dengan nilai D sebesar 35.630,14; sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dengan nilai D sebesar 16,81 . Kedua sektor tersebut merupakan sektor yang pertumbuhannya cepat, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara. Sedangkan tujuh sektor lainnya, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa memiliki nilai D Universitas Sumatera Utara negatif, sehingga sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi. Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan Kabupaten Padang Lawas Utara yang bersifat intern dan ekstern, di mana proportional shift dari pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja dalam Provinsi Sumatera Utara dan differential shift adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam Kabupaten Padang Lawas Utara. Struktur perekonomian Kabupaten Padang Lawas Utara masih berbasis pada sector primer sebagaimana tercantum pada Tabel 4.9 menunjukkan sektor primer mengalami peningkatan kontribusi dari 60,33 pada tahun 2006 menjadi 62,91 pada tahun 2010. Tabel 4.9 Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010 dalam persen No Lapangan Usaha PALUTA 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 PRIMER 1 Pertanian 59,86 60,36 61,64 61,97 62,46 2 Pertambangan Penggalian 0,47 0,46 0,45 0,45 0,45 JUMLAH 60,33 60,82 62,09 62,42 62,91 SEKUNDER 3 Industri Pengolahan 4,45 4,28 4,13 4,25 4,06 4 Listrik, Gas Air Bersih 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 5 Bangunan 9,54 9,47 9,24 9,09 8,98 6 Perdagangan, Hotel Restoran 10,53 10,32 10,03 9,85 9,70 7 Pengangkutan Komunikasi 1,31 1,29 1,25 1,23 1,23 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,54 0,55 0,53 0,53 0,52 9 Jasa-Jasa 13,20 13,17 12,64 12,53 12,50 Jumlah 25,57 25,32 24,45 24,14 23,95 TOTAL 100,00 100,00 100,01 100,00 100,00 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota 2006-2010 dianalisis Universitas Sumatera Utara Sedangkan sektor sekunder terlihat trend semakin menurun dari tahun 2006 sebesar 14,10 menjadi 13,14 pada tahun 2010, demikian juga trend yang terjadi pada sektor tersier mengalami penurunan dari tahun 2006 sebesar 25,57 menjadi 23,95 . 4.2.4. Klasifikasi sektor PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara 2006-2010 Berdasarkan Tipologi Klassen Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan- kegiatan bukan basis. Menurut Glasson 1990 kegiatan-kegiatan Basis Basic activitiesadalah kegiatan mengekspor atau memasarkan barang dan jasa keluar batas perekonomian masyarakatnya atau kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan bukan basis Nonbasic activities adalah kegiatan menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal didalam batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan kedalam daerah yang bersangkutan, menambah permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan. Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis akan mengurangi pendapatan suatu daerah dan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa dan akan menurunkan volume kegiatan Richardson, 1977. Metode Klassen Tipology digunakan untuk mengetahui pengelompokkan sektor ekonomi dalam Kabupaten Padang Lawas Utara menurut struktur pertumbuhannya. Dengan menggunakan Matrix Klassen dapat dilakukan empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan nilai kontribusi. Tabel 4.10. menyajikan hasil pengolahan data pada Lampiran 5, yaitu berupa rata-rata laju Universitas Sumatera Utara pertumbuhan dan kontribusi sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010. Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar terhadap PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara adalah sektor pertanian, lalu diikuti sektor perdagangan, hotel dan restauran. Untuk pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih kemudian diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil adalah sektor industri pengolahan. Tabel 4.10. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010 No Sektor SUMUT PALUTA Rat-Rata Pertumbuhan S Rat-Rata Kontribusi Sk Rat-Rata Pertumbuhan Si Rat-Rata Kontribusi Ski 1 Pertanian 4,67 23,87 7,35 61,26 2 Pertambangan Penggalian 5,48 1,21 4,80 0,46 3 Industri Pengolahan 4,15 23,00 3,30 4,23 4 Listrik, Gas Air Bersih 4,08 0,75 9,52 0,10 5 Bangunan 7,90 6,67 4,74 9,26 6 Perdagangan, Hotel Restoran 6,52 18,41 3,66 10,09 7 Pengangkutan Komunikasi 9,54 9,32 4,99 1,26 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 10,10 6,94 9,09 0,53 9 Jasa-Jasa 7,64 9,84 4,54 12,81 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota 2006-2010 dianalisis Selain itu, secara Provinsi sektor-sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restauran. Sedangkan sektor yang menyumbangkan kontribusi rata-rata paling Universitas Sumatera Utara kecil, yaitu sektor listrik, gas dan air minum. Pertumbuhan rata-rata Provinsi Sumatera Utara paling tinggi adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai pertumbuhan paling kecil. Selanjutnya, melalui data pada Tabel 4.11. dapat diklasifikasikan sektor PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen sebagaimana tercantum pada Tabel 4.11. Sesuai hasil analisis pada Tabel 4.11. terhadap PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat satu sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat yaitu sektor pertanian. Sementara itu, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa termasuk ke dalam sektor maju tapi tertekan, walaupun sektor ini memiliki kontribusi yang paling besar tetapi pertumbuhan rata-rata terus menurun. Sektor yang tergolong ke dalam sektor potensial untuk berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Ternyata hasil analisis menunjukkan banyak sektor-sektor di Kabupaten Padang Lawas Utara tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal, yaitu sektor Sektor pertambangan dan penggalian, Sektor perdagangan, hotel dan restauran, Sektor pengangkutan dan komunikasi, Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, Sektor industri pengolahan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2006-2010 berdasarkan Tipologi Klassen Kuadran I Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat developed sector Si S dan Ski Sk Kuadran II Sektor maju tapi tertekan stagnant sector Si S dan Ski Sk - Pertanian 7,35 4,67 dan 61,26 23,87 - Bangunan 4,74 7,90 dan 9,26 6,67 - Jasa-jasa 4,54 7,64 dan 12,81 9,84 Kuadran III Sektor potensial atau masih dapat berkembang developing sector Si S dan Ski Sk Kuadran IV Sektor relatif tertinggal underdeveloped sector Si S dan Ski Sk - Listrik, Gas Air Bersih 9,52 4,08 dan 0,10 0,75 - Sektor Pertambangan Penggalian 4,80 5,48 dan 0,46 1,21 - Sektor Perdagangan, Hotel Restauran 3,66 6,52 dan 10,09 18,41 - Sektor Pengangkutan Komunikasi 4,99 9,54 dan 1,26 9,36 - Sektor Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 9,09 10,10 dan 0,53 6,94 - Sektor Industri Pengolahan 3,30 4,15 dan 4,23 23,00 Sumber :PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut KabupatenKota 2006-2010 dianalisis

4.3 Analisa Persepsi Masyarakat terhadap Kab. Padang Lawas Utara