Selanjutnya dikategorikan menjadi: 1.
Baik, jika responden memperoleh skor 3 2.
Tidak baik, jika responden memperoleh skor
3.7. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dan kemudian akan dianalisisdengan menggunakan SPSS.
Analisis data dalam penelitian ini mencakup: 1.
Analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang masing-masing variabel-variabel independen dan dependen dalam bentuk
distribusi frekuensi. 2.
Analisis bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi-square pada taraf
kepercayaan 95 p0,05. 3.
Analisis Multivariat, dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji regresi logistik berganda
untuk mengetahui pengaruh persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor terhadap pemberian
imunisasi HB 0-7 hari di Puskesmas Medan Belawan. Pengolahan data akan menghasilkan persamaan regresi logistik berganda adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
P Y = 1
1+ e
- α+β1x1+β2x2+....βixi
Keterangan: P
= Probabilitas pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi 0-7 hari E
= Bilangan natural Α
= Konstanta pada persamaan β123 = Nilai Beta
x1 = Variabel Customer
x2 = Variabel Komunikator
x3 = Variabel Motivator
x4 = Variabel Fasilitator
x5 = Variabel konselor
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan
Kecamatan Medan Belawan Merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di kota Medan dengan luas wilayah 26.25 KM
2
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak.
, terletak di ketinggian 3 meter di atas permukaan laut. Batas-batas wilayah Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai
berikut:
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan dan
Kecamatan Medan Marelan. 4.
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. Kecamatan Medan Belawan terbagi kedalam 6 kelurahan yaitu Belawan I,
Belawan II, Belawan Bahagia, Belawan Bahari, Sicanang dan Bagan Deli. Kecamatan Medan Belawan memiliki jumlah penduduk sebanyak 95.583 jiwa dengan
perincian laki-laki sebanyak 48.831 jiwa dan perempuan sebanyak 46.751 jiwa, kepadatan penduduk 3.638 jiwakm.
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara tunggal masing-masing variael dalam distribusi. Variabel dalam penelitia ini
Universitas Sumatera Utara
adalah variabel independen customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor dan variabel dependen pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi umur
0-7 hari. 4.2.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik dari responden penelitian, yaitu umur, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan dan agama. Jumlah dan
persentase responden dapat dilihat pada uraian berikut: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase umur ibu yang memiliki bayi
0-7 hari tertinggi pada kelompok umur 28-31 tahun yaitu 29,4, dibandingkan kelompok umur 24-27 tahun yaitu 27,1, 32-35 tahun yaitu 18,8, 36-39 tahun yaitu
10,6, 20-23 tahun yaitu 9,4, 40-43 tahun yaitu 3,5, dan 44-47 tahun yaitu 1,2.Berdasarkan jumlah anak, persentse ibu yang memiliki bayi 0-7 hari tertinggi
pada jumlah anak 2 orang yaitu 40, dibandingkan 1 orang yaitu 36,5, 3 orang yaitu 12,9, 4 orang yaitu 9,4 dan 5 orang yaitu 1,2.
Berdasarkan pendidikan, persentase ibu yang memiliki bayi 0-7 hari tertinggi pada pendidikan SMA yaitu 64,7, dibandingkan pendidikan SMP yaitu 21,2, dan
SD serta AkademiPT masing-masing 7,1. Berdasarkan pekerjaan, persentase ibu yang memiliki bayi 0-7 hari tertinggi pada ibu rumah tangga yaitu 82,4
dibandingkan karyawan swasta yaitu 12,9, PNS yaitu 3,5 dan guru yaitu 1,2. Berdasarkan agama, persentase ibu yang memiliki bayi 0-7 hari tertinggi pada agama
Islam yaitu 72,9, dibandingkan Kristen Protestan yaitu 18,8 dan Kristen Katolik
Universitas Sumatera Utara
yaitu 8,2.Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1. Karakteristik Ibu yang Mempunyai Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Variabel Penelitian
Jumlah n Persentase
1. Umur
20-23 tahun 8
9,4 24-27 tahun
23 27,1
28-31 tahun 25
29,4 32-35 tahun
16 18,8
36-39 tahun 9
10,6 40-43 tahun
3 3,5
44-47 tahun 1
1,2
Jumlah 85
100
2. Jumlah Anak
1 31
36,5 2
34 40,0
3 11
12,9 4
8 9,4
5 1
1,2
Jumlah 85
100
3. Pendidikan
SD 6
7,1 SMP
18 21,2
SMA 55
64,7 AkademiPT
6 7,1
Jumlah 85
100
4. Pekerjaan
Guru 1
1,2 Ibu Rumah Tangga
70 82,4
Karyawan 10
12,9 PNS
3 3,5
Jumlah 85
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Lanjutan
5. Agama
Islam 62
72,9 Kristen Protestan
7 8,2
Kristen Katolik 16
18,8
Jumlah 85
100
4.2.2. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dilihat persepsi ibu tentangperan tenagakesehatan yaitu :
4.2.2.1. Customer
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat kita ketahui bahwa persentase jawaban “ya” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan
tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer pada pernyataan “Tenaga kesehatan menanyakan kepada ibu bila ibu memberikan imunisasi hepatitis B pada
bayi 0-7 hari mendapat tekanan atau larangan dari keluarga” yaitu 65,9 , dan terendah pada pernyataan “Tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang baik saat
ibu mengimunisasi bayi ibu 47,1. Persentase jawaban “tidak” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja
Puskesmas Medan Belawan tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer pada pernyataan “Tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang baik saat ibu
mengimunisasi bayi ibu 52,9.dan terendah pada pernyataan “Tenaga kesehatan menanyakan kepada ibu bila ibu memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi 0-7 hari
Universitas Sumatera Utara
mendapat tekanan atau larangan dari keluarga” yaitu 34,1.Distribusi jawaban per item tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut ini.
Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Persepsi Ibu per Item tentang Peran Tenaga
Kesehatan Sebagai Customer di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Belawan Tahun 2011
No. Pernyataan
Ya Tidak
Total f
f F
1.
Tenaga
kesehatan menanyakan kepada ibu sudah memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi umur
0-7 hari 51
60 34
40 85
100 2.
Tenaga
kesehatan menanyakan kepada ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi hepatitis B pada
bayi 0-7 hari 41
48,2 44
51,8 85 100
3.
Tenaga
kesehatan menanyakan kepada ibu bila ibu memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi 0-7
hari mendapat tekanan atau larangan dari keluarga 56
65,9 29
34,1 85 100
4.
Tenaga
kesehatan memberikan imunisai Hepatitis B pada bayi ibu umur 0-7 hari
41 48,2
44 51,8 85
100 5.
Tenaga
kesehatan memberikan pelayanan yang baik saat ibu mengimunisasi bayi ibu
40 47,1
45 52,9 85
100
Berdasarkan jawaban responden tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase
persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer dalam pemberian imunisasi Hepatitis B padabayi 0-7 haritertinggi pada customer yang tidak baik yaitu
57,6 dibandingkan customer yang baik yaitu 42,4. Distribusi persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai customerdapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Customer di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Customer
Jumlah orang
1. Tidak Baik
49 57,6
2. Baik
36 42,4
Total 85
100
4.2.2.2. Komunikator
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa persentase jawaban “ya” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan
tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator pada pernyataan “tenaga kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan imunisasi
Hepattis B pada bayi umur 0-7 hari67,1, dan terendah pada peryataan “Tenaga kesehatan menginformasikan akibat jika bayi ibu tida diberikan imunisasi Hepatitis B
pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 41,2. Persentase jawaban “tidak” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja
Puskesmas Medan Belawan tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator pada peryataan “Tenaga kesehatan menginformasikan akibat jika bayi ibu tida
diberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 58,8, dan terendah pada pernyataan “Tenaga kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan imunisasi Hepattis B pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 32,9. Distribusi jawaban responden per item tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator
dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Persepsi Ibu per Item tentang Peran
TenagaKesehatan Sebagai Komunikatordi Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Pernyataan
Ya Tidak
Total F
f f
1.
Tenaga
kesehatan memberikan informasi tentang imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari
42 49,4
43 50,6 85
100 2.
Tenaga
kesehatan menginformasikan akibat jika bayi ibu tida diberikan imunisasi Hepatitis B pada
bayi umur 0-7 hari 35
41,2 50
58,8 85 100
3.
Tenaga
kesehatan memberikan informasi tentang kapan waktu pemberian imunisasi Hepatitis B pada
bayi umur 0-7 hari 42
49,4 43
50,6 85 100
4.
Tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
38 44,7
47 55,3 85
100 5.
Tenaga
kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan imunisasi Hepattis B
pada bayi umur 0-7 hari 57
67,1 28
32,9 85 100
6.
Tenaga
kesehatan memberitahu ibu kalau mereka akan memberikan imunisasi Hepatitus B pada bayi
umur 0-7 hari pada bayi ibu 44
51,8 41
48,2 85 100
7.
Tenaga
kesehatan menanyakan kembali apakah ibu sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi
Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari 36
42,4 49
57,6 85 100
Berdasarkan jawaban responden tersebutdapat disimpulkan bahwa persentase
persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator dalam pemberian imunisasi Hepatiti B pada bayi 0-7 hari tertinggi pada komunikator yang tidak baik
yaitu 51,8 dibandingkan komunikator yang baik yaitu 48,2. Distribusi persepsi responden tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Komunikatordi Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun
2011
No. Komunikator
Jumlah Orang
1. Tidak Baik
44 51,8
2. Baik
41 48,2
Total 85
100 4.2.2.3. Motivator
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa persentase jawaban “ya” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan
tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator pada pernyataan “Ibu tidak bersedia mengimunisasi bayi ibu apakah tenaga kesehatan berusaha membujuk ibu
untuk mengimunisasi bayi ibu” yaitu 63,5, dan terendah pada pernyataan “Tenaga kesehatan meyakinkan kepada ibu bahwa imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari ini
aman untuk bayi ibu” yaitu 43,5. Persentase jawaban “tidak” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja
Puskesmas Medan Belawan tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator pada pernyataan “Tenaga kesehatan meyakinkan kepada ibu bahwa imunisasi Hepatitis B
pada bayi 0-7 hari ini aman untuk bayi ibu” yaitu 56,5, dan terendah pada pernyataan “Ibu tidak bersedia mengimunisasi bayi ibu apakah tenaga kesehatan
berusaha membujuk ibu untuk mengimunisasi bayi ibu” yaitu 36,5. Distribusijawaban responden per item tentang peran tenaga kesehatan sebagai
motivato r dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Persepsi Ibu per Item tentang Peran Tenaga
Kesehatan Sebagai Motivator di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Pernyataan
Ya Tidak
Total f
f f
1.
Tenaga
kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari pada bayi
sewaktu ibu melakukan pemeriksaan kehamilan 45
52,9 40
47,1 85 100
2.
Tenaga
kesehatan menganjurkan segera memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur
0-7 hari setelah ibu melahirkan 43
50,6 42
49,4 85 100
3.
Tenaga
kesehatan meyakinkan kepada ibu bahwa imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari ini aman
untuk bayi ibu 37
43,5 48
56,5 85 100
4. Ada
tenaga
kesehatan meyakinkan kepada ibu tentang pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi
umur 0-7 hari dapat mencegah penyakit hepatitis B 44
51,8 41
48,2 85 100
5. Ibu tidak bersedia mengimunisasi bayi ibu apakah
tenaga
kesehatan berusaha membujuk ibu untuk mengimunisasi bayi ibu
54 63,5
31 36,5 85
100
Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator tertinggi
pada motivator yang baik yaitu 58,8 dibandingkan motivator yang tidak baik yaitu 41,2. Distribusi persepsi responden tentang peran tenaga kesehatan sebagai
motivator dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Motivator di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun
2011
No. Motivator
Jumlah orang
1. Tidak Baik
35 58,8
2. Baik
50 41,2
Total 85
100
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4. Fasilitator
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase jawaban “ya” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan persepsi
ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator pada pernyataan “Tenaga kesehatan memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari secara gratis”
yaitu 65,9, dan terendah pada pernyataan “tenaga kesehatan bersedia melakukan kunjungan ulang bila dijumpai masalah setelah bayi diberikan imunisasi Hepatitis B
pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 38,8. Persentase jawaban “tidak” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja
Puskesmas Medan Belawan tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator pada pernyataan “tenaga kesehatan bersedia melakukan kunjungan ulang bila dijumpai
masalah setelah bayi diberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 61,2, dan terendah pada pernyataan “tenaga kesehatan memberikan imunisasi
Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari secara gratis” yaitu 34,1. Distribusi jawaban responden per itemtentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator dapat dilihat
pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Persepsi Ibu per Item tentang Peran Tenaga
Kesehatan Sebagai Fasilitator di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Pernyataan
Ya Tidak
Total f
f f
1. Ibu tidak hadir ke tempat pelaksanaan imunisasi
yang dilaksanakan di desa atau puskesmas, apakah tenaga kesehatan melakukan kunjungan kerumah
52 61,2
33 38,8 85
100 2.
tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk memantau bayi ibu setelah diberikan
imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari 51
60 34
40 85
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan
3. Tenaga kesehatan memberikan imunisasi Hepatitis B
pada bayi umur 0-7 hari secara gratis 56
65,9 29
34,1 85 100
4. Tenaga kesehatan menyediakan tempat pelayanan
imunisasi selain di puskesmas, seperti di posyandu 42
49,4 43
50,6 85 100
5. Tenaga kesehatan bersedia melakukan kunjungan
ulang bila dijumpai masalah setelah bayi diberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari
33 38,8
52 61,2 85
100
Berdasarkan jawaban responden tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase
persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator tertinggi pada fasilitator yang tidak baik yaitu 55,3 dibandingkan fasilitator yang baik yaitu
44,7. Distribusi persepsi responden tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Fasilitator di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun
2011
No. Fasilitator
Jumlah Orang
1. Tidak Baik
47 55,3
2. Baik
38 44,7
Total 85
100
4.2.2.5. Konselor
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase jawaban “ya” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tentang
peran tenaga kesehatan sebagai konselor pada pernyataan “Selama konsultasi tenaga kesehatan memberikan saran sesuai dengan harapan ibu” yaitu 69,4, dan terendah
pada pernyataan “tenaga kesehatan memberikan penjelasan tentang efek samping
Universitas Sumatera Utara
yang ditimbulkan setelah dilberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari” yaitu 48,2.
Persentase jawaban “tidak” ibu yang memiliki bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tentang peran tenaga kesehatan sebagai konselor pada
pernyataan “tenagakesehatan memberikan penjelasan tentang efek samping yang ditimbulkan setelah dilberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari” yaitu
51,8, dan terendah pada pernyataan “Selama konsultasi tenaga kesehatan memberikan saran sesuai dengan harapan ibu” yaitu 30,6. Distribusi jawaban
responden per item tentang peran tenaga kesehatan sebagai konselor dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Persepsi Ibu per
Item tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Konselor di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Belawan Tahun 2011
No. Pernyataan
Ya Tidak
Total f
f f
1. Tenagakesehatan dapat membina hubungan baik
dengan ibu 50
58,8 35
41,2 85 100
2. Tenaga kesehatan membantu ibu mengatasi keluhan
yang ibu rasakan mengenai imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari pada bayi ibu
47 55,3
38 44,7 85
100 3.
Selama konsultasi tenagakesehatan memberikan saran sesuai dengan harapan ibu
59 69,4
26 30,6 85
100 4.
Tenagakesehatan bersedia mendengarkan harapan ibu tentang kesehatan bayi ibu setelah diberikan
imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari 48
56,5 37
43,5 85 100
5. Tenagakesehatan memberikan penjelasan tentang
efek samping yang ditimbulkan setelah dilberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari
41 48,2
44 51,8 85
100
Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai konselor tertinggi
Universitas Sumatera Utara
pada konselor yang tidak baik yaitu 52,9 dibandingkan konselor yang baik yaitu 47,1. Distribusi persepsi responden tentang peran tenaga kesehatan sebagai
konselor dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11. Distribusi Persepsi Ibu tentang Peran TenagaKesehatan Sebagai Konselor di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Konselor
Jumlah Orang
1. Tidak Baik
45 52,9
2. Baik
40 47,1
Total 85
100
4.2.3. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Berdasarkan hasil penelitian dapatdiketahui bahwa persentase pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan
Belawan tertinggi pada diberikan imunisasi yaitu 56,5 dibandingkan yang tidak diberikan imunisasi yaitu 43,5. Dirstribusi pemberian imunisasi Hepatitis B pada
bayinya usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12. Distribusi Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Jumlah Orang
1. Tidak
37 43,5
2. Ya
48 56,5
Total 85
100
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan variabel variabel independen customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan
konselor dan variabel dependen pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi umur0- 7 hari pada penelitian ini. Pada analisis ini, digunakan uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95. Dalam analisis ini juga dilihat variabel independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariate p0,25.
4.3.1. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan sebagai Customer dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat tabulasi silang dan hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer dengan
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari pada Tabel 4.13 di bawah ini:
Tabel 4.13. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Customer dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia
0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Customer
Pemberian Imunisasi Total
P value
Tidak Ya
F F
f
1. Tidak Baik
27 55,1
22 44,9
49 100
0,012 2.
Baik 10
27,8 26
72,2 36
100 Berdasarkan pada Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa persentase
persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai customer yang tidak baik tertinggi pada ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 55,1 27
Universitas Sumatera Utara
orang dibandingkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 44,9 22 orang. Persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai
customer yang baik tertinggi pada ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 72,2 26 orang dibandingkan ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B,
yaitu sebesar 27,1 10 orang. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,012, artinya ada
hubungan yang signifikan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai customer dengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah
kerja Puskesmas Medan Belawan tahun 2011. Selain itu, variabel persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai customerjuga masuk ke dalam model analisis
multivariat karena memiliki nilai p 0,25.
4.3.2. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan sebagai Komunikator dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui tabulasi silang dan hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikatordengan
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari pada Tabel 4.14 di bawah ini:
Tabel 4.14.Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Komunikatordengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi
Usia 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Komunikator
Pemberian Imunisasi Total
P value Tidak
Ya F
f f
1. Tidak Baik
27 61,4
17 38,6
44 100
0,001 2.
Baik 10
24,4 31
75,6 41
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa persentase persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai komunikator yang tidak baik
tertinggi pada ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 61,4 27 orang dibandingkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar
38,6 17 orang. Persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikator yang baik tertinggi pada ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B,
yaitu sebesar 75,6 31 orang dibandingkan ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 24,4 10 orang.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,001, artinya ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan
sebagai komunikatordengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tahun 2011. Selain itu, variabel persepsi
ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai komunikatorjuga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25.
4.3.3. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan sebagai Motivator dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui tabulasi silang dan hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivatordengan
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari pada Tabel 4.15 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Motivatordengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia
0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Motivator
Pemberian Imunisasi Total
P value Tidak
Ya F
F f
1. Tidak Baik
30 60
20 40
50 100
0,000 2.
Baik 7
20 28
80 35
100
Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator yang tidak baik
tertinggi pada ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 60 30 orang dibandingkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 40
20 orang. Persentase persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator yang baik tertinggi pada ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar
80 28 orang dibandingkan ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 20 7 orang.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,000, artinya ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan
sebagai motivatordengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tahun 2011. Selain itu, variabel persepsi
ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai motivator juga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan sebagai Fasilitator dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui tabulasi silang dan hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitatordengan
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari pada Tabel 4.16 di bawah ini:
Tabel 4.16. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran TenagaKesehatan Sebagai Fasilitatordengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia
0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Fasilitator
Pemberian Imunisasi Total
P value Tidak
Ya F
F f
1. Tidak Baik
27 57,4
20 42,6
47 100
0,004 2.
Baik 10
26,3 28
73,7 38
100
Berdasarkan pada Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa persentase persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai fasilitator yang tidak baik
tertinggi pada ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 57,4 27 orang dibandingkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar
42,6 20 orang. Persentase persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai fasilitator yang baik tertinggi pada ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu
sebesar 73,7 28 orang dibandingkan ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 26,3 10 orang.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,004, artinya ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
sebagai fasilitatordengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tahun 2011. Selain itu, variabel peran
persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai fasilitator juga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25.
4.3.5. Hubungan Persepsi Ibu tentang Peran Tenaga Kesehatan sebagai Konselor dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat tabulasi silang dan hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sebagai konselordengan
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari pada Tabel 4.17 di bawah ini:
Tabel 4.17. Hubungan Persepsi Ibu tentang PeranTenaga Kesehatan Sebagai Konselor dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia
0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan Tahun 2011
No. Konselor
Pemberian Imunisasi Total
P value Tidak
Ya f
f f
1. Tidak Baik
26 57,8
19 42,2
45 100
0,005 2.
Baik 11
27,5 29
72,5 40
100
Berdasarkan pada Tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa persentase persepsi ibu tentangperantenagakesehatan sebagai konselor yang tidak baik tertinggi
pada ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 57,8 26 orang dibandingkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 42,2 19
orang. Persentase persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai konselor yang baik tertinggi pada ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 72,5
Universitas Sumatera Utara
29 orang dibandingkan ibu tidak memberikan imunisasi Hepatitis B, yaitu sebesar 27,5 11 orang.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,005, artinya ada hubungan yang signifikan antarapersepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan
sebagai konselordengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan tahun 2011. Selain itu, variabel persepsi
ibu tentangperan tenaga kesehatan sebagai konselor juga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25.
4.4. Analisis Multivariat