2.3.5. Program Imunisasi Hepatitis B di Indonesia
Pedoman nasional di Indonesia merekomendasikan agar seluruh bayi diberikan imunisasi Hepatitis B dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada
bulan berikutnya. Program Imunisasi Hepatitis B 0-7 hari dimulai sejak tahun 2005 dengan memberikan vaksin hepB-O monovalen dalam kemasan uniject saat lahir,
pada Tahun 2006 dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwPhepB pada umur 2-3-4 bulan Hadinegoro, 2008.
Tujuan vaksin hepB diberikan dalam kombinasi dengan DTwP Difteria, Tetanus, Pertusis Whole cell untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan
cakupan hepB-3 yang masih rendah Hadinegoro, 2008.Pada umumnya bayi mendapatkan imunisasi Hepatitis B melalui puskesmas, rumah sakit, praktik dokter
dan klinik Dalimartha, 2004. Pemberian imunisasi hepatitis B segera setelah lahir di Indonesia masih sulit.
Kesulitan itu antara lain karena masyarakat belum biasa menerima penyuntikan pada bayi baru lahir dan kontak tenaga kesehatan dengan bayi baru lahir kurang karena
sebagian persalinan masih ditolong oleh dukun Depkes RI, 2000. Koordinasi pelaksanaan imunisasi hepatitis B dilakukan oleh petugas KIA dan
imunisasi.Pemberian HB 0-7 hari menjadi kewenangan petugas imunisasi. Penjangkauan bayi baru lahir dengan memantau kohort ibu hamil yang dimulai saat
ANC. Persalinan yang ditolong oleh nakes, dosis pertama imunisasi hepatitis B diberikan segera setelah lahir sedangkan persalina yang ditolong oleh dukun,
Universitas Sumatera Utara
penjangkauannya berdasarkan laporan keluargakaderdukun kepada nakesBDD Depkes RI, 2002.
2.3.6. Tujuan Program Imunisasi Hepatitis B
Tujuan program imunisasi Hepatitis B di Indonesia dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum Adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh infeksi virus Hepatitis B. 2. Tujuan khusus
a. Pemberian dosis pertama dari vaksin hepB kepada bayi sedini mungkin
sebelum berumur 7 hari. b.
Memberikan imunisasi Hepatitis B sampai 3 dosis pada bayi
2.3.7. Jadwal Imunisasi Hepatitis B