Tipe b, pneumokokus, influenza, MMR Measles, Mumps, Rubella, tifoid, Hepatitis A, varisela, rotavirus, dan HPV Human Papilloma Virus Hadinegoro,
2008.
2.4. Landasan Teori
Ahli sosiologi menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara individu sebagai pelaku actor yang menjalankan berbagai
peranan.Suatu peranan, apakah dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya mempunyai kewajiban atau paling tidak diharapkan untuk menjalankan suatu tugas
atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya Muzaham, 2007. Peran tenaga kesehatan dalam memelihara dan melindungi kesehatan adalah
sebagai customer, komunikator, fasilitator, motivator dan konselor Azwar,1996; Herawati, 2006; Notoatmodjo 2007.
Pemberian imunisasi diperlukan untuk mencegah meluasnya penyakit- penyakit tertentu dan menghindari risiko kematian yang diakibatkannya.Imunisasi
menjadi kurang efektif bila ibu tidak mau anaknya di imunisasi dengan berbagai alasan.
Menurut Leavel and Clark, dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkat pencegahan penyakit salah satunya adalah perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu yang merupakan usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit atau disebut dengan pencegahan Primer. Salah satu perlindungan umun dan
Universitas Sumatera Utara
khusus terhadap penyakit tertentu adalah dengan memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap penyakit tersebut.
Menurut Hendrik L. Blum 1983 dalam Effendy 1998, mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat yaitu, lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.Sedangkan menurut Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi
predisposing factors, faktor pendukung enabling factors, dan faktor pendorong reinforcing factors.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Blum 1983 tentang pelayanan kesehatan dan teori Lawrence Green 1991 khusunya faktor pendukung
enabling factors dan faktor pendorong reinforcing factors.Menurut Blum 1983 Pelayanan kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan, pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.Ketersedian fasilitas sangat dipengaruhi oleh lokasi, dapat dijangkau oleh
masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilatas dalam memperoleh pelayanan, serta
program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukannya.
Faktor pendukung adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya.Faktor pendukung ketersedian, keterjangkauan, dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan serta sumber daya yang tersedia di masyarakat, kondisi kehidupan, dukungan sosial, dan ketrampilan –ketrampilan yang
memudahkan untuk terjadinya suatu prilaku. Untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya: perilaku memberikan
imunisasi pada bayinya. Ibu yang memiliki bayi akan mengimunisasi bayinya tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat imunisasi saja, melainkan ibu tersebut harus
dengan mudah dapat menjangkau fasilitas atau tempat imunsasi, seperti: puskesmas, polindes, bidan praktik atau rumah sakit.
Sedangkan faktor pendorong adalah sikap dan perilaku tenaga kesehatan atau konsekuensi dari perilaku yang ditentukan apakah pelaku menerima umpan balik
positif atau negatifdan mendapat dukungan sosial setelah perilaku dilakukan. Faktor pendorong mencakup dukungan sosial, pengaruh sebaya, serta advise dan umpan
balik dari tenaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep