2.3.3. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak.Hal ini dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak. Menurut Depkes RI 2001, tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan
anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian pada bayi, balita anak-anak pra sekolah. Pencapaian program PD3I perlu adanya pemantauan yang dilakukan oleh
semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas imunisasi vaksinasi.Tujuan pemantauan menurut Azwar 2003 adalah untuk mengetahui
sampai dimana keberhasilan kerja, mengetahui permasahan yang ada.Hal ini perlu dilakukan untuk memperbaiki program.
Menurut Sarwono 1998, pemantauan yang dilakukan oleh petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas imunisasi adalah sebagai berikut :
Pemantauan ringan adalah memantau apakah pelaksanaan pemantauan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, apakah vaksin cukup tersedia, pengecekan lemari es
normal, hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan, peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril, apakah diantara 6 penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi dijumpai dalam seminggu. Cakupan imunisasi dapat dilakukan dengan cara memantau cakupan dari
bulan ke bulan dibandingkan dengan garis target, dapat digambarkan masing-masing
Universitas Sumatera Utara
desa. Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat seperti, bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 75-100 dari target, berarti program
sangat berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 50-75 dari target, berarti program cukup berhasil dan bila garis pencapaian dalam 1 tahun
dibawah 50 dari target berarti program belum berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat dibawah 25 dari target berarti program sama sekali tidak berhasil.
Untuk tingkat kabupaten dan provinsi, maka penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan dan kabupaten.Disamping itu, pada kedua tingkat ini perlu
mempertimbangkan pula memonitoring evaluasi pemakaian vaksin Notoatmodjo, 2003.
2.3.4. Imunisasi Hepatitis B