Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Persepsi

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan.

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan konselorterhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan yaitu customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan konselorterhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari di wilayah kerja Puskesmas Medan Belawan.

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh persepsi ibu tentangperan tenaga kesehatan yaitu customer, komunikator, motivator, fasilitator, dan konselorterhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari diwilayah kerja Puskesmas Medan Belawan. Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Puskesmas Dari hasil penelitian diketahui bahwa persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan sangat mempengaruhi dalam pemberian imunisasi untuk itu diharapkan bagi pihak puskesmas untuk meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari. 2. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi umur 0-7 hari. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persepsi

Menurut Fishbein dan Azjen 1975 menyebutkan pengertian kepercayaan atau keyakinan dengan kata “belief”, yang memiliki pengertian sebagai inti dari setip perilaku manusia. Aspek kepercayaan tersebut merupakan acuan bagi seseorang untuk menentukan persepsi terhadap sesuatu objek. Winardi 2001 mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses internal yang bermanfaat sebagai filter dan metode untuk mengorganisasikan stimulus, yang mungkin kita hadapi dim lingkungan kita. Proses persepsi menyediakan mekanisme melalui stimulus yang di seleksi dan dikelompokkan dalam wujud yang hampir bersifat otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada setiap individu sehingga secara karakteristik menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli hingga manusia memperoleh pengetahuan baru Rakhmat, 2007. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal Universitas Sumatera Utara yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu Sunaryo, 2002. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi Thoha, 2007. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama Notoatmodjo, 2007 Beberapa pengertian persepsi juga dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain: 1 Menurut David Krech 1962, persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataan. 2 Menurut Duncan 1981, persepsi dapat dirumuskan dengan berbagai cara, tetapi dalam ilmu perilaku khususnya psikologi, istilah ini dipergunakan untuk mengartikan perbuatan yang lebih dari sekedar mendengarkan, melihat atau Universitas Sumatera Utara merasakan sesuatu. Persepsi yang signifikan adalah jika diperluas di luar jangkauan lima indera dan merupakan suatu unsur yang penting di dalam penyesuaian perilaku manusia. 3 Meurut Luthans 1981, persepsi lebih kompleks dan luas dibandingkan dengan penginderaan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan penafsiran. Dengan kata lain proses persepsi dapat menambah, dan mengurangi kejadian senyatanya yang diinderakan oleh seseorang Menurut Hidayat 2009, persepsi dapat didefinisikan sebagai proses seseorang memahami lingkungan, meliputi pengorganisasian dan penafsiran rangsang dalam suatu pengalaman psikologis. Persepsi merupakan proses kognitif yaitu menginterpretasi obyek, simbol dan orang dengan pengalaman yang relevan. Persepsi juga merupakan proses ekstraksi informasi persiapan untuk berespon. Persepsi menerima, memilih, mengatur, menyimpan dan menginterpretasi rangsang menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Persepsi dapat terjadi saat rangsang mengaktifkan indera, atau pada situasi dimana terjadi ketidakseimbangan pengetahuan tentang obyek, simbol atau orang akan membuat kesalahan persepsi. Persepsi ini akan memengaruhi pembentukan sikap dan perilaku manusia.

2.2. Peran Tenaga Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0 - 7 Hari Di Kabupaten Langkat

4 66 131

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

1 34 74

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

1 1 15

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 4

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 2 12

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 25

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WIL

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0-7 HARI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERIAK KABUPATEN BENGKAYANG

0 0 8