RANCANGAN PENELITIAN. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN.

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yaitu pertama pengambilan data lapangan di auditorium multifungsi di Universitas Sumatera Utara, kedua dilakukan pengolahan data untuk memperoleh besar kebisingan ekivalen. Prosedur awal sampai pengelolahan terlihat pada diagram 3.1: METODE PENELITIAN STUDI LITERATUR PENELITIAN SURVEI AWAL PEMILIHAN LOKASI PEMILIHAN ALAT PENENTUAN WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN LAPANGANAN VOLUME SUARA ALAT PENGUKURAN KEBISINGAN JARAK PENGUKURAN PENGUKURAN II PENGUKURAN KEBISINGAN I TINGKAT KEBISINGAN HUBUNGAN BISING DENGAN VOLUME DAN JARAK ANALISA DATA LAPORAN Gambar.3.1. Diagram Alir Penelitian Universitas Sumatera Utara Kegiatan pengambilan data dilapangan meliputi: 3.1.1. Survei awal. Terdiri dari: a. Pemilihan alat. Bertujuan untuk menentukan alat-alat apa saja yang akan digunakan pada saat pengambilan data di lapangan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Stop watch, meteran atau roda ukur dan sound level metar. b. Pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi untuk menentukan tempat pengambilan data. Lokasi yang dipilih adalah Auditorium Multifungsi di Universitas Sumatera Utara. Lokasi penelitian dipilih di tempat yang sering digunakan dalam berbagai kegiatan. c. Penentuan waktu pelaksanaan. Bertujuan untuk memilih hari dan dan waktu pelaksaan dilapangan. Hari yang di pilih untuk pengambilan data adalah hari-hari pada jam sibuk, saat kondisi ruangan kosong dan di variasikan pada saat di gunakan. d. Penentuan interval dan durasi waktu penelitian. Gunanya untuk mendapatkan jumlah sampel yang cukup banyak untuk di olah dan memperoleh kebisingan ekivalen. Universitas Sumatera Utara 3.1.2. Pengumpulan Data di Lapangan Terdiri dari: a. Survei volume. Tujuan pengambilan data volume ini adalah untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh AC dan sumber bising lain yang di hidupkan terhadap kebisingan auditorium. b. Jarak pengukuran. Bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh jarak terhadap besar kebisingan yang diterima oleh pendengar. Sesuai dengan jarak pengukuran yang sudah ditentukan. c. Pengukuran Kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukan dengan mengukur tingkat bising latar belakang. Skala kebisingan yang di gunakan adalah dalam satuan dB A dan alat disetel dalam fast response karena karakteristik bunyi bising auditorium multifungsi sangat cepat dan tinggi. 3.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Dalam penelitian ini digunakan peralatan sebagai berikut: 1. Stop watch, sebanyak 2 buah. 2. Sound level meter, merk QUEST sebanyak 1 buah Lampiran C. 3. Roda ukur atau meteran, sebanyak 1 buah. Universitas Sumatera Utara 3.3. TAHAPAN PENGAMBILAN DATA. Pengambilan data untuk mengetahui tingkat kebisingan di auditorium multifungsi ini harus dilakukan secara serentak bersamaan baik itu pengambilan data volume suara dan kebisingan. Dengan waktu pelaksanaan Senin, 25 Mei 2009 dan Rabu 10 Juni 2009. Waktu pelaksanaan pada waktu siang hari traffic peak hour yaitu pada pukul 09.30 sampai dengan 12.30 dalam waktu kosong divariasikan pada waktu digunakan. Prosedur pengambilan data dilapangan adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data dan volume. Pengambilan data volume dilakukan selama ± 2 jam setiap hari. Pengambilan data volume dilakukan 2 orang. Data volume diambil pada auditorium multifungsi Universitas Sumatera Utara, dimana volume pada kondisi ruangan kosong dan pada saat digunakan. Data volume diambil dengan menggunakan alat Handy counter yang di hitung komulatif setiap periode 5 menit. 2. Jarak pengukuran. Jarak pengukuran yang diambil yaitu sejauh 0, 5, 10, 15, dan 20 m. Jarak terhadap pendengar. Jarak yang diambil ini di sesuaikan dengan kondisi di ruangan auditorium. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran atau roda ukur. Universitas Sumatera Utara Sound system Auditorium USU Titik pengukuran I0 m Titik pengukuran 25 m Titik pengukuran 310m Titik pengukuran 415m Titik pengukuran 520m Gambar 3.2. Sketsa Lokasi Pengukuran Kebisingan 4. Pengukuran kebisingan. Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter SLM merk QUEST. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Fase sebelum pengambilan data. 1. Menentukan interval pengambilan sampel dan durasi waktu pengukuran yang akan dilakukan. Interval pengambilan sampel yaitu 4 detik, sedangkan durasi waktu pengukuran adalah 15 menit. 2. ”Fast” response pada alat SLM digunakan jika puncak kebisingan akan diambil, jika tidak digunakan “Slow” response. 3. Skala yang dipakai adalah dB A. Universitas Sumatera Utara 4. Informasi tambahan, seperti volume suara sebaiknya diambi bersamaan dengan penelitian kebisingan. b. Fase penelitian lapangan. 1. Titik-titik tempat pengambilan data dilapangan ditandai. Jarak titik dari pinggir yaitu 0 m, 5 m, 10 m, 15 m, dan 20 m. 2. Alat dipasang pada satuan dB A 3. Data atau informasi tentang lokasi penelitian dicatat 4. Nilai dasar base level dipilih dan dicatat. Pada alat pengukur kebisingan tipe QUEST base levelnya adalah 20-80, 40-100, 60-120, dan 80-140 dB A. Untuk penelitian ini base level yang dipilih adalah 60-120 dB A karena tingkat kebisingan yang terjadi pada auditorium multifungsi mencapai 60 dB A. 5. Alat diatur pada “fast response” atau “ slow response” sesuai kebutuhan 6. Waktu saat penelitian dimulai dicatat. 7. Penelitian dilakukan dengan SLM menggunakan skala dB A dengan interval dan durasi yang telah ditentukan. 8. Waktu akhir pengambilan data dicatat, kondisi alat dicek kembali dan semua informasi yang telah diambil dicatat. c. Fase setelah penelitian lapangan: 1. Data yang telah diperoleh dicek kembali. 2. Jumlah data yang doperoleh dihitung dan ditabulasikan. 3. Tingkat kebisingan ekivalen dan jarak antara sumber bunyi dengan pendengar pada ruang. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN