Pemilu Legislatif 2004 Kota Medan

Kesemuanya ini tidak hanya menjadi tugas KPU tetapi terutama menjadi tugas partai politik, para calon, pemerintah, media massa, LSM, dan organisasi masyarakat dalam spirit kebersamaan untuk mewujudkan sistem pemilihan umum yang ideal untuk Indonesia. 2. 2. Pemilu Legislatif 2004 Kota Medan Pada masa Orde Baru dan pada Pemilu 1999, pelaksanaan Pemilu hanya untuk memilih Wakil-Wakil rakyat yang akan duduk di lembaga Legislatif DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupatenkota yang selanjutnya di dalam sidang MPR RI Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia akan menetapkan dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. Tidak demikian yang terjadi pada Pemilu 2004, sebagai konsekuensi normatif – yuridis terhadap amanah yang dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum. Maka pelaksanaan Pemilu pada tahun 2004 dilaksanakan secara terpisah antara Pemilu untuk memilih Wakil-Wakil rakyat yang akan duduk di lembaga Legislatif dan Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. 58 Pemilu Legislatif 2004 yang dilaksanakan di Medan merupakan bagian dari Pemilu Legislatif yang dilakukan secara Nasional. Pemilu ini menggunakan sistem proporsional daftar terbuka. Seperti yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya mengenai perspektif teoritis pemilihan umum, dengan menggunakan sistem pemilihan proporsional daftar terbuka pemilih tidak lagi seperti memilih kucing di dalam karung seperti layaknya sistem Pemilu yang diterapkan pada 58 Lembaran Negara, Undang-undang No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum, lihat situsResmi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, www. Depkeh -ham.go.id. akses pada tanggal 10 september 2007. Universitas Sumatera Utara pemerintahan Orde Baru. Pada Pemilu kali ini, pemilih langsung mencoblos nama calon Wakil rakyat yang dikehendakinya yang berasal dari partai yang ia percayai. Secara Nasional partai politik yang berhasil lolos untuk bertarung dalam Pemilu Legislatif 2004 berjumlah 24 partai politik. Padahal sebelum ditetapkan hanya 24 partai politik yang ikut bertanding secara Nasional pada Pemilu Legislatif 2004, terdapat lebih dari 225 partai politik yang akan ikut berkompetisi pada putaran Pemilu 2004. Namun Departemen Kehakiman dan HAM serta KPU hanya meloloskan 24 partai politik. Ke-24 partai politik inilah yang berhak dan telah memenuhi segala ketentuanpersyaratan untuk menjadi peserta Pemilu. Pertarungan ke-24 partai politik untuk memperebutkan kursi legislatif di Kota Medan di menangkan oleh Partai Keadilan Sejahtera dengan perolehan 161,790 suara, dengan demikian PKS berhasil mendudukkan 9 orang kadernya untuk duduk dalam kursi legislatif DPRD Kota Medan untuk masa 2004 – 2009. kemudian disusul dengan Golongan Karya yang memperoleh 123,744 suara, kemudian diikuti oleh Partai Demokrat diperingkat ketiga dengan 112,224 suara, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI P pimpinan Megawati Soekarno Putri di peringkat ke-4 dengan perolehan 106,464 suara, selanjutnya Partai Amanat Nasional PAN yang dibentuk oleh Amin Rais memperoleh 101,376, Partai Persatuan Pembangunan PPP dengan 65,856 suara, Partai Kebangkitan Bangsa PKB 7,200 suara dan sisa suara yang tersebar 281,376 suara. Tabel 2.1. Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu 2004 di Kota Medan no partai politik jumlah suara 1 Partai Keadilan Sejahtera PKS 161,760 2 Partai Golongan Karya Golkar 123,744 3 Partai Demokrat 112,224 Universitas Sumatera Utara 4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI P 106,464 5 Partai Amanat Nasional PAN 101,376 6 Partai Persatuan Pembangunan PPP 65,856 7 Partai Kesatuan Bangsa PKB 7,200 8 Lain-lain 281,376 Sumber: Diolah dari Pengumuman Komisi Pemilihan Umum KPU Kota Medan Pelaksanaan pemilu legislatif 2004 di Medan berlandaskan pada payung hukum UU No. 12 tahun 2003 dan Peraturan Pemeritah PP Republik Indonesia tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Untuk mekanisme Pemberian Kursi atau Penentuan Calon Terpilih seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa UU No.12 Tahun 2003 mengadopsi sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Sistem proporsional merujuk pada formula pembagian kursi danatau penentuan calon terpilih, yaitu setiap partai politik peserta Pemilu mendapatkan kursi proporsional dengan jumlah suara sah yang diperolehnya. Penerapan formula proporsional dimulai dengan menghitung Bilangan Pembagi Pemilih BPP, yaitu jumlah keseluruhan suara sah yang diperoleh seluruh partai politik peserta Pemilu pada suatu daerah pemilihan dibagi dengan jumlah kursi yang diperebutkan pada daerah pemilihan tersebut. Meskipun demikian sesungguhnya UU No.12 tahun 2003 tidak sepenuhnya mengadopsi daftar calon terbuka. Seperti alasan-alasan yang dikemukakan di atas yakni; Pertama, Partai politik peserta Pemilu mengajukan daftar calon dengan nomor urut kepada KPU Pasal 67 ayat 3. Partai Politik Peserta Pemilu menyusun daftar calon dengan nomor urut ini berdasarkan hasil Universitas Sumatera Utara seleksi secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik. Karena itu dari segi pencalonan, UU No.12 Tahun 2003 mengadopsi sistem daftar calon tertutup. Pemikiran yang mendasari mekanisme seperti ini adalah a Pasal 22E UUD 1945 yang menyatakan bahwa peserta pemilihan anggota DPR dan DPRD adalah partai politik, dan yang mengajukan calon anggota DPR dan DPRD adalah Partai Politik Peserta Pemilu, dan b partai politik berperan mempersiapkan kaderisasi dan rekruitmen kepemimpinan politik. Kedua, pemilih memberikan suaranya dengan mencoblos satu tanda gambar partai politik peserta pemilihan umum dan satu calon dari daftar yang diajukan oleh partai politik tersebut. Apabila hanya tanda gambar partai politik saja yang yang dicoblos, maka suara pemilih seperti ini dikategorikan sah. Akan tetapi apabila calon saja yang dicoblos, maka suara pemilih seperti ini dinyatakan tidak sah. Ketentuan seperti ini menunjukkan UU No. 12 Tahun 2003 pada satu pihak mengadopsi sistem daftar terbuka karena pemilih dapat memberikan suara kepada satu calon. Akan tetapi pada pihak lain, UU ini lebih mengadopsi sistem daftar tertutup karena hanya memberikan suara kepada partai saja sudah dianggap sah. Dan ketiga, formula atau tata cara penentuan calon terpilih yang diadopsi UU ini pada satu pihak mengandung unsur daftar calon terbuka karena calon yang mencapai jumlah suara sama atau lebih besar daripada BPP langsung dinyatakan terpilih walaupun dalam daftar calon menempati urutan terakhir. Akan tetapi pada pihak lain UU ini juga mengandung unsur daftar calon tertutup karena para calon yang tidak mencapai jumlah suara BPP belum tentu terpilih walaupun mencapai jumlah suara yang cukup besar. Apabila suatu partai politik memperoleh tiga kursi sedangkan calon yang mencapai jumlah suara sama atau lebih besar BPP hanya Universitas Sumatera Utara seorang calon saja, maka dua kursi lainnya akan diberikan kepada calon menurut nomor urut dalam daftar calon. Seorang calon yang mencapai jumlah suara 325.000 tetapi dibawah BPP 350.000 belum tentu terpilih karena calon tersebut berada dalam urutan terakhir dalam daftar calon. 59 Tahun 1998 2.3. Gambaran Tentang Partai Keadilan Sejahtera PKS Partai Keadilan Sejahtera yang populer dikenal dengan nama PKS adalah salah satu partai yang lahir sebagai buah dari reformasi. Partai ini merupakan penerus perjuangan dari Partai Keadilan yang pada Pemilu 1999 tidak mampu melampaui electoral treshold ET. Meskipun tergolong masih baru dan kader- kader serta pengurus partainya masih dapat dikatakan dalam kategori usia muda, tetapi partai ini dapat membuktikan dirinya mampu bersaing dalam Pemilu 1999 dan bertarung dengan partai-partai lama. PKS dideklarasikan pada tanggal 20 April 2002 deklarasi partai lihat pada lampiran 1. Dengan berdirinya PKS maka partai Keadilan secara otomatis bubar. PKS merupakan penerus perjuangan Partai Keadilan karena memiliki cita-cita dan orientasi yang sama. Untuk mengetahui sekilas sejarah PKS-Sejahtera, penulis akan paparkan secara singkat di bawah ini seperti yang penulis kutip pada situs resmi PKS: Tabel 2.2 Sejarah Singkat Partai Keadilan Sejahtera 20 Juli 1998 Partai Keadilan PKS didirikan di Jakarta. Hal tersebut dinyatakan dalam konferensi pers di Aula Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. 9 Agustus 1998 Deklarasi PKS di lapangan Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, dihadiri oleh 50.000 massa. 19 September 1998 PKS menolak pemberlakuan asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Hal itu dinyatakan Presiden PKS Dr Ir Nurmahmudi Ismail dalam pidato 59 Ramlan Surbakti, Ibid, hal. 9-10 Universitas Sumatera Utara politik peresmian DPW PKS DIY. 3-6 Desember 1998 Musyawarah Kerja Nasional I digelar di Kampung Wisata Insan Krida KWIK, Parung, Bogor, dan ditutup di hotel Cempaka, Jakarta setelah sebelumnya melakukan konvoi kendaraan dari Bogor-Jakarta. Tahun 1999 19 Februari 1999 KH Didien Hafidhudin ditetapkan sebagai Calon Presiden RI dari Partai Keadilan. 30 Mei 1999 Delapan partai politik berasaskan Islam menyatakan bersatu dan menyepakati penggabungan sisa suara stembus accord hasil Pemilu 1999. Ke delapan partai itu adalah PPP, Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam, PPII Masyumi. PNU. PBB. dan PSII 1905. 3 Juni 1999 Ribuan kader dan simpatisan Partai Keadilan memenuhi janji mereka untuk memutihkan Ibukota serta berkumpul di Bundaran HI menandai berakhirnya kampanye partai tersebut di Jakarta. 2 Agustus 1999 Partai Keadilan PKS menandatangani hasil penghitungan suara Pemilu dengan catatan Pemilu relatif luber dan tidak jujur dan adil jurdil. Keputusan ini diambil PKS dengan pertimbangan adanya reaksi positip berupa pengakuan dari panitia Pengawas Pemilu Panwaslu bahwa Pemilu 1999 yang baru lalu masih jauh dari jurdil. Penandatanganan hasil Pemilu dilakukan di kantor KPU, Senin sore 28. 20 Oktober 1999 PKS menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan Hutbun dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. 21 Oktober 1999 PKS menunjuk Dr Ir Nurmahmudi Ismail MSc sebagai calon menteri yang diajukan karena memiliki kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas. Tahun 2000 16 April 2000 Dr Ir Nurmahmudi Ismail mengundurkan diri dari jabatan Presiden Partai dan selanjutnya akan berkonsentrasi di kementerian Kehutanan dan Perkebunan. 18-21 Mei 2000 PKS menggelar Musyawarah Nasional I di hotel Bumiwiyata, Depok. 21 Mei 2000 Dr Hidayat Nurwahid, MA terpilih sebagai Presiden kedua Partai Keadilan menggantikan Dr. Ir. Nurmahmudi Ismail dalam Musyawarah Nasional I PKS di hotel Bumiwiyata, Depok. 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam PPP, PBB, PKS, Masyumi, PKSU, PNU, PUI, PSII 1905 menggelar acara Sarasehan dan Silaturahim Partai-partai Islam di masjid Al Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945. 12 Oktober 2000 DPP Partai Keadilan PKS menemui Wakil Ketua DPR RI Soetardjo Soerjogoeritno di gedung DPR RI dan meminta delegasi IPU DPR RI untuk mengusahakan resolusi yang di dalamnya tidak hanya mengecam keras Israel, tapi sekaligus mengeluarkan Israel dari keanggotaan IPU. 13 Oktober 2000 Puluhan ribu massa Partai Keadilan PKS yang berunjuk rasa di halaman Gedung DPR. Di bawah tangga gedung paripurna DPR aktivis PKS membakar bendera Israel. PKS meminta agar RI konsisten dengan sikap menyesalkan, menolak dan mengecam Israel menyusul penyerangan ke Palestina. 9 November 2000 Partai Keadilan menggelar acara Gelar Sambut Ramadhan. Masyarakat dan pemimpin bangsa diingatkan untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan. Ribuan massa Partai Keadilan PKS dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Universitas Sumatera Utara Bekasi menghadiri acara Gelar Sambut Ramadhan. Tabligh akbar ini diselenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu1911 pagi. Tahun 2001 20 Januari 2001 PKS menggelar Silaturahim dan Halal Bihalal di Silang Monas, Jakarta. Dalam orasinya Presiden PKS Hidayat Nur Wahid menyatakan PKS berlepas diri dari segala efek negatif pola dan produk kepemimpinan kontroversial kontraproduktif yang dilakukan Presiden Abdurrahman Wahid. 2 Maret 2001 DPP PKS mengadakan bakti sosial di propinsi Banten yang terkena musibah banjir dan tanah longsor. 8 Oktober 2001 Lebih dari 150 anggota Legislatif dari Partai Keadilan PKS dari seluruh Indonesia, Senin 810 mendatangi Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Barat dan bergabung dengan massa yang sudah lebih dulu melakukan aksi menentang terorisme AS. 19 Oktober 2001 PKS gelar demo besar menentang agresi militer AS ke Afghanistan. Aksi besar ini diikuti 40.000 orang dan mendapat pujian dari berbagai pihak karena berlangsung damai dan tertib. Dalam aksi itu dibentuk Komite Indonesia untuk Solidaritas Afghanistan KISA yang diketuai oleh Dr Salim Segaf Al Djufri. Tahun 2002 7 April 2002 PKS gelar aksi keadilan untuk Palestina menentang aksi terorisme Israel atas bangsa Palestina di Silang Monas, Jakarta. PKS juga membentuk Komite Keadilan untuk Pembebasan Al Aqsha KKPA yang diketuai oleh Dr Ahzami Zamiun Jazuli. 25 Mei 2002 PKS gelar acara Gerak Jalan Keluarga GJK menyambut Maulid Nabi 1423 H dari Silang Monas - MH Thamrin - Bundaran HI - Silang Monas. 8 Juni 2002 15 pimpinan parpol yang tidak memenuhi ketentuan electoral threshold dua persen berdasar Undang-Undang UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 sepakat menandatangani dokumen bersama di Hotel Sahid, Jakarta, untuk menolak pemberlakuan ketentuan tersebut. Mereka juga menuntut agar semua parpol peserta Pemilu 1999 diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun ada parpol yang sama sekali tidak mempunyai perolehan kursi di DPRDPRD. Partai yang terlibat pada pertemuan yang diprakarsai Partai Keadilan dan Persatuan PKSP, yaitu Partai Keadilan PK, Partai Demokrasi Kasih Bangsa, Partai Nahdlatul Umat, Partai Demokrasi Indonesia, Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia, Partai Katolik Demokrat, Partai Daulat Rakyat, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Persatuan, Partai Syarekat Islam Indonesia, Partai Nasional Indonesia Massa Marhaen, Partai Nasional Indonesia Front Marhaenis, Partai Politik Islam Indonesia Masyumi, dan Partai Kebangkitan Umat. Tahun 2003 9 Februari 2003 Ratusan ribu massa PKS berunjuk rasa menolak serangan AS ke Irak di sepanjang Jl. MH Thamrin hingga kedubes AS. 20 Maret 2003 Sekali lagi, PK bersama PKS menggelar aksi damai menentang serangan AS ke Irak di sepanjang Jl. MH Thamrin hingga kedubes AS. Aksi diikuti oleh 30.000 massa. Universitas Sumatera Utara 30 Maret 2003 PK bersama Komite Indonesia untuk Solidaritas Rakyat Irak KISRA serta seluruh elemen masyarakat menggelar aksi ‘Sejuta Umat dari Bunderan HI hingga kedubes AS, Jakarta. Aksi ini merupakan aksi terbesar sepanjang massa dan mampu mengusik para pemimpin dunia. 17 April 2003 Musyawarah Majelis Syuro XIII Partai Keadilan yang berlangsung di Wisma Haji Jawa Barat, Bekasi, merekomendasikan PKS untuk bergabung dengan PKS. 20 April 2003 Deklarasi DPP PKS di Silang Monas, Jakarta, yang dihadiri oleh 40.000 massa. 26 Mei 2003 PK dan PKS mendeklarasikan Crisis Centre untuk Rakyat Aceh CCRA di halaman Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. CCRA dimaksudkan untuk membantu rakyat Aceh yang tengah dilanda konflik berkepanjangan. 4 Juni 2003 DPP PKS dinyatakan lulus verifikasi oleh Depkeh dan HAM. Verifikasi dilakukan di kantor sekretariat Jl. Mampang Prapatan VIII No. R-2, Jakarta. 5 Juni 2003 PKS selenggarakan acara ‘Silaturahim Nasional Anggota Legislatif Partai Keadilan di Wisma DPR, Cikupa, Cisarua, Bogor, yang diikuti oleh 180 anggota dewan dari seluruh Indonesia. 8 Juni 2003 PKS gelar ‘Dzikir dan Doa untuk Rakyat Aceh di halaman Masjid Agung Al Azhar, Jl. Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta, diikuti oleh ribuan massa. 10 Juni 2003 PK bersama PKS melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung MPRDPR Jl. Gatot Subroto, Jakarta, untuk mendukung disahkannya RUU Sisdiknas oleh DPR RI. 2 Juli 2003 Partai Keadilan Sejahtera PK-Sejahtera telah menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM Depkeh dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah setingkat Propinsi dan Dewan Pimpinan Daerah setingkat KabupatenKota. Ini berarti PK-Sejahtera telah melengkapi 100 persyaratan verifikasi Depkeh dan HAM. 3 Juli 2003 PK bergabung dengan PKS yang dilakukan di kantor pengacara Tri Sulistyowarni di Pamulang, Tangerang. Dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. 20 Juli 2003 Musyawarah Majelis Syuro I PKS yang berlangsung di Ruang Binasentra, Kompleks Bidakara, Jakarta, menetapkan delapan kriteria Calon Presiden Capres RI versi PKS. Selain itu dicanangkan juga mekanisme pemilihan capres melalui Jaring Capres Emas. 22 Juli 2003 Ribuan massa PKS melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Bulog, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. PKS menolak kebijakan Bulog seperti beras impor dan dana talangan Sukhoi yang dinilai menyengsarakan ribuan petani. 8 Agustus 2003 DPP PKS mencanangkan program Safari ‘Aam Intikhobi Tahun Pemenangan Pemilu, yaitu program safari tokoh-tokoh partai ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan dan mensukseskan Pemilu 2004. Acara berlangsung di Aula Masjid Baitussalam, Duren Tiga, Jakarta. Sumber:Situs resmi Partai Keadilan Sejahtera http:www.PKSejahtera.org2006index.php?op=isiid=111 Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

Sama halnya dengan partai-partai di Indonesia yang berbasis Nasional, secara umum PKS juga memiliki kesamaan jika dilihat dari kepengurusan yang duduk pada Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah hingga Dewan Pimpinan Cabang artinya memiliki struktur yang rapi dari pusat hingga pada ranting yang merupakan basis atau ujung tombak untuk memobilisasi massa atau dukungan. PKS merupakan penjelmaan dari PK yang tereliminir secara hukum karena tidak mampu melewati ambang batas electoral treshold yang ditentukan oleh undang-undang pada pemilihan umum 1999 kemarin. Dengan demikian, komposisi orang-orang yang duduk pada kepengurusan Partai Keadilan sama dengan Komposisi orang-orang yang duduk dalam jajaran kepengurusan PKS pada tahun 2004 kemarin, hanya sebagai konsekuensi dari perubahan nama tersebut, di seluruh kantor-kantor sekretariat Partai Keadilan berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Ketika PKS dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 20 April 2003, maka Dewan Pimpinan Daerah PKS Kota Medan juga mengalami pendeklarasian yang sama. DPD PKS Kota Medan diresmikan pada tanggal 7 Mei 2003. 2.3.2. Visi – Misi PKS 2.3.2.1. Visi Umum, Visi Khusus dan Misi PKS Ada pun yang menjadi visi secara umum visi umum dari PKS adalah sebagai partai dakwah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan umat dan bangsa. Dan yang menjadi visi PKS secara khusus visi khusus adalah Partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, Universitas Sumatera Utara maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani. Sedangkan yang menjadi misi dari PKS adalah Meningkatkan kapabilitas internal dan pelayanan publik. 60 1. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2.3.2.2. Penjelasan Visi dan Misi PKS

Visi ini akan mengarahkan PKS sebagai: 2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa diberbagai bidang 3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang memiliki cita-cita yang sama dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil’alamin 4. Akselerator pemercepat bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia. 61 Dengan misi yang disebutkan di atas yakni untuk meningkatkan kapabilitas internal dan pelayanan publik dimaksudkan sebagai berikut; 1. Memperkokoh eksistensi pertumbuhan dan perkembangan di Medan 2. Meningkatkan kinerja fungsionaris dan kader Partai Keadilan Sejahtera dalam mengemban amanah dakwah 60 Lihat http:www.pk-sejahtera.org2006index.php?op=isiid=110, diakses pada tanggal 27 September 2007 61 Ibid, http:www.pk-sejahtera.org2006index.php?op=isiid=110 Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan citra Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai dakwah alternatif melalui sinergi kerja, sumberdaya dan program. 62

2.3.3 Tujuan dan Sasaran PKS

Tujuan dari PKS adalah untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Dan yang menjadi sasaran PKS secara umum adalah mewujudkan pemerintahan yang jujur, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menegakkan masyarakat madani yang memiliki kemandirian berdasarkan sebuah konstitusi yang menjamin hak-hak rakyat dan bangsa Indonesia.

2.3.4. Lambang Partai

Gambar bulan sabit dengan untaian padi tegak lurus di tengah berwarna kuning emas dalam perisai empat persegi panjang berwarna hitam bergambar ka’bah di bagian atas tertulis PARTAI KEADILAN dan bagian kotak ka’bah tertulis SEJAHTERA bewarna kuning keemasan. 62 Ibid, http:www.pk-sejahtera.org2006index.php?op=isiid=110 Universitas Sumatera Utara

2.3.5. Makna Lambang, Warna Lambang dan Makna Partai Keseluruhan

Makna lambang PKS sebagai berikut: 1. Kotak Persegi Empat : Kesetaraan, Keteraturan, dan Keserasian 2. Kotak Hitam : Pusat peribadahan dunia Islam yakni Ka’bah 3. Bulan Sabit kuning emas : Lambang kemenangan Islam, dimensi waktu, keindahan, kebahagiaan, pencerahan dan kesinambungan sejarah 4. Untaian Padi Tegak Lurus : Keadilan, Ukhuwah, Istiqomah, berani dan ketegasan yang mewujudkan kesejahteraan Makna warna lambang PKS sebagai berikut: 1. Putih : Bersih dan kesuciaan 2. Hitam : Aspiratif dan kepastian 3. Kuning Emas : Kecemerlangan, kegemilangan dan kejayaan Dan yang menjadi makna partai secara keseluruhan adalah menekankan nilai- nilai keadilan berlandaskan pada kebenaran, persaudaraan dan persatuan menuju kesejahteraan dan kejayaan umat dan bangsa.

2.3.6. Karakteristik Partai

Karakteristik PKS adalah sebagai berikut; Pertama,Moralis. PKS berupaya menjadikan komitmen moral sebagai ciri seluruh perilaku individu dan politiknya. Partai berusaha menampilkan sisi moralitas yang bersumber pada Universitas Sumatera Utara nilai-nilai Islam ini sebagai basis serta keteladanan. Kedua, Profesionalitas. Di atas landasan moral, profesional akan berkembang secara positif dan mempunyai nilai tambah yang tinggi karenanya, pembentukan pribadi dengan memperhatikan intelektualitas, sikap kritis sangat ditekankan dalam aktivitas partai. Ketiga, Patriotik. Kehidupan partai adalah kehidupan perjuangan karena dengan sarana ini lah dakwah Islam hendak ditegakkan. Balasan yang dinanti-nanti adalah luasnya surga firdaus, sedangkan apapun hasilnya yang dipetik di dunia ini sebagai perjuangan yang patut disukuri. Keempat, Moderat. Semangat demokrasi yang memberikan peluang kebebasan untuk berpendapat dan mengekspresikan diri, akan menyalurkan dan mensinergikan potensi masyarakat sehingga membentuk kekuatan kebersamaan. Demokrasi adalah sarana operasional untuk memperbaiki pemerintahan sekaligus merupakan bentuk partisipasi rakyat dalam pemerintahan dan merupakan hak rakyat dalam menentukan urusannya serta pemimpinnya. Kelima, Reformis. Dalam kaitan mengenai reformis ini, PKS yang dinyatakan Al- Mawardi Adabu Al-Dunya wa Al-Dien menekankan dua hal penting yakni; 1 berkaitan dengan sistem yang mengatur urusan umum, 2 berkaitan dengan sesuatu yang dapat mewujudkan kesolehan setiap warga. Keenam, Independen. PKS yang menyatakan dirinya sebagai partai dakwah akan tetap pada posisi kemerdekaan. Sasaran dakwah Islam adalah terciptanya kebebasan dalam memilih. Universitas Sumatera Utara

BAB III SISTEM KEPARTAIAN, PARTAI ISLAM DAN PARTAI KEADILAN