Partai Politik Islam Dasar - Dasar Teoritis 1. Perspektif Teori Pemilihan Umum

1. Tujuan Umum Partai Politik untuk: a. Mewujudkan cita-cita Nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi nilai kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 34 Sigmund Neuman bahwa di dalam negara demokratis, partai politik mengatur keinginan dan aspirasi berbagai golongan dalam masyarakat. Sedangkan dalam negara komunis partai politik bertugas untuk mengendalikan semua aspek kehidupan secara monolitik.

5.4. Partai Politik Islam

Mengenai apa dan bagaimana kita melihat partai politik Islam, Eep Saifulloh Fatah membagi partai-partai Islam dalam 4 kelompok; Pertama, partai politik yang menjadikan komunitas muslim sebagai basis atau target massanya, Kedua, partai politik yang memakai label Islam sekalipun tidak berasaskan Islam. Ketiga, partai politik yang menjadikan Islam sebagai asasnya. Keempat, partai politik yang agenda dan platformnya secara tegas melayani kepentingan dan ideologi kalangan Islam. 35 34 Dianay, Op. Cit. hal. 4. 35 Lihat Eep Saefullah Fatah, Menuju Format Barn Politik Islam Republika, 2 dan 4 Januari 1999. dalam Lili Romli, Op. Cit hal. 13. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Eep Saifullah Fatah di atas maka agak sukar untuk mengidentifikasi dengan jelas tentang partai politik Islam. Namun demikian, paling tidak, berdasarkan klasifikasi tersebut kita dapat mengidentifikasi dimana secara garis besar partai-partai politik Islam yang berdiri pada Era Reformasi ini adalah: Pertama, partai politik yang menjadikan Islam sebagai asas dan program formalnya dan kedua, partai politik yang lebih mementingkan nilai-nilai Islam dari pada simbol-simbol Islam. Dengan kata lain partai model yang pertama lebih menekankan pendekatan formalistik sedangkan yang kedua lebih menekankan pendekatan substansialistik. 36 Menurut Faisal Ismail partai politik Islam merupakan cerminan pada identitas, label dan simbol Islam, sekaligus tercermin pula pada visi dan misi perjuangan yang terekam daiam berbagai agenda dan program kerja yang sangat Dalam persepektif itu kiranya kita telah memiliki frame atau bingkai untuk dapat melihat dan mengklasifikasikan partai-partai politik Islam yang ada dan akan lahir nantinya. Hal ini sangat berguna untuk dimengerti agar tidak terjadi lagi praktek-praktek mengatasnamakan umat Islam dalam setiap jargon-jargon yang dijual oleh partai dalam rangka meraih konstituennya. Selain apa yang dituliskan oleh Eep Saifullah tadi yang mengidentifikasi atau mengklasifikasikan partai-partai Islam yang ada. Terdapat juga identifikasi yang disampaikan oleh Faisal Ismail. Sebelum membahas lebih jauh tentang apa yang dimaksud partai Islam oleh Faisal Ismail, penulis juga merasa penting untuk menyampaikan apa yang telah dituliskan oleh Eep Saifullah sangat bermanfaat bagi kita untuk memahami perilaku partai-partai Islam. 36 Lili Romli, Ibid, hal. 14. Universitas Sumatera Utara relevan dengan nilai-nilai Islam. 37 Partai politik Islam yang menjadi peserta Pemilu legislatif 2004 sebanyak lima partai politik Islam sesuai dengan apa yang menjadi kategori politik Islam yang dimaksud di atas, yakni; Partai Persatuan Pembangunan PPP yang dipimpin oleh Hamzah Haz, Partai Bulan Bintang PBB yang diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, Partai Bintang Reformasi oleh KH. Zaenuddin MZ, Partai Keadilan Sejatera PKS sebagai Presiden Hidayat Nur Wahid dan yang terakhir Partai Persatuan Nahdatul Ummah PPNU yang di imami oleh Syukrom Mamun. Dalam penelitian ini, partai politik Islam yang dimaksud merujuk dari apa yang dikemukakan oleh Faisal Ismail di atas lebih spesifik lagi partai yang berasaskan Islam. 38 Ketepatan metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian mutlak sangat diperlukan. Menurut Antonius Birowo, metodologi mengkaji tentang proses penelitian yaitu bagaimana peneliti berusaha menjelaskan apa yang diyakini dapat diketahui dari masalah penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian Ini penulis hanya menyoroti Partai Keadilan Sejahtera sebagai salah satu partai politik Islam yang berhasil menjadi pemenang Pemilu legislatif 2004 di Kota Medan Sumatera Utara.

6. Metodologi Penelitian

39 37 Lihat Faisal Ismail, Pijar-pijar Islam Pergumulan Kultural dan Struktur, Yogyakarta: LESFI,2002, hal. 133 38 Lihat Marat. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 1992, hal. 131 39 Lihat Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi,Yogyakarta: Gitanyali, 2004, hal. 71-72 Dalam hal penelitian ini yang menjadi metodologi yang penulis gunakan adalah penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitif. Universitas Sumatera Utara