Morfologi Koloni Bakteri makroskopis Morfologi Sel Bakteri mikroskopis

Gambar 5. Tehnik inokulasi pada broth. Gambar 6. Tehnik inokulasi pada agar miring.

3. Identifikasi Bakteri

Untuk bisa mengidentifikasikan bakteri patogen dengan tepat, dibutuhkan analisis terhadap informasi yang bisa didapatkan dari berbagai tes dan juga pengamatan yang bisa menunjukkan karakteristik dari bakteri. Berbagai tes yang dilakukan biasanya mempunyai urutan yang tetap dan dikenal dengan istilah skema identifikasi. Skema ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yang didasarkan pada kriteria genotip dan kriteria fenotip. Identifikasi dengan menggunakan kriteria genotip bertujuan mengetahui karakteristik gen bakteri dengan menggunakan tehnik molekuler untuk analisis DNA atau RNA. Sedangkan kriteria fenotip merupakan cara identifikasi yang paling sering digunakan. Cara ini didasarkan pada karakteristik fisik atau metabolik yang dapat diamati. Beberapa kriteria fenotip yang paling sering digunakan antara lain : 1. Morfologi koloni secara makroskopis 2. Morfologi sel bakteri secara mikroskopis 3. Aktivitas metabolik 4. Sensitivitas terhadap antimikroba.

3.1. Morfologi Koloni Bakteri makroskopis

Identifikasi terhadap bakteri patogen yang tumbuh pada media kultur dimulai dengan mengamati karakteristik koloni bakteri. Hal ini penting dikarenakan, dari karakteristik koloni tersebut kita bisa menentukan prosedur atau pemeriksaan selanjutnya Universitas Sumatera Utara untuk identifikasi bakteri yang pasti. Beberapa hal yang biasa dijadikan sebagai patokan karakteristik sebuah koloni bakteri, yaitu : 1,3 • Ukuran biasanya dalam milimeter, atau ukuran relatif, seperti pinpoint, kecil, sedang, besar • Warna pigmentasi • Bentuk punctata, sirkuler, filamentosa, irreguler • Elevasi datar, meninggi, konveks, umbilikasi • Batas tegas, iireguler • Densitas opak, translusen, transparan • Perubahan pada media misalnya perubahan pH indikator, adanya pola hemolitik pada agar darah. Identifikasi terhadap karakteristik koloni bakteri dilakukan secara visual langsung terhadap pertumbuhan bakteri pada permukaan agar. Ketika identifikasi dilakukan, pengamatan harus dilakukan dengan penerangan atau cahaya yang cukup. Untuk yang menggunakan media agar darah, juga harus dilakukan pengamatan dengan cahaya dari belakang cawan petri untuk mendeteksi adanya reaksi hemolisis. 3 A B C D Gambar 7. Beberapa contoh koloni bakteri pada media kultur. A Pseudomonas aeruginosa pada MacConkey. B Klebsiella pneumonia pada MacConkey. C E.coli pada MacConkey. D E.coli pada EMB. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Gambaran morfologi koloni bakteri.

3.2. Morfologi Sel Bakteri mikroskopis

Setelah mengamati morfologi koloni bakteri secara langsung, berikutnya dilakukan pengamatan morfologi sel bakteri secara mikroskopis dengan bantuan pewarnaan, dalam hal ini pewarnaan Gram. Pada koloni yang akan diamati, disentuhkan kawat inokulasi ose pada bagian atas kooni, kemudian dicampurkan dengan setetes cairan fisiologis dan diratakan pada objek gelas untuk kemudian diwarnai dengan pewarnaan gram dan dilihat di bawah mikroskop. Dengan pewarnaan Gram ini, dapat dibedakan empat macam bakteri berdasarkan bentuknya di bawah mikroskop dan efek pewarnaan Gram, yaitu kokus Gram-positif, kokus Gram-negatif, batang Gram-positif dan batang Gram-negatif. Morfologi sel bakteri ini akan membantu dalam mengidentifikasi bakteri. 1,3 Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Morfologi bakteri berdasarkan pewarnaan Gram.

3.3. Aktivitas Metabolik