mengganggu pertumbuhan bakteri melalui dua cara yaitu 1 Kurangnya air untuk proses metabolisme dan 2 peningkatan konsentrasi bahan terlarut pada media kultur akan
menyebabkan hperosmolaritas dan menyebabkan lisis sel bakteri.
2.3. Proses Isolasi Bakteri
Setelah bahan pemeriksaan memenuhi kriteria untuk dikultur, maka proses isolasi bakteri dimulai dengan menginokulasikan bahan pemeriksaan yang diperkirakan
mengandung bakteri pada media kultur yang telah disiapkan. Alat-alat yang dibutuhkan untuk proses ini adalah sebuah kawat inokulasi ose yang terbuat dari platinum atau
nikrom dengan bentuk loop pada bagian ujung atau bentuk lurus, yang digunakan untuk mengambil bahan pemeriksaan dan menginokulasikannya pada media kultur.
3
Gambar 2. Ose dengan ujung loop dan ujung lurus.
Dengan menggunakan kawat inokulasi dengan ujung loop, bahan pemeriksaan diambil dan diinokulasikan pada permukaan media kultur dengan tehnik yang terlihat
pada gambar 3 di bawah ini :
Gambar 3. Pola yang dibuat pada tehnik Gambar 4. Pola inokulasi pada media kultur inokulasi pada kultur bakteri.
3
dengan kawat loop yang telah di- kalibrasi.
3
Universitas Sumatera Utara
Diharapkan dengan tehnik tersebut maka akan didapatkan koloni bakteri colony forming unitCFU yang diinginkan dan dapat dilakukan analisis semikuantitatif.
Penghitungan koloni juga dapat dilakukan dengan menggunakan kawat loop yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu untuk mengandung 0,01 atau 0,001 mL bahan pemeriksaan
cair seperti urin. Kawat yang telah disiapkan khusus ini kemudian dicelupkan pada sampel urin dan diinokulasikan dengan tehnik seperti gambar 4. Setelah 18-24 jam,
jumlah bakteri yang ada dalam urin dapat diperkirakan dengan menghitung jumlah koloni yang muncul pada media kultur. Contohnya apabila terdapat 50 koloni pada media yang
diinokulasikan dengan kawat loop yang mengandung 0,001 mL sampel, maka jumlah koloni tersebut dikalikan dengan 1000 sehingga diperkirakan terdapat 50.000 CFUmL.
1,3
Media kultur yang menggunakan tabung dapat berupa buylon, semisolid 0,3- 0,5 agar ataupun solid 1-2 agar. Pada penggunaan bulyon dalam tabung, tehnik
inokulasi dapat dilakukan seperti pada gambar 5. Tabung dimiringkan 30ยบ dan kawat loop disentuhkan pada dinding tabung bagian dalam di atas sudut yang dibentuk dinding
tabung dan permukaan bulyon, sehingga ketika tabung ditegakkan kembali, maka daerah inokulasi akan terendam di bawah permukaan bulyon.
3
Tehnik inokulasi pada agar dalam tabung dilakukan dengan menggunakan kawat lurus yang ditusukkan ke dalam agar hingga mencapai 2-3 mm dari dasar tabung, dan
kemudian kawat tersebut ditarik sambil menggores bagian permukaan agar yang miring dengan bentuk huruf S. Tehnik inokulasi pada agar semisolid dalam tabung biasa
digunakan untk pemeriksaan motilitas bakteri. Untuk pemeriksaan ini, harus diperhatikan bahwa setelah kawat ditusuk ke dalam agar, maka kawat harus ditarik melalui jalur yang
sama dengan penusukan pertama. Kesalahan dalam penarikan kawat akan mengakibatkan timbulnya pola pertumbuhan bakteri di sekitar jalur inokulasi dan dapat disalahartikan
sebagai motilitas bakteri.
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Tehnik inokulasi pada broth. Gambar 6. Tehnik inokulasi pada agar miring.
3. Identifikasi Bakteri
Untuk bisa mengidentifikasikan bakteri patogen dengan tepat, dibutuhkan analisis terhadap informasi yang bisa didapatkan dari berbagai tes dan juga pengamatan yang bisa
menunjukkan karakteristik dari bakteri. Berbagai tes yang dilakukan biasanya
mempunyai urutan yang tetap dan dikenal dengan istilah skema identifikasi. Skema ini
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yang didasarkan pada kriteria genotip dan kriteria fenotip.
Identifikasi dengan menggunakan kriteria genotip bertujuan mengetahui
karakteristik gen bakteri dengan menggunakan tehnik molekuler untuk analisis DNA atau
RNA. Sedangkan kriteria fenotip merupakan cara identifikasi yang paling sering
digunakan. Cara ini didasarkan pada karakteristik fisik atau metabolik yang dapat diamati. Beberapa kriteria fenotip yang paling sering digunakan antara lain :
1. Morfologi koloni secara makroskopis
2. Morfologi sel bakteri secara mikroskopis
3. Aktivitas metabolik
4. Sensitivitas terhadap antimikroba.
3.1. Morfologi Koloni Bakteri makroskopis
Identifikasi terhadap bakteri patogen yang tumbuh pada media kultur dimulai dengan mengamati karakteristik koloni bakteri. Hal ini penting dikarenakan, dari
karakteristik koloni tersebut kita bisa menentukan prosedur atau pemeriksaan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara