2.1.3. Jenis-jenis Media Kultur
Dari berbagai jenis media kultur yang dapat dilihat dari tabel 1, ada beberapa media yang sering digunakan dalam pemeriksaan bakteriologi diagnostik rutin, antara
lain:
• Brain Heart Infusion BHI
BHI merupakan media kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk menumbuhkan berbagai jenis bakteri baik dalam broth maupun agar. Bahan-bahan di dalam media
terdiri dari cairan beberapa jaringan tubuh binatang, ditambah dengan protein pepton, fosfat, dan sedikit dekstrosa yang dapat menyediakan sumber energi bagi berbagai jenis
bakteri.
• Agar coklat
Pada dasarnya agar coklat hampir sama dengan agar darah, namun pada pembuatannya sel darah merah yang akan digunakan dengan melisisnya terlebih dahulu
untuk melepaskan nutrisi intraseluler, seperti hemoglobin, hemin, dan koenzim nicotinamide adenine dinucleotida NAD sehingga dapat dipergunakan oleh bakteri jenis
fastidious. Sel darah merah yang lisis tersebut akan memberi warna coklat pada medium sehingga diberi nama agar coklat. Media ini sering digunakan untuk pertumbuhan
Neisseria gonorrhoae dan Haemophillus sp.
• Agar Columbia CNA
Merupakan media suportif yang mengandung pepton dan darah domba. Selain sebagai media suportif, media ini juga dapat digunakan sebagai media diferensial untuk
membedakan koloni bakteri berdasarkan reaksi hemolitik yang dihasilkan. CNA merupakan singkatan dari colistin C dan nalidixic acid NA yang ditambahkan ke
dalam media tersebut untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram-negatif dan bersifat selektif terhadap bakteri Gram-positif.
• Gram Negative Broth
Merupakan media selektif yang digunakan untuk membiakkan bakteri patogen pada sistem pencernaan, misalnya Salmonella sp dan Shigella sp, dari bahan pemeriksaan
tinja atau apus rektal. Media ini mengandung sodium sitrat dan sodium deoksikolat asam empedu yang menginhibisi bakteri patogen non-enterik.
Universitas Sumatera Utara
• Agar Hektoen Enterik HE
Mengandung asam empedu, bromtimol biru, dan fuchsin yang menginhibisi pertumbuhan sebagian besar bakteri batang Gram-negatif yang non-patogen pada sistem
pencernaan dan bersifat selektif terhadap Salmonella sp dan Shigella sp. Media ini sekaligus bersifat diferensial karena koloni bakteri patogen non-enterik yang mungkin
tumbuh akan berwarna jingga disebabkan kemampuan bakteri memfermentasi laktosa sehingga menghasilkan asam yang mempengaruhi indikator pH bromtimol biru.
Sedangkan koloni Salmonella sp. dan Shigella sp. yang tidak memfermentasi laktosa akan tetap pada warna biru kehijauan. Sebagai tambahan, media ini juga mengandung
besi amonium sitrat yang berfungsi sebagai indikator H2S, sehingga bakteri yang memproduksi H2S akan tampak sebagai koloni yang berwarna kehitaman.
• Agar darah domba
Merupakan media yang sesuai untuk sebagian besar jenis bakteri, dan terdiri dari basa yang mengandung sumber-sumber protein, karbohidrat alami, sodium klorida, agar
dan 5 darah domba. Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan terjadinya lisis sel darah merah pada media ini hemolisis sehingga menyebabkan diskolorisasi halo
berwarna keputihan di sekitar koloni beta hemolisis, dan bila lisisnya bersifat parsial maka akan timbul halo berwarna kehijauan alfa hemolisis. Pada bakteri yang tidak
melisis sel darah merah, tidak akan terbentuk halo dan disebut dengan gamma hemolisis atau non-hemolisis.
• Agar MacConkey
Agar MacConkey sering digunakan sebagai media selektif dan diferensial. Media ini mengandung kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif
dan jamur, dan digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam bakteri batang Gram- negatif. Adanya indikator pH pada media ini menyebabkan media ini dapat berfungsi
sebagai media diferensial. Pada bakteri yang mampu memfermentasi laktosa akan menghasilkan suasana asam sehingga menurunkan pH dari media sehingga menghasilkan
koloni bakteri berwarna pink sampai merah, sedang bakteri yang tidak mampu memfermentasi laktosa akan memberikan koloni yang tidak berwarna, misalnya untuk
membedakan bakteri enterik yang patogen Salmonella sp. dan Shigella sp. dengan bakteri enterik lain yang tidak patogen, maka pada bakteri yang patogen tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
memfermentasi laktosa sehingga memberikan gambaran koloni yang tidak berwarna, sedang bakteri enterik non-patogen seperti E.coli akan memberikan koloni yang berwarna
pink sampai kemerahan.
• Agar Phenylethyl Alcohol PEA
Pada dasarnya meupakan agar darah domba yang ditambah dengan phenylethyl alcohol untuk menginhibisi pertumbuhan bakteri Gram-negatif.
• Agar Thayer-Martin
Merupakan media selektif yang diperkaya untuk mengisolasi Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis. Kemampuan selektifnya didapat dari beberapa
antibiotika yaitu kolistin untuk menghambat bakteri Gram-negatif lain, vankomisin untuk menghambat bakteri Gram-positif, nistatin untuk menghambat pertumbuhan jamur, dan
trimetoprim untuk menghambat pertumbuhan Proteus sp. Modifikasi dari media ini adalah agar Martin-Lewis yang mengganti nistatin dengan ansamisin dan memiliki
konsentrasi vankomisin yang lebih tinggi.
• Agar Xylose Lysine Desoxycholate XLD
Merupakan media selektif dan diferensial untuk Salmonella sp. dan Shigella sp. seperti pada agar HE. Media mengandung sodium desoksikolat yang menghambat
pertumbuhan bakteri batang Gram-negatif yang bukan merupakan patogen enterik dan bakteri Gram-positif. Media ini memiliki indikator fenol merah untuk mendeteksi
peningkatan keasaman dari fermentasi karbohidrat. Patogen enterik seperti Salmonella sp. dan Shigella sp, tidak memfermentasi karbohidrat, sehingga keduanya tetap tidak
berubah warna, sedang koloni bakteri yang mampu memfermentasi karbohidrat akan berwarna kuning.
• Thioglycollate Broth
Mengandung kasein, ragi, ekstrak sapi dan vitamin, untuk mempercepat pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Beberapa nutrisi lain seperti indikator oksidasi
reduksi resazurin, dekstrosa, vitamin K dan hemin, juga ditambahkan sebagai modifikasi. Adanya asam tioglikolat yang berfungsi menciptakan lingkungan anaerob
pada bagian dasar bulyon. Bakteri Gram-negatif yang fakultatif anaerob akan tumbuh secara difus pada bagian tengah bulyon, sementara bakteri aerob seperti Pseudomonas sp.
Universitas Sumatera Utara
akan tumbuh pada bagian permukaan bulyon, dan bakteri anaerob akan tumbuh pada bagian dasar bulyon.
Tabel 1. Media untuk pemeriksaan bakteriologi rutin.
Media Komponen
Kegunaan
Agar darah Agar coklat
Agar eosin methylen blue EMB
Agar MacConkey Agar MacConkey
sorbitol Mannitol salt agar
Agar Hektoen enterik HE
Agar Columbia colistin-asam
nalidiksat CNA Agar darah cystine-
tellurite Gram-negatif kaldu
GN Agar New York City
NYC Agar trypticase, agar brucella, atau perasan
hati sapi dengan 5 darah domba Pepton, diperkaya dengan 2 larutan
hemoglobin atau iso VitaleX BBL. Pepton dengan laktosa dan sukrosa. Eosin
dan biru metilen sebagai indikator. Pepton dengan laktosa. bakteri Gram-positif
dihambat oleh kristal violet dan garam empedu. Sebagai indikator merah netral.
Modifikasi dari agar MacConkey, dimana laktosa diganti dengan D-sorbitol sebagai
karbohidrat primer. Pepton, mannitol, dan indikator phenol
merah. Garam dengan konsentrasi 7,5 dapat menghambat sebagian besar bakteri
Agar pepton dengan garam empedu, laktosa, sukrosa, salisin dan ferrik ammonium sitrat.
Sebagai indikator adalah bromtimol biru dan asam fuchsin.
Agar columbia dengan 10 mg kolistin perliter, 15 mg asam nalidiksat dan 5
darah domba. Agar dengan 5 darah domba. Penurunan
Potassium telurit oleh Corynebacterium diphtheriae akan menghasilkan koloni
hitam. Kaldu pepton dengan glukosa dan mannitol.
Sodium sitrat dan sodium desoksikolat bertindak sebagai penghambat.
Agar pepton dengan pati jagung, disuplemen dgn ragi dialisa, hemoglobin, dan plasma
kuda. Suplemen antibiotik vankomisin, kolistin, amphoterisinB dan trimetoprim.
Pembiakan bakteri fastidious, dapat membedakan reaksi
hemolisis Pembiakan Haemophilus spp.
dan Neisseria spp. yang patogen Isolasi dan diferensiasi bakteri
batang enterik yang memfermentasi laktosa dengan
yang tidak memfermentasi laktosa.
Isolasi dan diferensiasi bakteri batang enterik yang
memfermentasi laktosa dengan yang tidak memfermentasi
laktosa. Seleksi dan diferensiasi bakteri
E.coli O157:H7 dari spesimen feses.
Media selektif untuk Staphylococcus.
Media selektif dan diferensial untuk Salmonella dan Shigella
spp. Media selektif untuk kokus
Gram-positif Isolasi untuk Corynebacterium
diphtheriae. Media cair selektif diperkaya
untuk bakteri enterik yang patogen
Media selektif untuk Neisseria gonorrhoeae
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Media untuk pemeriksaan bakteriologi rutin lanjutan....
Media Komponen
Kegunaan
Agar Cefsulodin- irgasan-novobiocin
CIN Agar Phenylethyl
alkohol PEA Agar Salmonella-
Shigella SS Agar Thayer-Martin
Agar Thiosulfate citrate-bile salt
TCBS Thioglycollate broth
Tetrathionate broth Selenit broth
Trypticase soy broth TSB
Agar Xylose lysine desoksikolat XLD
Todd-Hewit broth disuplemen dengan
antibiotika Pepton dengan ekstrak ragi, mannitol, dan
garam empedu. Disuplemen dengan cefsulodin, irgasan, dan novobiosin, merah
netral dan kristal violet sebagai indikator. Agar dasar nutrien. Phenylethanol
menghambat pertumbuhan dari bakteri Gram-negatif.
Basa pepton dengan laktosa, ferrik sitrat, dan sodium sitrat. Merah netral sebagai
indikator, menghambat bakteri koliform dengan hijau brillant dan garam empedu.
Agar darah yang diperkaya
dengan hemoglobin dan suplemen B, kontaminasi
mikroorganisme dihambat oleh kolistin, nistatin, vankomisin dan trimetoprim.
Agar pepton dengan ekstrak ragi, garam empedu, sitrat, sukrosa, ferrik sitrat, dan
sodium tiosulfat. Sebagai indikator Bromtimol biru.
Keju yang dicerna pankreas, kaldu kecap, dan glukosa. Tioglikolat dan agar
menurunkan potensial redoks. Kaldu pepton. Garam empedu dan sodium
tiosulfat menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif dan Enterobacteriaceae.
Kaldu pepton dan sodium selenit yang banyak. Sodiu selenit toksis terhadap bakteri
Enterobacteriaceae . Semua kaldu yang diperkaya yang dapat
mendukung pertumbuhan dari baktei fastidious dan non-fatidious
Ekstrak ragi dengan lisin, xylosa, laktosa , sukrosa, ferrik amonium sitrat. Sodium
desoksikolat mampu menghambat organisme gram-positif,. phenol merah
sebagar indikator. Todd-Hewit, kaldu diperkaya untuk
Streptococcus, disuplemen dengan asam nalidiksat dan gentamisin atau kolistin untuk
selektivitas yang lebih baik. Media selektif untuk Yersinia
spp. , mungkin juga berguna untuk isolasi Aeromonas spp.
Selektif untuk isolasi bakteri kokus gram-positif dan bakteri
batang gram-negatif anaerob. Selektif untuk Salmonella dan
Shigella spp. Selektif untuk N.gonorrhoeae
dan N.meningitidis. Media selektif dan diferensial
untuk Vibrio. Mendukung pertumbuhan
bakteri anaerob, aerob, mikroaerofilik dan organisme
yang fastidious. Media selektif untuk Salmonella
dan Shigella spp. Media diperkaya pada isolasi
Salmonella spp. Kaldu yang diperkaya,
digunakan untuk subkultur berbagai macam bakteri pada
agar Media isolasi dan diferensial
untuk Salmonella dan Shigella spp.
Medi selektif dan diperkaya untuk Streptococcus agalactia
pada spesimen genital wanita.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Media untuk pemeriksaan bakteriologi rutin lanjutan....
Media Komponen
Kegunaan
Bile esculin agar BEA
Bile esculin azide agar dengan vankomisin
Agar Buffered charcoal-yeast extract
BCYE Agar Buffered
charcoal-yeast extract BCYE dengan
antibiotika Agar darah campy
Campylobacter thioglycollate broth
CHROMagar Agar Bordet-Gengou
Agar skirrow Agar
selektif Streptococcal SSA
CCFA Regan Lowe
Agar nutrient dengan ferric sitrat. Hidrolisa eskulin oleh Streptococcus grup D membuat
media berwarna coklat. Sodium desoksikolat menghambat banyak bakteri.
Mengandung azide yang menghambat bakteri Gram-negatif, vankomisin untuk
bakteri Gram-positif yang resisten,dan esculin empedu untuk diferensial
Enterococcus dari bakteri yang resisten vankomisin lain.
Ekstrak ragi, agar, arang, dan garam yang disuplemen dengan L-cystein HCl, ferric
pirofosfat, buffer ACES dan
α-ketoglutarat. BCYE yang disuplemen dengan polimiksin
B, vankomisin, dan ansamisin, untuk menghambat bakteri Gram-negatif, bakteri
Gram-positif,dan jamur. Mengandung vankomisin, trimetoprim,
polimiksin B, amfoterisin B dan sefalotin pada agar Brucella dengan darah domba.
Kaldu tioglikolat yang disuplemen dengan konsentrasi agar dan antibiotika tinggi.
Bervariasi Potato-gliserol-media yang diperkaya
dengan 15-20 defibrinated darah. Kontaminasi dihambat oleh metisilin.
Pepton,dan agar kecap protein dengan darah kuda yang lisis.Vankomisin menghambat
bakteri Gram-positif, polimiksin dan trimetoprim menghambat bakteri Gr -.
Mengandung kristal violet, kolistin dan trimetoprim-sulfametoksazol dalam 5 agar
darah domba Sikloserin,sefoksitin,dan fruktosa
Agar arang yang disuplemen dengan darah kuda,sefaleksin dan amfoterisin B.
Isolasi diferensial dam identifikasi presumtif terhadap
Streptococcus grup D dan Enterococcus.
Media selektif dan diferensial untuk pembiakan Enterococcus
yang resisten vankomisin dari spesimen klinik.
Media diperkaya untuk Legionella spp.
Media diperkaya untuk Legionella spp.
Media selektif untuk Campylobacter spp.
Media selektif untuk perbaikan dari Campylobacter spp.
Identifikasi dari warna koloni untuk bermacam-macam
bakteri. Media isolasi Bordetella
pertussis. Media selektif untuk
Campylobacter spp. Media selektif untuk
Streptococcus pyogenes
dan Streptococcus agalactie.
Media selektif untuk Clostridium difficile.
Media diperkaya dan selektif untuk isolasi Bordetella
pertusis.
Universitas Sumatera Utara
A B Gambar 1. Contoh media yang belum diinokulasi. A Media eosin metilen blue, B Media
MacConkey
2.2.Lingkungan
Dalam proses isolasi bakteri, menyediakan lingkungan yang optimal sama pentingnya dengan memberikan nutrisi yang tepat dan sesuai untuk pertumbuhan bakteri.
Ada beberapa faktor lingkungan yang penting untuk pertumbuhan bakteri, antara lain oksigen dan karbondioksida, suhu, pH dan kelembaban.
2.2.1. Oksigen dan Karbondioksida