HASIL PENELITIAN Pengaruh Penambahan Kitosan Nano dari Blangkas Terhadap Flexural Strength dari Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin pada Kavitas Klas II (Site 2 Size 2) Minimal Intervensi (In Vitro).

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap 30 gigi Premolar maksila yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuan dimana masing - masing kelompok terdiri atas sepuluh sampel. Kelompok pertama adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan berat kitosan nano 0,015. Kelompok kedua adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan berat kitosan nano 0,45.. Dan kelompok ketiga adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano. Hasil penelitian pengujian kekuatan transversal flexural strength pada restorasi SIK pada ketiga kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. DATA HASIL PENGUKURAN FLEXURAL STRENGTH DALAM SATUAN KGF DIKONVERSIKAN DALAM SATUAN MPa Kontrol ` Klp I Klp II SIK nano SIK + 0,015 ww kitosan SIK + 0,45 ww kitosan Sampel KGF MPa KGF MPa KGF MPa I 203.1 82.992 171.7 70.161 121.9 49.811 II 174.5 71.305 247.8 101.257 102.6 41.925 III 107.3 43.845 232.2 94.883 95.4 38.983 IV 179.9 73.512 251.2 102.647 133.5 54.551 V 208.2 85.076 109.5 44.744 119.7 48.912 VI 175.1 71.550 229.1 93.616 122.7 50.138 VII 129.4 52.876 154.5 63.133 145.5 59.455 VIII 85.2 34.815 156.7 64.032 127.8 52.222 IX 171.2 69.957 223.1 91.164 98.6 40.290 X 230.4 94.147 117.3 47.932 95.3 38.982 Keterangan: nilai terendah nilai tertinggi Universitas Sumatera Utara Tabel 4.RERATA HASIL PENGUKURAN FLEXURAL STRENGTH Rata-rata Kelompok I Kelompok II Kontrol SIK Nano- 0,015 SIK nano – 0,45 SIK nano, Kitosan nano kitosan nano 3M ESPE Load kgf 189.31 116.31 166.43 Strength MPa 77.3569 47,527 68.007 Pada tabel 4 menunjukkan daya tahan fraktur kelompok I 77.356 MPa lebih besar daripada rerata daya tahan fraktur pada kelompok II 47.527 MPa dan kelompok III 68.297 MPa. Dengan simpangan data terlihat pada Tabel 5 Tabel 5 STANDAR DEVIASI DAN STANDAR ERROR DARI DATA PENELITIAN Kelompok I Kelompok II Kontrol Standar Deviasi 21.944 7.128 18.771 Standar Error 6.937 2.254 5.935 Fraktur yang terjadi setelah proses uji flexural strength diidentifikasikan dan dikelompokkan berdasarkan klasifikasi fraktur. Identifikasi pola fraktur dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. IDENTIFIKASI POLA FRAKTUR SETELAH UJI FLEXURAL STRENGTH Adhesive failure cohesive failure Kelompok I SIK nano-0,015 3 7 Kitosan nano Kelompok II SIK nano -0,45 8 2 Kitosan nano Kontrol SIK nano 4 6 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa pada kelompok I ada sebanyak 70 7 sampel fraktur pada restorasi SIK dan gigi cohesive failure, dan 30 3 sampel fraktur pada perlekatan antara tambalan dengan gigi adhesive failure. Pada kelompok II sebanyak 20 2 sampel fraktur pada restorasi SIK dan gigi cohesive failure, dan 80 8 sampel fraktur pada perlekatan antara tambalan dengan gigi adhesive failure. Sedangkan pada kontrol ada sebanyak 60 6 sampel fraktur pada restorasi SIK dan gigi cohesive failure, dan 40 4 sampel fraktur pada pada perlekatan antara tambalan dengan gigi adhesive failure. Gambar 24. Identifikasi pola fraktur setelah proses uji A. Cohesive failure B. Adhesive failure Data pengukuran kekuatan transversal flexural strength pada kelompok I, kelompok II dan kontrol dianalisis dengan ANOVA test kemudian data diuji secara statistik menggunakan Post Hoc test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Tabel 7. HASIL ANALISIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN POST HOC TEST Mean Difference Sig I klp J klp I-J Std. Error tk. kemaknaan Kontrol Klp I -9.349.400 7.679.990 . .453 Klp II 20.480500 7.679.990 .033 Uji I Kontrol 9.349400 7.679.990 .453 Klp II 29.829900 7.679.990 .002 Uji II Kontrol -20.480500 7.679.990 .033 Klp I -29.829900 7.679.990 .002 Signifikan Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

3 73 129

Pengaruh penambahan kitosan nano dari blangkas terhadap compressive strength Semen Ionomer Kaca modifikasi resin nano ( In Vitro).

6 80 87

Perbedaan Compressive Strength Dua Jenis Semen Ionomer Kaca Pada Kavitas Klas II Dengan Prinsip Minimal Intervensi (Penelitian In Vitro)

5 61 71

Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Sebagai Bahan Restorasi

1 30 41

Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

5 40 48

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKANSEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 3 13

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKAN SEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

3 12 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

2 10 4

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

0 1 20