2.3.1 Indikasi semen ionomer kaca modifikasi resin nano
Indikasi pemakaian semen ionomer kaca modifikasi resin nano ini adalah restorasi gigi desidui, restorasi klas I yang kecil, restorasi klas III dan V, kerusakan
filling dan undercut, teknik sandwich, dan pasak kurang dari 50 dari struktur mahkota gigi yang tersisa sebagai dukungan
. Pada tahun 2010 oleh Wadenya et al menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan leakage pada enamel dan dentin antara SIK konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin nano pada penelitian dengan
menggunakan gigi molar desidui.
30
2.3.2 Manipulasi semen
ionomer modifikasi resin nano
Semen ionomer kaca modifikasi resin nano tersedia dalam bentuk pasta. Tutup dari pencampur clicker dibuka, kemudian bahan dikeluarkan sedikit dengan
cara menekan pasta 2-3 detik, biasanya 2 lalu diletakkan pada mix pad. Pasta akan keluar dalam jumlah yang sama rasio berat 1,3 : 1,0. Kemudian selama 20 detik
bahan dicampurkan sampai warna terbentuk merata, sebaiknya hindari terbentuknya rongga udara, lalu ditempatkan bahan pada kavitas yang telah dipreparasi.
Pengerasan dengan light cure dibutuhkan, kedalaman maksimum bahan untuk penyinaran tidak boleh lebih dari 2 mm. SIK ini disinari selama kira-kira 20-30 detik
dan kemudian dapat dipolish. Gambar 3
11,31
Universitas Sumatera Utara
a b
c d
e f
g h
Gambar 3: a dan b penutup pasta dibuka; c dan d penempatan pasta pada mixing pad selama 2 detik penekanan; e bahan dicampurkan secara merata selama 20 detik; f kedalaman
restorasi yang kurang dari 2 mm; g dan h dirapikan kemudian di light cure selama 20- 30 detik.
11
Pada penelitian Coutinho E. et al pada tahun 2009 menyatakan bahwa ikatan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ke enamel dan dentin sebaik ikatan SIK
konvensional, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan semen ionomer kaca modifikasi resin konvensional, oleh karena itu diperlukan penggunaan primer nano.
Sejalan dengan penelitian lainnya yang menyatakan bahwa diperlukan tindakan pre- conditioning yaitu penggunaan primer pada pemakaian semen ionomer kaca
modifikasi resin nano karena ia tidak dapat membuktikan adanya daya lekat shear bond strength dari semen ionomer kaca modifikasi resin nano itu sendiri jika tidak
menggunakan primer.
32,33
Deepali S
et al melakukan preparasi kavitas intra orifisi, kemudian dilakukan pengaplikasian primer dan pengeringan dengan udara, untuk kemudian direstorasi
dengan Ketac N100, menyatakan penggunaan ketac nano sebagai perintang intra orifisi menunjukkan hasil yang lebih baik pada coronal seal dibandingkan restorasi
Universitas Sumatera Utara
komposit, dengan perbedaan yang tidak signifikan terhadap celah mahkota coronal leakage antara SIK viskositas tinggi dengan semen ionomer kaca modifikasi resin
nano.
34
Sebuah penelitian oleh El- Rougby et al pada tahun 2010 yang melakukan implan ke jaringan ikat subkutan pada tikus dengan bahan Ketac N100, menyatakan
adanya infiltrasi peradangan yang parah, baik akut maupun kronis, setelah pemakaian Ketac N100 setelah satu minggu. Namun setelah 8 minggu pemakaian tidak dijumpai
adanya sel yang nekrosis. Dilaporkan juga adanya remineralisasi pada bahan yang melepaskan fluor ini.
27
Suatu hasil penelitian semen ionomer kaca modifikasi resin nano terhadap efek bleaching menyatakan bahwa tidak ada efek bleaching terhadap
tekstur permukaan dan warna dari semen ionomer kaca modifikasi resin nano secara Scanning Electron Microscope SEM.
35
2.4 Kitosan Aplikasi Klinis Kitosan