Prosedur restoratif Prosedur Penelitian

Gambar 16. Pengadukan campuran kitosan dan asam asetat 1 dengan Jartest Gambar 17. Penambahan amoniak dan pengadukan campuran kitosan Gambar 18. Gel kitosan nano dari blangkas yang siap dipakai.

4.9.4 Prosedur restoratif

Kavitas dikeringkan dengan tetap menjaga kelembapan dasar kavitas dengan menggunakan cotton pellet. Aplikasi primer selama 15 detik untuk menambah perlekatan antara SIK dan gigi. Kemudian dilakukan penyinaran terhadap primer selama 10 detik. Setelah pemasangan dari matriks, penempatan bahan dalam 10 Universitas Sumatera Utara sampel masing-masing kavitas dibuat satu persatu dengan mengaduk semen ionomer kaca modifikasi resin nano sebagai kontrol, campuran semen ionomer kaca modifikasi resin nano dengan kitosan nano dari blangkas 0,015 berat pasta kitosan sebagai kelompok I uji I, kitosan nano dari blangkas 0,45 berat gel kitosan sebagai kelompok II uji II. Pengukuran berat pasta semen ionomer kaca modifikasi resin nano dan kitosan nano menggunakan neraca analitik empat digit Gambar 16. Gambar 19. Neraca Analitik Penempatan bahan semen ionomer kaca modifikasi resin nano sebagai kontrol yaitu dibuat dengan mengaduk gel semen ionomer kaca modifikasi resin nano sebanyak 1 klik-an 0,22 gram dengan mengunakan spatula plastik selama ±20 detik hingga membentuk campuran homogen, Untuk spesimen uji dibuat dengan mengaduk gel semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan kitosan nano sebanyak 0,015 berat 0,0001 gram3 klik untuk spesimen uji I dan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan kitosan nano sebanyak 0,45 berat 0,0001 gram klik untuk spesimen uji II. Pengadukan spesimen ini mengunakan spatula plastik dilakukan selama ±20 detik hingga membentuk campuran homogen, kemudian pasta dimasukkan kedalam kavitas Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan sebuah instrument appliercarver dan ditekan ke dalam posisinya dengan menggunakan sebuah ekskavator berukuran medium. Bahan yang berlebih dibuang dengan instrument appliercarver dan sebuah ekskavator berukuran medium. Dengan menggunakan kertas bagian yang tidak disinari ditutup. Kemudian disinari bagian oklusal dan proksimal masing-masing 20 detik. Setelah mengeras sampel dipolish dengan menggunakan bur polish. Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9 selama 24 jam. Gambar 20. Spesimen sebelum penambalan Gambar 21. Spesimen setelah penambalan

4.9.5 Penanaman sampel cetakan

Dokumen yang terkait

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

3 73 129

Pengaruh penambahan kitosan nano dari blangkas terhadap compressive strength Semen Ionomer Kaca modifikasi resin nano ( In Vitro).

6 80 87

Perbedaan Compressive Strength Dua Jenis Semen Ionomer Kaca Pada Kavitas Klas II Dengan Prinsip Minimal Intervensi (Penelitian In Vitro)

5 61 71

Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Sebagai Bahan Restorasi

1 30 41

Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

5 40 48

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKANSEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 3 13

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKAN SEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

3 12 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

2 10 4

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

0 1 20