Penanaman sampel cetakan Pengujian kekuatan Hasil Analisa Statistik

dengan menggunakan sebuah instrument appliercarver dan ditekan ke dalam posisinya dengan menggunakan sebuah ekskavator berukuran medium. Bahan yang berlebih dibuang dengan instrument appliercarver dan sebuah ekskavator berukuran medium. Dengan menggunakan kertas bagian yang tidak disinari ditutup. Kemudian disinari bagian oklusal dan proksimal masing-masing 20 detik. Setelah mengeras sampel dipolish dengan menggunakan bur polish. Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9 selama 24 jam. Gambar 20. Spesimen sebelum penambalan Gambar 21. Spesimen setelah penambalan

4.9.5 Penanaman sampel cetakan

Universitas Sumatera Utara Gigi ditanam pada self curing acrylic cetakan potongan spuit 10 ml dengan diameter 1,5 cm dan panjang 2,5 cm. Potongan spuit sebelumnya dioleskan dengan vaselin. Gigi ditanam 2 mm dibawah cementoenamel junction untuk menyerupai kedudukan tulang alveolar. Setelah akrilik hampir mengeras, akrilik dilepaskan dari potongan spuit. Setelah itu dilakukan pembuatan balok basis akrilik berukuran 6x3x3 cm dengan cetakan yang terbuat dari kaca dengan bantuan busur sebagai dataran penuntun kemiringan 13,5° terhadap aksis panjang gigi. Gambar 22 : Penanaman gigi dalam acrylic Universitas Sumatera Utara

4.9.6 Pengujian kekuatan

tekan flexural Restorasi diuji secara statistik pada bagian marginal ridge sampai fraktur. Sampel ditekan dengan beban 400 kgf dengan kecepatan 0,5 mmmenit. Spesimen diuji dengan menggunakan Universal Testing Machine Gambar 7. Gambar 23: Posisi sampel saat pemberian tekanan Fraktur diamati dan dicatat berdasarkan kegagalan yang terjadi dalam beberapa cara:  Adhesive failure fraktur pada perlekatan antara tambalan dengan gigi  Cohesive failure fraktur pada restorasi bahan tambal atau pada gigi

4.9.7 Hasil

Nilai yang diperoleh dari hasil uji dapat dimasukkan ke dalam rumus: 13 UFS = 3PL 2bH 2 UFS = Uji Flexural Strength P = Beban yang diberikan N b = Lebar antara balok penyanggah m Universitas Sumatera Utara H = Tebal balok akrilik m Sehingga didapatkan nilai dari flexural strength sampel, dan hal di atas dilakukan untuk semua kelompok.

4.9.8 Analisa Statistik

Untuk melihat adanya perbedaan flexural strength diantara berbagai kelompok perlakuan, data dianalisa secara statistik dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 yaitu dengan menggunakan uji statistik analisa varians ANOVA satu arah dan post hoc Turkey’s test untuk melihat adanya perbedaan pada masing-masing sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap 30 gigi Premolar maksila yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuan dimana masing - masing kelompok terdiri atas sepuluh sampel. Kelompok pertama adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan berat kitosan nano 0,015. Kelompok kedua adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano ditambahkan berat kitosan nano 0,45.. Dan kelompok ketiga adalah gigi dengan restorasi minimal menggunakan semen ionomer kaca modifikasi resin nano. Hasil penelitian pengujian kekuatan transversal flexural strength pada restorasi SIK pada ketiga kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. DATA HASIL PENGUKURAN FLEXURAL STRENGTH DALAM SATUAN KGF DIKONVERSIKAN DALAM SATUAN MPa Kontrol ` Klp I Klp II SIK nano SIK + 0,015 ww kitosan SIK + 0,45 ww kitosan Sampel KGF MPa KGF MPa KGF MPa I 203.1 82.992 171.7 70.161 121.9 49.811 II 174.5 71.305 247.8 101.257 102.6 41.925 III 107.3 43.845 232.2 94.883 95.4 38.983 IV 179.9 73.512 251.2 102.647 133.5 54.551 V 208.2 85.076 109.5 44.744 119.7 48.912 VI 175.1 71.550 229.1 93.616 122.7 50.138 VII 129.4 52.876 154.5 63.133 145.5 59.455 VIII 85.2 34.815 156.7 64.032 127.8 52.222 IX 171.2 69.957 223.1 91.164 98.6 40.290 X 230.4 94.147 117.3 47.932 95.3 38.982 Keterangan: nilai terendah nilai tertinggi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

3 73 129

Pengaruh penambahan kitosan nano dari blangkas terhadap compressive strength Semen Ionomer Kaca modifikasi resin nano ( In Vitro).

6 80 87

Perbedaan Compressive Strength Dua Jenis Semen Ionomer Kaca Pada Kavitas Klas II Dengan Prinsip Minimal Intervensi (Penelitian In Vitro)

5 61 71

Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Sebagai Bahan Restorasi

1 30 41

Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

5 40 48

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKANSEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 3 13

PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKSI APATIT DARI SERBUK CANGKANG TELUR TERHADAP KEKUATAN TEKAN SEMEN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

3 12 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Penambahan Hidroksi Apatit Dari Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kekuatan Tekan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR).

2 10 4

Efek Penambahan Kitosan Blangkas (Tachypleus gigas) Nanopartikel Pada Varian Semen Ionomer Kaca Terhadap Mikrostruktur Dentin Dan Komposisi Kimia Melalui SEM-EDX (In vitro)

0 1 20