Teori Tentang Pendapatan .1 Konsep Pendapatan

36 pedagang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor modal, jam kerja, lama usaha dan jenis barang dagangan terhadap pendapatan pedagang kaki lima di pasar Pandaan. Dari analisis secara simultan didapatkan bahwa faktor modal, jam kerja, lama usaha dan jenis barang dagangan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima di pasar Pandaan. Uji secara parsial di dapatkan bahwa modal merupakan variabel yang dominan mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima di pasar Pandaan. Kemudian uji determinasi menunjukkan bahwa semua variabel independen yang di uji di atas dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap pendapatan pedagang kaki lima di pasar Pandaan. II.2 Teori Tentang Pendapatan II.2.1 Konsep Pendapatan Kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, hanya saja kebutuhan dan keinginan tersebut dibatasi dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh seseorang. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat tentu berbeda antara yang satu dengan lainnya, hal ini disebabkan berbedanya jenis pekerjaan yang dilakukannya. Perbedaan pekerjaan tersebut dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan, skill dan pengalaman dalam bekerja. Indikator tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan pendapatan yang diterimanya. Peningkatan taraf hidup masyarakat dapat digambarkan dari kenaikan hasil real income perkapita, sedangkan Universitas Sumatera Utara taraf hidup tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur pangan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan untuk mempertahankan derajat manusia secara wajar, Djojohandikusumo, 1991. Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis dari usaha masyarakat bermacam ragam, seperti bertani, nelayan, berternak, buruh serta berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta. Menurut Ningsih 2001:13 “pendapatan merupakan hasil kerja dari suatu usaha yang telah dilakukan”. Kemudian menurut Longenecker, et.al 2001:266 ” pendapatan merupakan jumlah yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tertentu, sering kali dalam waktu satu tahun”. Nudirman 2001:11 juga menyatakan bahwa “pendapatan adalah nilai yang didapat dari suatu usaha yang telah dilaksanakan dalam waktu kurun tertentu”. Rizal 2001:13 menyatakan bahwa ”setiap kegiatan seseorang mengharapkan imbalan atau pendapatan, pendapatan yang dimaksud disini adalah adalah pendapatan yang diterima dari hasil kerja dan hasil usaha yang dilakukan secara maksimal dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya Harahap 2002:113 menyatakan bahwa “Pendapatan merupakan sebagai hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa”. Pendapatan revenue berasal dari penjualan. Sementara itu, nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan harga jual Noor, 2007:186. Universitas Sumatera Utara Niswonger 1996:40 berpendapat “pendapatan revenue merupakan kenaikan faktor-faktor dalam modal, yang berasal dari kegiatan usaha, pendapatan ini dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien persewaan harta, meminjamkan uang dan semua kegiatan usaha dari profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”. Sementara menurut Baridwan 2000:30 “pendapatan merupakan selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya yang timbul”. Selanjutnya menurut Kiesno, et.al 2002:48 menyatakan bahwa “pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban atau kombinasi dari keduanya selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan”. Pendapatan yang diterima oleh seseorang apabila telah melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu usaha baik harian, mingguan dan bulanan bahkan tahunan. Sementara pendapatan yang diterima oleh perusahaan atau usaha dagang bersumber dari penjualan barang dan jasa. Nilai penjualan dan jasa tersebut diperoleh dari jumlah unit yang terjual dan harga jual kemudian dikurangi dengan semua biaya yang timbul. Pendapatan pedagang merupakan hasil yang diterima dari seluruh penjualan barang dagangannya yang digelarkannya. Menurut Madura 2001:126 menyatakan bahwa “pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu. Suatu Universitas Sumatera Utara pertumbuhan ekonomi tingkat tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin akan meminta kuantitas lebih besar daripada barang dan jasa tertentu yaitu, jadwal permintaan untuk berbagai barang dan jasa mungkin tergeser keluar sebagai reaksi pendapatan yang lebih tinggi”. Menurut Boediono 1999 pengertian pendapatan adalah “sebagai saluran penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dari jumlah uang atau jasa atas dasar harga yang berlaku pada saat itu“. Kemudian menurut Antonio 2002:204 “pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapat yang berakibatkan dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan”. Assauri 1987:104 “Besarnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya pasar barang konsumsi. Apabila tingkat pendapatan masyarakat cukup tinggi, maka terdapat kecenderungan cukup besarnya potensi pasar barang konsumsi. Demikian pula dengan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat ini cukup besar, maka hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan besarnya pasar barang konsumsi”. Simamora 2000:72 “Pendapatan merupakan potensi pasar yang paling indikatif bagi sebagian besar produk konsumsi dan industri serta jasa”. Sementara Universitas Sumatera Utara Nanga 2004:15 mendifinisikan “pendapatan perorangan yaitu pendapatan agregat yang berasal dari berbagai sumber yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga”. Menurut Sukirno 1997:50 “Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara”. Menurut Mankiw 2004:9 “Pendapatan Perorangan personal income adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Sementara Pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan disposible personal income adalah pendapatan yang tersisa pada rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan setelah semua kewajiban mereka kepada pemerintah dibayar. Pendapatan ini sama dengan pendapatan perseorangan dikurangi pajak perorangan dan pembayaran non pajak lainnya. Kemudian pendapatan nasional national income adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa”. Dalam pendekatan ilmu ekonomi mikro dan makro para ahli lebih banyak menekankan pada pendapatan nasional, seperti yang dikemukakan oleh Nasution 1997:62 “pendapatan nasional merupakan alat ukur bagi tinggi rendahnya tingkat kemakmuran suatu negara yaitu di ukur dengan income perkapita”. Kemudian Menurut Todaro 2000:52 angka total pendapatan atau produk nasional bruto gross national products per kapita merupakan konsep yang paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara”. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya Menurut Sobri 1990:41 “pendapatan nasional kotor gross national income adalah jumlah dari seluruh pendapatan yang diterima dari faktor produksi, upah sewa, bunga modal dan laba perusahaan yang diterima oleh seluruh warga masyarakat selama menghasilkan produk nasional tersebut”. Berdasarkan beberapa pengertian pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan terdiri dari pendapatan perorangan atau pribadi dan pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional. Tujuan dari meraih pendapatan yang tinggi tidak lain hanyalah untuk mencapai tingkat penghidupan yang layak serta menaikkan tingkat kesejahteraan. Tingkat penghidupan yang layak dan tingkat kesejahteraan seseorang dapat diukur dari tingkat pendapatan yang diterimanya, begitu juga tingkat kejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara maupun daerah juga diukur dari pendapatan perkapita. II.3 Teori Tentang Pedagang Kaki Lima II.3.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima