BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Utara yang meliputi 27 kecamatan. Pemilihan lokasi penelitian ini pada pusat kota kecamatan yang tersebar
di seluruh wilayah Aceh Utara, dan waktu penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Februari 2010.
III.2 Metode Penelitian III.2.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey melalui kuisioner yang diberikan kepada responden yang terpilih sebagai sampel pedagang
kaki lima di Kabupaten Aceh Utara. Survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah Nazir, 2005.
III.2.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif karena adanya hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan alat uji statistik.
Kuncoro 2003 “Penelitian deskriftif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status akhir dari subjek penelitian”.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya menurut Wibisono 2003 “Penelitian deskriftif adalah penelitian yang mempunyai tujuan utama untuk menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau
sebuah fenomena yang sedang terjadi, tetapi harus mengutamakan akurasi”. Menurut Nasution dan Usman 2007 “penelitian deskriftif merupakan
penjelasan karakteristik mengenai objek penelitian, sehingga akan dapat pengertian mengenai karakteristik, mengenai profil, dan atau menjelaskan aspek yang relevan
dari fenomena terhadap objek penelitian”.
III.2.3 Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian ini adalah deskriftif eksplanasi, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antar variabel dengan variabel yang lain Sugiono, 2004. Menurut Anggoro, et,al 2008 “Penelitian eksplanasi merupakan suatu
penelitian yang mencari jawaban atas pertanyaan”.
III.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima yang tersebar di Kabupaten Aceh Utara yang menjual sayur-sayuran, makanan dan minuman, buah-
buahan serta pakaian yang berjumlah 725 pedagang Sumber: Pengelola Pasar Kecamatan Kabupaten Aceh Utara, 2009, dengan kriteria pedagang yang tidak
berpindah-pindah tempat tetap dan yang berdagang di pusat kota kecamatan. Selanjutnya pemilihan sampel untuk kecamatan adalah dengan teknik cluster
sampling yang dibagi ke dalam tiga wilayah, yaitu wilayah timur, tengah dan barat,
Universitas Sumatera Utara
dengan kriteria kecamatan yang mempunyai kelompok pedagang kaki lima yang terbanyak dipusat kota kecamatan di ketiga wilayah tersebut.
Kemudian pemilihan sampel sebagai responden yaitu pedagang kaki lima dilakukan dengan cara acak dan berimbang random and proportionate dengan
memakai tabel acak. Umar 2005, menyatakan bahwa untuk menentukan minimal sampel yang
dibutuhkan apabila ukuran populasi diketahui, maka dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:
. N n =
1 + Ne
2
Keterangan: n
= Ukuran sampel N
= Ukuran Populasi e
= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan dalam penelitian ini digunakan 10 atau
0,10 Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
725 n = -------------------- = 100
1 + 725 0,10
2
Universitas Sumatera Utara
Dari perhitungan di atas didapatkan sampel sebanyak 100 sampel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jumlah proporsi dan lokasi sampel pedagang kaki lima pada
Tabel III.1 di bawah ini.
Tabel III. 1 Jumlah dan Lokasi Sampel Pedagang Kaki Lima
Cluster Wilayah
Sampel Kecamatan
Populasi Pedagang
Kaki Lima Sampel Pedagang
Kaki Lima
Timur 1. Tanah Jambo Aye
2. Baktiya 3. Cot Girek
4. Lhoksukon 65
59 81
72 65725 x 100 = 9
59725 x 100 = 8 81725 x 100 = 11
72725 x 100 = 10
Tengah 1. Syamtalira Aron
2. Samudera 59
147 59725 x 100 = 8
147725 x 100 = 20
Barat
1. Syamtalira Bayu 2. Dewantara
3. Muara Batu 63
123 56
63725 x 100 = 9 123725 x 100 = 17
56725 x 100 = 8
Total Sampel 725
100
Sumber: Haria Pengelola Pasar Kecamatan Tahun 2009 Data Diolah
III.4 Metode Pengumpula Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara interview dengan pihak pengelola pasar kecamatan yang berkaitan
dengan penelitian ini 2.
Daftar Pertanyaan Questionaire yang diberikan langsung kepada responden
dalam penelitian ini yaitu pedagang kaki lima.
Universitas Sumatera Utara
3. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan dan mempelajari dokumen berupa
laporan data jumlah pedagang kaki lima pada pengelola pasar Kecamatan Kabupaten Aceh Utara.
III.5 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1.
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui hasil wawancara interview dan dari daftrar pertanyaan Questionaire.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi.
III.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian III.6.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Pertama
Untuk memperjelas antar variabel baik variabel independen maupun dependen, maka yang menjadi variabel bebas independent variable adalah modal
kerja X
1
, jam usaha X
2
, pengalaman X
3
dan jenis barang daganganproduk X
4
. Sedangkan yang menjadi variabel terikat dependent variable adalah pendapatan
pedagang kaki lima Y. Adapun pengertian batasan dan indikator dari variabel- variabel serta skala yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk hipotesis pertama
dapat dilihat pada Tabel. III.2 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
No Variabel
Definisi Operasional Indikator
Skala
1
2
3
4
5 Pendapatan
Kaki Lima Y
Modal Kerja X
1
Jam Usaha X
2
Pengalaman X
3
Jenis barang
dagangan produk X
4
Pendapatan yang
diperoleh pedagang kaki lima dari hasil
penjualan barang dagangannya setelah dikurangi dengan biaya
operasional. Dana atau modal yang tersedia
bagi pedagang untuk membeli barang
dagangannya pada
pedagang lainnya. Waktu
jam yang
dipergunakan untuk berdagang.
Pedagang yang
sudah menekuni
usahanya dalam
berdagang. Banyaknya keragaman barang
yang tersedia untuk dijual oleh pedagang.
1. Volume penjualan
2. Biaya operasional
Dana yang tersedia
Alokasi waktu
Lama usaha Keragaman barang
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Menurut Cooper dan Emory 1996 menyatakan bahwa ”skala rasio mencerminkan jumlah yang sebenarnya dari suatu variabel. Seperti berat, tinggi,
jarak, luas, nilai uang, jumlah populasi, jarak, jumlah waktu”. Selanjutnya menurut Nazir 2005 menyatakan bahwa ”skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari
objek yang diukur. Seperti berat badanKg”. Kemudian menurut Ghozali dan Castellan menyatakan bahwa ”skala rasio adalah skala yang memiliki nilai dasar
based value yang tidak dapat dirubah, misalnya umur responden”.
Universitas Sumatera Utara
III.6.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Kedua
Dalam hipotesis kedua yang menjadi variabel independen atau variabel bebas adalah berdagang di bawah jam usaha rata-rata X
1
dan berdagang di atas jam usaha rata-rata X
2
, sementara yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah pendapatan pedagang kaki lima Y. Adapun pengertian batasan dan indikator
dari variabel-variabel serta skala yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel III.3 adalah:
Tabel III.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
No Variabel
Definisi Operasional Indikator
Skala
1
2
3 Pendapatan
pedagang kaki lima Y
Berdagang
di bawah jam usaha
rata-rata X
1
Berdagang di atas jam usaha rata-rata
X
2
Pendapatan yang
diperoleh pedagang kaki lima dari hasil
penjualan barang dagangannya setelah dikurangi dengan biaya
operasional. Waktu
jam yang
dipergunakan untuk berdagang di bawah jam usaha
rata-rata. Waktu
jam yang
dipergunakan untuk berdagang di atas jam usaha
rata-rata. 1. Volume
penjualan 2. Biaya
operasional
Alokasi waktu
Alokasi waktu Rasio
Rasio
Rasio
III.7 Pengujian Validitas dan Reliabiltas
Untuk memperoleh data yang tepat dan akurat maka terlebih dahulu dilakukan uji internal content validity. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengambil 30 jumlah responden pedagang kaki lima yang tidak termasuk dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
III.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2007. Dikatatan valid atau sahnya suatu instrumen apabila r = 0,30 atau r 0,30 Masrun
dalam Sugiono, 2004. Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan bantuan program software SPSS Software Statistical Package for Social Science versi 12.00. Uji
validitas dilakukan dengan metode sekali ukur one shot methode. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji validitas instrumen dalam penelitian
adalah dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel. Jika nilai Correlation Item-Total Correlation
r
hitung
nilai r
tabel
dan nilainya positif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel tersebut dinyatakan valid. Dan sebaliknya jika Correlation Item-Total Correlation
r
hitung
r
tabel
dan nilainya negatif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel tersebut tidak valid Ghozali, 2007.
Penentuan nilai r
tabel
adalah jumlah N=30, maka nilai r
tabel
adalah df = n-2= 30-2 = 28 pada tingkat signifikansi 0,05, maka ditemukan nilai r
tabel
berdasarkan tabel Korelasi Product Moment adalah 0,306. Nilai r
tabel
dibandingkan dengan nilai r
hitung
untuk setiap pertanyaan untuk masing-masing variabel. Adapun hasil pengujian validitas instrumen dari setiap variabel dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada
Tabel. III.4 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
No Indikator
Validitas Instrumen Correlated Item-
Total Correlation Keterangan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Pendapatan Volume penjualan
Biaya operasional Modal Kerja
Dana yang tersedia Bertambahnya dana
Jam Usaha Alokasi waktu
Bertambahnya alokasi waktu Pengalaman
Lama usaha Bertambahnya lama usaha
Jenis Barang Dagangan Keragaman barang dagangan
Bertambahnya Barang dagangan 0,669
0,669
0,380 0,380
0,612 0,612
0,425 0,425
0,724 0,724
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Berdasarkan Tabel III.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Correlated Item- Total Correlation r
hitung
untuk setiap masing-masing pertanyaan variabel pendapatan, modal kerja, jam usaha, pengalaman dan jenis barang dagangan lebih
besar dari 0,306 dan nilainya positif. Dengan demikian maka seluruh variabel penelitian ini di nyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
III.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dan stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran
Universitas Sumatera Utara
sekali saja Ghozali, 2005. Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2007.
Adapun hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat di tunjukkan pada Tabel III.5 dibawah ini.
Tabel III.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No Variabel
Reliabilitas Instrumen Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
1 2
3 4
5 Pendapatan
Modal Kerja Jam Usaha
Pengalaman Jenis Barang Dagangan
0,726 0,767
0,704 0,633
0,784 Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Dari data di atas dapat dilihat bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai 0,60. Dengan demikian maka seluruh
variabel penelitian ini dinyatakan reliabel, dan instrumen ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
III.8 Model Analisis Data III.8.1 Model Analisis Data Hipotesis Pertama
Adapun model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
pedagang kaki lima adalah multiple regresion analysis analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Ŷ = ß + ß
1
X
1
+ ß
2
X
2
+ ß
3
X
3
+ ß
4
X
4
+ e
Universitas Sumatera Utara
Dimana: Ŷ = Pendapatan Pedagang Kaki lima
X
1
= Modal Kerja
X2 = Jam Usaha X3 = Pengalaman
X4 = Jenis Barang Dagangan Produk ß
= Intercep atau Konstanta ß
1
- ß
4
= Parameter regresi e = Error term Kesalahan Peganggu
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan convidence interval 95 atau 0,05. Uji hipotesis dengan
menggunakan uji simultan Uji F, dan uji parsial Uji t.
A. Uji secara simultan Uji-F
Uji signifikansi parameter simultan Uji-F untuk mengetahui apakah semua variabel independen yaitu modal kerja, jam usaha, pengalaman dan jenis barang
dagangan berpengaruh secara overall simultan terhadap variabel dependen yaitu pendapatan pedagang kaki lima di Kabupaten Aceh Utara dengan tingkat keyakinan
95 =5. Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan untuk uji simultan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Ho : ß
1,
ß
2,
ß
3,
ß
4
= 0, artinya modal kerja, jam usaha, pengalaman, dan jenis barang dagangan produk tidak berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan pedagang
kaki lima di kabupaten Aceh Utara. Ha : ß
1,
ß
2,
ß
3,
ß
4
≠ 0, artinya modal kerja, jam kerja, pengalaman, dan jenis barang dagangan produk berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan pedagang kaki
lima di kabupaten Aceh Utara. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan
menguji uji statistik F, dengan ketentuan jika F
hitung
F
tabel
pada =5 maka Ho ditolak dan Hi diterima, dan sebaliknya jika F
hitung
F
tabel
pada =5 maka Ho
diterima dan Ha ditolak. B.
Uji Secara Parsial Uji t
Uji signifikansi parameter individual Uji-t untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen yaitu modal kerja, jam usaha, pengalaman dan jenis
barang dagangan produk secara individual terhadap variabel dependen yaitu pendapatan pedagang kaki lima di Kabupaten Aceh Utara dengan tingkat keyakinan
95 =5. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji parsial adalah:
Ho : ßi = 0, artinya modal kerja, jam usaha, pengalaman, dan jenis barang dagangan produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima di
kabupaten Aceh Utara.
Universitas Sumatera Utara
Ha : ßi ≠ 0, artinya modal kerja, jam usaha, pengalaman, dan jenis barang dagangan
produk berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kabupaten Aceh Utara.
Dimana: i = 1,2,3,4 Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan menguji uji
statistik t, dengan ketentuan jika t
hitung
t
tabel
pada = 0,0252,5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan sebaliknya jika t
hitung
t
tabel
pada = 0,055 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
III.8.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua
Adapun model analisis data untuk menjawab hipotesis kedua adalah dengan menggunakan uji Chi-Square ÷
2
. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi yang diamati observed frequencies dan frekuensi yang diharapkan
expected frequencies. Adapun hipotesis kedua ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan pedagang kaki lima yang berdagang di bawah jam usaha
rata-rata dengan yang berdagang di atas jam usaha rata-rata di Kabupaten Aceh Utara. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji Chi-Square ÷
2
adalah: Ho : fo = fe, artinya tidak ada perbedaan pendapatan pedagang kaki lima yang
berdagang dibawah jam usaha rata-rata dengan yang berdagang diatas jam usaha rata di Kabupaten Aceh Utara.
Universitas Sumatera Utara
Ha : fo ≠ fe, artinya ada perbedaan pendapatan pedagang kaki lima yang berdagang dibawah jam usaha rata-rata dengan yang berdagang diatas jam usaha rata di
Kabupaten Aceh Utara. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan
menguji uji Chi-Square ÷
2
, dengan ketentuan jika ÷
2
hitung
÷
2
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan sebaliknya jika ÷
2
hitung
÷
2
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
III.9 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama
Untuk kebenaran spesifikasi model penelitian ini, di deteksi dengan menguji asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
III.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Adapun uji normalitas akan diuji 2 cara yaitu: 1.
Analisis grafik. Untuk melihat normalitas residual dapat dilakukan dengan analisis grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dalam grafik histogram dikatakan residual terdistribusi
secara normal apabila grafik tersebut berbentuk simetris dan tidak menceng kekanan dan kekiri. Selanjutnya normalitas residual dapat dilihat juga dengan melihat Normal
Probability Plot PP-Plot of Regression Standarized Residual yang membandingkan
Universitas Sumatera Utara
distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis lurus
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis akan yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Analisis Statistik. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Dalam uji ini dikatakan residual terdistribusi
normal apabila nilai signifikansi K-S lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2007.
III.9.2 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk melihat adanya korelasi antar variabel bebas independen, Ghozali, 2005:91, atau melihat adanya suatu hubungan linier
yang sempurna atau mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas Kuncoro, 2004:98.
Untuk mendeteksi multikoloneiritas dalam penelitian ini dengan mengacu pada nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai tolerance
0,10 atau VIF 10 maka mengindikasikan terjadinya multikoloneiritas Ghozali, 2005: 92.
Universitas Sumatera Utara
III.9.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika pengamatan variance dari residual ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan melihat
Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat independen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Terdeteksi ada tidaknya Heterokedastisitas dapat
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y
prediksi-Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005:105.
Disamping melihat grafik Plot untuk mendeteksi heterokedastisitas, juga melakukan uji statistik yaitu uji Park. Apabila koefisien parameter untuk variabel
independen tidak ada yang signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heterokedastisitas Ghozali, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN