dapat diterapkan dalam kondisi moneter dan perbankan yang normal. Menurut teori ini ada 3 motif mengapa orang memgang uang tunai, yakni:
Motif Transaksi Transaction Motive
Motif berjaga-jaga Precautionary Motive
Motif Spekulasi Speculation Motive
Tiga motif inilah yang menimbulkan permintaan akan uang atau dikenal dengan Liquidity Prefeence. Teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa
orang pada umumnya menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi ketiga motif tersebut. Preference keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat
orang bersedia membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori Keynes pada umumnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang
membayar harga uang tersebut tingkat bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk speculation motive. Permintaan uang akan tinggi bila tingkat bunga
rendah dan sebaliknya permintaan uang akan rendah bila tingkat bunga tinggi.
2.6 Inflasi
2.6.1 Pengertian
Inflasi merupakan salsh satu masalah penyakit ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian dari pakar ekonomi.
Yang dimaksud dengan inflasi adalah gejala ekonomi berupa naiknya harga-harga secara terus menerus selama satu periode tertentu.
Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang culup besar bukanlah merupakan inflasi
Kenaikan harga ini di ukur dengan menggunakan indeks harga price indeks. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi
antara lain : 1.
Indeks biaya hidup consumer price indeks 2.
Indeks harga perdagangan besar wholesale Price index 3.
GNP Deflator
2.6.2 Penggolongan Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu :
inflasi ringan, Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 setahun
Universitas Sumatera Utara
inflasi sedang, inflasi sedang antara 10—30 setahun
inflasi berat, berat antara 30—100 setahun
inflasi hiperinflasi, hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi
apabila kenaikan harga berada di atas 100 setahun. Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar
negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya
kenaikan tarif impor barang.Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya
berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup Closed Inflation.
Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka Open Inflation. Sedangkan
apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali Hiperinflasi.
2.6.3 Dampak Inflasi