Aturan dan Faktor-faktor Penilaian Kesehatan Bank

Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang. 3 Longterm Debt to Assets Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang.

2.1.5. Aturan dan Faktor-faktor Penilaian Kesehatan Bank

Herman Darmawi 2012:210 mengartikan kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, masyarakat pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan perbankan dan pemerintah, karena kegagalan perbankan akan berakibat buruk terhadap perekonomian. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut : a. Permodalan capital, b. Kualitas Aset asset quality, c. Manajemen management, d. Rentabilitas earning, dan e. Likuiditas liquidity, f. Sensitifitas terhadap resiko pasar sensitivity to market risk. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank mealui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap fakto-faktor tesebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penelitian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko dan kepatuhan bank. Bank Indonesia juga memiliki metode penilaian kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, Triandaru dan budisantoso 2006: 52 pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa: a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara d. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut. e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap Bank. f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu di audit oleh akuntan publik g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia tanggal 31 Mei 2004 di Jakarta sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 0610PBI2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Faktor-faktor CAMELS yang mencakup Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank adalah: a. Permodalan Capital 1. Kecukupan pemenuhan kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM terhadap ketentuan berlaku, 2. Komposisi permodalan, Universitas Sumatera Utara 3. Tren ke depan dan proyeksi KPMM, 4. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank, 5. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan laba ditahan, 6. Akses kepada sumber permodalan, dan 7. Kualitas Aktiva Assets 8. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank. b. Kualitas Aset Asset Quality Penilaian faktor kualitas aktiva antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut: 1. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif, 2. Debitur inti diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit, 3. perkembangan aktiva produkif bermasalah non performing assets dibandingkan dengan aktiva produktif, 4. tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP, 5. kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif, 6. sistem kaji ulang review internal aktiva produktif, 7. dokumentasi aktiva produktif, 8. kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah, dan c. Manajemen management. Universitas Sumatera Utara Penilaian faktor manajemen antara lain dilakukan dengan penilain komponen berikut: 1. Manajemen umum, 2. Penerapan sistem manajemen risiko, 3. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia atau kepada pihak lainnya. d. Rentabilitas earnings Penilaian faktor rentabilitas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut: 1. Pengembalian atas aktiva Return on Assets, 2. Pengembalian atas ekuitas Return on Equity, 3. Margin bunga bersih Net Interest Margin 4. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, 5. Pertumbuhan laba operasional, 6. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan, 7. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya prospek laba operasional. e. Likuiditas Liquidity Penilaian faktor likuiditas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen- komponen berikut: 1. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan passive likuid kurang dari 1 bulan, 2. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga, Universitas Sumatera Utara 3. Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang, 4. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti, 5. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas, 6. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber – sumber pendanaan lainnya, 7. Stabilitas dana pihak ketiga DPK. f. Sensitifitas Terhadap Rasio Pasar sensitivity to market risk Penilaian faktor sensitifitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut: 1. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku bunga, 2. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi nilai tukar, 3. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. 2.1.6 Rasio Camel dalam Perbankan 2.1.6.1 Pengertian Rasio Camel