Penyakit Campak Hubungan Cakupan Imunisasi Campak dengan Angka Insiden Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Petisah Medan Tahun 2012

keberhasilan vaksinasi polio yang diberikan secara oral. Meskipun demikian, umumnya kadar sIgA terhadap virus polio pada ASI sudah rendah pada waktu bayi berumur beberapa bulan Muslihatun, 2011. b. Faktor Genetik Penjamu Interaksi sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik. Secara genetik, respon imun manusia terbagi menjadi respon baik, cukup rendah terhadap antigen tertentu, tetapi terhadap antigen lain dapat sangat tinggi respon imunnya. Oleh karena itu sering ditemukan keberhasilan vaksinasi tidak sampai 100 Muslihatun, 2010. c. Kualitas dan Kuantitas Vaksin Cara pemberian vaksin akan mempengaruhi respon imun. Dosis yang terlalu tinggi menghambat respon imun yang diharapkan, sedangkan dosis terlalu rendah tidak merangsang sel-sel imunokompeten. Dosis yang tepat dapat diketahui dari hasil uji klinis, karena itu dosis vaksin harus sesuai dengan dosis yang direkomendasikan Muslihatun, 2011.

B. Penyakit Campak

a. Defenisi Campak Penyakit campak disebabkan oleh karena virus campak. Virus campak termasuk di dalam famili paramyxovirus. Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37 C. Toleransi terhadap perubahan PH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eteran cahaya. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek yaitu kurang dari 2 jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70 C. Campak Universitas Sumatera Utara merupakan penyakit akut akibat virus anggota keluarga Paramyxovirus. Virus itu ditularkan lewat udara. Gejala campak antara lain demam, batuk, pilek, dan mata merah. Ruam khas campak muncul tiga hari sejak demam. Ruam mulai timbul di leher, belakang telinga, serta perbatasan rambut di kepala dan dahi. Ruam kemudian menyebar ke seluruh muka, leher, perut, dada, punggung dan kaki. Campak kerap kali dianggap biasa dan remeh. Padahal, virus campak dapat menimbulkan komplikasi akibat infeksi saluran pernapasan, telinga tengah, otak, dan gangguan kekebalan tubuh yang memudahkan penularan penyakit lain IDAI,2011. Berdasarkan laporan Dirjen PP PL DepKes RI tahun 2009, pada tahun 2008 masih terdapat banyak kasus campak di seluruh Provinsi di Indonesia Dirjen PP PL DepKes RI. Demikian juga, KLB campak masih sering terjadi di Indonesia. Pada Tahun 2008, beberapa KLB terjadi terutama pada daerah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, misalnya di Bangka Belitung terjadi 6x KLB, di Jawa Barat 31, Jawa Tengah 12x dan Jawa Timur 32x. b. Tanda dan Gejala Gejala campak memang sulit dideteksi sejak dini dan hampir sama dengan penyakit flu biasa. Diawali dengan gejala batuk, demam pilek, lesu dan rewel karena suhu tubuh terus meninggi. Pada hari kedua timbul bintik putih Koplik’s Spot di sebelah dalam mulut, biasanya di depan gigi geraham lokasi timbulnya bercak umumnya di sekitar muka atau di belakang telinga. Kemudian menyusul ke depan telinga, muka dan kemudian menjalar ke leher sampai dada. Bercak tersebut sifatnya mengumpul. Ketika sudah menjalar ke tungkai kaki, bercak Universitas Sumatera Utara menyebar ke seluruh tubuh. Mata anak merah dan berair. Saat ruam campak sudah keluar, panas anak mulai turun. Bila sudah berubah menjadi bercak kecoklatan bararti anak sudah akan sembuh Kasdu, dkk, 2002. c. Diagnosis Campak Gejala klinik yang sangat khas dari penyakit campak adalah demam, ruam makulopapuler pada kulit, coryzapilek, batuk, konjungtivitis dan adanya spot koplik pada mukosa pipi. Umumnya dengan menemukan gejala- gejala ini sudah cukup untuk menegakkan diagnosis, terutama pada saat terjadinya wabah di masyarakat. Tetapi tidak semua tanda dan gejala ini dapat ditemukan pada setiap penderita penyakit campak. Disamping itu, beberapa dari gejala tersebut ditemukan pada penyakit lain. Manifestasi klinik sering mengalami modifikasi yaitu tanpa adanya demam atau ruam pada kulit. Hal ini sering ditemukan terutama terutama pada bayi yang sangat muda, penderita dengan imunocompromised, anak dengan malnutrisi dan seseorang yang sebelumnya telah mendapat imunisasi. Penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit lain seperti scarlet fever,rubella, infeksi parvovirus B19, meningococcemia, penyakit Kawasaki, sindrom shock toksik, dengue dan mungkin penyakit infeksi lain yang belum teridentifikasi. Ruam kulit yang khas pada penyakit berat mungkin sulit dibedakan dengan penyakit meningococcemia, atau scarlet fever Setiawan, 2008. Universitas Sumatera Utara d. Patogenesis Campak Penyakit campak adalah penyakit pada manusia, terutama menyerang anak-anak melalui saluran nafas. Penyakit ini mempunyai masa inkubasi 10-14 hari dan masa prodromal 2-3 hari,dengan gejala batuk, pilek, demam, dan konjungtivitis diikuti dengan munculnya ruam makulopopular yang khas pada kulit. Terjadinya ruam pada kulit bersamaan dengan munculnya responsium imun, dan selanjutnya diikuti dengan pemberantasan virus. Bila sembuh dari penyakit maka penderita mempunyai imunitas terhadap infeksi ulang virus campak dalam rentang waktu yang panjang. Bila monyet dipapar dengan orang yang terinfeksi virus campak tipe liar akan berkembang penyakit yang sama. Banyak pengetahuan kita tentang pathogenesis dan lokasi replikasi virus yang lebih mendetail berasal dari studi binatang menyusui bukan manusia Setiawan, 2008.

C. Imunisasi Campak