PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan soft drink dan mempunyai sumber air.
Sehingga harus diolah dan memantau kualitas airnya sendiri untuk mendapatkan kualitas air minum yang diinginkan. Banyak parameter yang digunakan untuk
memenuhi standard perusahaan. Salah satunya dilakukan analisa pencemaran bakteri terhadap kualitas air produksi untuk mengetahui jumlah bakteri yang
terdapat pada air treated dan air soft. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Cemaran Mikroba Pada Treated water dan Soft water
dengan Metode Rapid Test Agt Test di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan”.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah: a.
Untuk mengetahui jumlah cemaran mikroba dengan menggunakan alat Rapid Test yang terdapat pada treated water dan soft water di PT Coca-Cola Bottling
Indonesia Unit Medan. b.
Untuk mengetahui apakah jumlah cemaran mikroba dengan menggunakan alat Rapid test yang terdapat pada treated water dan soft water telah memenuhi
standard kualitas perusahaan di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan dan Standard Nasional Indonesia.
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pengujian ini adalah untuk meningkatkan kualitas air minum yang di produksi oleh PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan,
sehingga kualitas pada air minum yang diolah dapat memenuhi standart daripada perusahaan tersebut atau Standart Nasional Indonesia dan dapat layak dikonsumsi
oleh masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari sumber permukaan seperti sungai, kali dan danau. Persediaan air alamiah
semacam itu, terutama kali dan sungai, kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian, dan industri. Banyak penduduk kota tidak menyadari bahwa
air yang mereka pakai itu telah digunakan sebelumnya. Penggunaan kembali air merupakan suatu proses alamiah. Tetapi di masa kini ada pandangan baru
mengenai penggunaan kembali air. Meningkatnya jumlah penduduk, adanya kebutuhan akan air dalam jumlah banyak untuk keperluan industri maupun untuk
irigasi daerah pertanian, telah menciptakan tuntutan baru terhadap sumber air yang tersedia. Sejalan dengan hal tersebut, telah timbul minat terhadap
pengembangan metode-metode yang dapat diterima untuk membuat air “bebas pakai” menjadi aman dan sesuai untuk digunakan kembali Pelczar, 1988.
Kontaminan yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori: kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori
ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air. Dalam bab ini yang akan dibahas ialah kategori hayati. Karena mempunyai potensi untuk berlaku
sebagai pembawa mikroorganismepatogenik, air dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan. Patogen yang paling sering dipindahsebarkan kesehatan dan
kehidupan. Patogen yang paling sering dipindahsebarkan melalui air ialah yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan, yaitu demam tifoid dan paratifoid,
disentri basilar dan amebik, kolera dan virus enteric. Organisme penyebab penyakit-penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita
infeksi dan ketika dibuang dapat memasuki kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai air minum Pelczar, 1988.
2.2 Mikroorganisme sebagai indikator kualitas air
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-
uji yang digunakan hanya terhadap adanya terisolasinya mikroorganisme patogenik karena alas an sebagai berikut:
1. Kemungkinan besar patogen masuk kedalam air secara sporadic, tetapi
karena tidak dapat bertahan hidup lama maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.
2. Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan
patogen-patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratories yang digunakan.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau
lebih. Apabila ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan telah tereksposi
terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
2.2.1 Mikroorganisme indikator
Istilah “mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air
merupakan butki bahwa air tersebut terpopulasi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya, terdapat peluang bagi berbagai macam
mikroorganisme patogenik, yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut.
2.2.2 Beberapa ciri penting suatu organisme indikator
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen.
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari pada patogen.
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen hal ini
membuatnya mudah dideteksi. 8.
Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk
menentukan sesuai tidaknya untuk digunakan sebagai organisme indikator. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua
persyaratan suatu organism indikator yang ideal ialah Escherichia Coli dan kelompok bakteri koli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikator
polusi tinja yang dapat diandalkan Pelczar, 1988.