Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Hipotesis Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2002:203, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan menurut Sugiyono 2007:1, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian permasalahan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya Juliandi, 2013:90.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

lokasi atau tempat peneliti akan melakukan penelitian adalah di PT. Multi Structure Duri-Riau Jl. Raya Duri-Dumai, KM 4,5 Kulim Duri. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena peneliti ingin mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Multi Structure tersebut. Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Universitas Sumatera Utara

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian azuar Juliandi irfan, 2013;50. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di bagian Piping pada PT. Multi Structure yang kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah K3. Dimana jumlah dari seluruh karyawan bagian Piping yang ada di PT. Multi Structure Duri adalah 144 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi. teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling sampel acak sederhana yaitu sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel Ating dan Sambas, 2006:71. Peneliti menggunakan teknik ini sebab sampelnya refresentatif atau mewakili populasi, dan proporsional dengan prosesnya sederhana, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam penerimaan penyebaran sampel. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan rumus Slovin menurut Hussein Umar 2002:146 yaitu: n = N +Ne 2 Keterangan: Universitas Sumatera Utara n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di tolerir tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10 berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dari penelitian ini adalah : n = + x , 2 = 97 dibulatkan menjadi 100 orang.

3.4 Hipotesis

Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan model analisis yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H : pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan . H 1 : pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

3.5 Defenisi Konsep

Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas Independen dan variabel produktivitas kerja sebagai variabel terikat dependen. Kedua veriabel tersebut dioperasionalisasikan ke dalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Keselamatan Kesehatan Kerja mengacu pada kondisi fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut. Strategi atau upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 lima dimensi Jackson, Schuler Werner, 2011;289 : a. Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur mengidentifikasi bahaya atau risiko yang dapat muncul dalam lingkungan kerja. Setelah itu baru dilakukan pengawasan dan penilaian terhadap bahaya tersebut. b. Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja denganbaik merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dab meningkatkan keselamatan kerja. c. Pencegahan penyakit. Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kondisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera. Universitas Sumatera Utara d. Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai. e. Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pagawainya tetap sehat. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan keuntungan mereka. 2. Produktivitas kerja merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Dessler 2006;64. Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dapat dilihat dari 3 tiga dimensi: a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan. b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

3.6 Defenisi Operasional